12 September 2023 16:09 WIB
Penulis: Moh. Afaf El Kurniawan
Editor: RIzal Amril
Kabar mengenai sepi pengunjung di Pasar Tanah Abang telah menjadi viral di berbagai media sosial.
Dari beberapa unggahan di platform TikTok terlihat kondisi pasar yang sepi pengunjung dan banyak kios yang tutup.
Situasi ini telah berdampak pada penurunan yang signifikan dalam omzet penjualan, dan pedagang di Pasar Tanah Abang merasa sangat terdampak oleh situasi ini. Namun, bagaimana sebenarnya perkembangan terbaru di Pasar Tanah Abang?
Dalam sebuah video yang dibagikan oleh akun TikTok @tanahabangcollection, sejumlah pedagang mengeluhkan sepinya pasar karena tak ada pelanggan yang datang.
Menurutnya, kondisi sepi pelanggan tersebut telah terjadi sejak pandemi Covid-19 melanda pada 2020 lalu.
Akan tetapi, setelah pandemi telah tertangani, Pasar Tanah Abang tak kunjung ramai kembali.
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh akun @grosirbajuwanita dalam unggahan mereka.
Seorang pedagang mengakui perasaannya yang sedih karena barang dagangannya belum laku dengan baik, meskipun ia telah mencoba berbagai cara, termasuk berjualan secara langsung melalui media sosial.
"Dulu datang barang sekarung besar, sehari sudah habis. Sekarang sudah beberapa minggu, pajangan masih ini-ini aja. Padahal harga udah dimurahin banget. Jual online dan live dengan berbagai strategi tetap sulit ditembus," seperti yang tertera dalam unggahan pada Jumat, 11 Agustus 2023.
Unggahan ini juga mendapatkan banyak tanggapan dari warganet.
Banyak dari mereka berpendapat bahwa sepinya Pasar Tanah Abang bisa disebabkan oleh maraknya toko online yang menawarkan harga lebih terjangkau dibandingkan berbelanja langsung di toko fisik.
Melansir Antara, sepinya pelanggan yang datang ke Pasar Tanah Abang dipengaruhi oleh pola konsumsi masyarakat yang berubah sejak pandemi.
Hal tersebut membuat sejumlah pedagang memilih untuk menjual produknya secara daring.
Menurut pengelola Blok A Pasar Tanah Abang, sebanyak 20 persen pedagang di blok A kini telah beralih berjualan secara online.
Berdagang secara online menjadi alternatif sebagian pedagang untuk menyiasati sepinya pasar.
Ati, seorang pedagang sepatu di Blok A Pasar Tanah Abang, mengaku mendapatkan kenaikan profit semenjak mengalihkan penjualan ke platform daring sejak beberapa bulan lalu.
"Paling sedikit [dalam sehari] ada 60 sepatu yang terjual," kata Ati, dikutip dari Antara.
Akan tetapi, tak semua pedagang punya nasib mujur seperti Ati. Maya misalnya, salah satu pedagang tekstil di Pasar Tanah Abang tersebut justru memilih tetap berjualan secara offline.
Hal tersebut, menurutnya, dilakukan karena ia sempat beralih menjual barang secara online namun tidak meraih hasil optimal.
"Aduh parah banget ya, biasanya kan 2-3 orang masuk [toko], belanja. Ini [online] mah yang belanja cuman 1 yang masuk antrean segerombolan," katanya.
Manager Promosi Pasar Tanah Abang Blok A Hery Supriyatna menyatakan bahwa pihaknya kini tengah menjajaki kerja sama dengan platform belanja online.
Kerja sama tersebut, katanya, dilakukan untuk menjembatani para pedagang di Pasar Tanah Abang yang mulai beralih ke platform daring sebagai tempat berjualan.
"Kami akan mencoba memfasilitasi pedagang-pedagang ini, kita akan sediakan tempat, bekerja sama dengan platform online," katanya.
Akan tetapi, Hery menyatakan bentuk kerja sama Pasar Tanah Abang dengan platform jual beli online masih perlu dibicarakan lebih jauh.
"Yang penting kita bisa mengakomodir market baru ini supaya bisa juga dinikmati pedagang yang ada di sini," katanya.
KOMENTAR
Latest Comment