Pemerintah Didesak Segera Menyusun Masterplan Jika Rendang Diakui UNESCO

6 Dec 2024 03:58 WIB

thumbnail-article

Ilustrasi seorang pria mengaduk rendang di Padang. (Antara/Iggoy El Fitra) .

Penulis: Kitin Aprilia

Editor: Kitin Aprilia

Pengamat pariwisata dari Universitas Andalas, Sari Lenggogeni, menekankan pentingnya pembuatan masterplan oleh pemerintah untuk mempromosikan rendang sebagai warisan budaya tak benda. Menurutnya, rencana promosi harus terintegrasi baik secara offline maupun online, dengan memanfaatkan potensi ekonomi kreatif. Beberapa kota sudah memulai branding sebagai "city of rendang", dan pengembangan desa wisata pun perlu dipersiapkan sebagai bagian dari masterplan tersebut.

“Promosi dan komunikasi terintegrasi secara offline dan online-nya, dan secara ekonomi kreatif dipersiapkan. Beberapa kota sudah melakukan branding city of rendang, secara desa wisata rendang juga bisa dipersiapkan, masterplan-nya dipersiapkan,” terang Sari saat dihubungi di Jakarta, Rabu (3/12/2024), dikutip dari Antaranews.

Pengakuan dari UNESCO sendiri akan membawa dampak signifikan bagi rendang. Sari mencatat bahwa hampir 50 persen turis yang mengunjungi suatu negara adalah pemburu kuliner. Dengan rendang diakui secara global, potensi pariwisata Indonesia akan semakin meningkat. Rendang telah mendapat pengakuan internasional, termasuk masuk dalam daftar 50 makanan terlezat versi CNN. Hal ini menunjukkan bahwa cita rasa rendang telah diakui secara luas.

Potensi ekonomi kreatif terkait rendang juga sangat besar. Pembentukan masterplan dapat menciptakan peluang kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal. Sari menambahkan bahwa rendang bukan hanya sekadar makanan tetapi juga memiliki banyak varian yang menarik bagi berbagai kalangan, memperluas pasar dan daya tariknya.

Dampak Rendang dalam Pariwisata

Rendang memiliki posisi yang kuat dalam industri kuliner baik di dalam negeri maupun di kancah internasional. Sari mengungkapkan bahwa masyarakat internasional mulai mengenal rendang sebagai salah satu hidangan khas Indonesia yang patut dicoba. Ini berdampak pada reputasi Indonesia dalam peta kuliner dunia.

Populasi foodies di Sumatera Barat cukup besar dan hal itu mendorong semakin banyaknya rumah makan menyajikan rendang. Sari mencatat bahwa kuliner menjadi salah satu daya tarik teratas di sektor pariwisata, baik untuk wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini menunjukkan bahwa rendang dapat menjadi salah satu magnet wisata yang kuat.

“Ini akan memperkuat branding Sumatera Barat sebagai core dari slowfood tourism yang otentik. Sama halnya dengan pizza di Italia, teh China dan lainnya, semua akan mencari city of origin-nya,” ujarnya.

Keberadaan branding yang jelas dan terintegrasi dapat mengangkat citra tempat asal rendang. Pembangunan branding kota dan desa wisata berbasis rendang dapat menarik lebih banyak wisatawan. Dengan demikian, masyarakat lokal dapat terlibat dalam pengembangan pariwisata berbasis kuliner, menciptakan sinergi antara tradisi dan modernitas.

Kolaborasi untuk Meningkatkan Promosi

Pemerintah bersama komunitas lokal perlu berkolaborasi untuk meningkatkan promosi rendang. Hal ini meliputi kerjasama dengan pelaku industri kuliner lokal dan pengusaha kecil, untuk menguatkan keberadaan rendang dalam promosi pariwisata. Kerjasama ini penting untuk menciptakan ekosistem yang saling mendukung antara berbagai pihak.

Pemanfaatan strategi pemasaran digital juga tidak kalah penting. Penguatan pemasaran digital dapat menjangkau audiens yang lebih luas, bahkan di luar negeri. Sari mendorong pemerintah untuk melakukan promosi rendang melalui platform online, media sosial, dan situs web pariwisata. Dalam dunia digital, konten berkualitas akan berguna untuk menarik perhatian pengunjung.

Penyelenggaraan event-event nasional dan internasional yang menonjolkan rendang juga dapat meningkatkan brand awareness. Melalui acara-acara seperti festival kuliner atau pameran internasional, rendang dapat diperkenalkan dengan cara yang lebih menarik. Sari menegaskan bahwa kegiatan seperti ini tidak hanya berdampak pada promosi tetapi juga pada kerjasama antar negara.

Memperkuat Identitas Budaya Sumatera Barat

Rendang tidak hanya sekadar hidangan tetapi juga memiliki narasi dan filosofi yang kaya. Kisah di balik pembuatannya, seperti ketahanan dan kebijaksanaan, menciptakan daya tarik tersendiri. Sari menyebutkan bahwa rendang berfungsi sebagai simbol ketahanan budaya Sumatera Barat, dan merupakan bagian penting dari warisan masyarakat.

Melalui makanan seperti rendang, budaya lokal dapat dipertahankan dan diperkuat. Ini menunjukkan bagaimana makanan berfungsi sebagai jembatan antara generasi dan sebagai alat untuk memahami identitas budaya. Hasilnya, generasi mendatang dapat mewarisi kekayaan budaya tersebut dan menghargainya dalam konteks modern.

Pentingnya pendidikan dalam kuliner juga tidak dapat diabaikan. Sari menyerukan perlunya edukasi kuliner sebagai bagian dari masterplan. Masyarakat perlu diajarkan mengenai cara memasak rendang dan nilai-nilai yang terkandung dalam prosesnya. Ini bukan hanya menciptakan keahlian tetapi juga memperkaya pemahaman tentang warisan budaya yang ada.

Dalam rangka mendukung pengakuan rendang oleh UNESCO, penyusunan masterplan menjadi krusial agar semua elemen terkait dapat berkontribusi secara optimal dalam mempromosikan rendang dan kebudayaan Minangkabau.

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER