Penyebab PHK PT Yihong Sebanyak 1126 Buruh Setelah Aksi Mogok

8 Apr 2025 15:04 WIB

thumbnail-article

Pekerja saat melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Bupati Cirebon, Jawa Barat, Selasa (11/3/2025), terkait kasus PHK sepihak pada buruh di PT Yihong Novatex Indonesia. Sumber: ANTARA.

Penulis: Margareth Ratih. F

Editor: Margareth Ratih. F

Pemberhentian hubungan kerja (PHK) massal yang menimpa 1.126 buruh PT Yihong Novatex Indonesia di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, terjadi setelah serangkaian aksi mogok kerja yang berlangsung selama lima hari. Aksi mogok ini dipicu oleh ketidakpuasan para karyawan terhadap kebijakan manajemen yang mengakibatkan pemutusan kontrak tiga orang karyawan.

Keputusan untuk mogok dilakukan sebagai bentuk protes kolektif, di mana para buruh menuntut pengembalian rekan-rekan yang di-PHK serta perubahan status dari pekerja kontrak menjadi karyawan tetap. Mogok kerja yang semula bertujuan untuk menunjukkan solidaritas dapat mengarah pada konsekuensi yang lebih luas, yaitu penutupan total pabrik.

Kepala Bidang Hubungan Industrial Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat, Firman Desa, membenarkan bahwa mogok kerja menjadi pemicu tutupnya operasional pabrik alas kaki itu, sekaligus pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari seribu buruh. "Kalau ditarik kesimpulan, PHK massal ini dipicu dari demo mogok kerja empat hari berturut-turut," kata Firman saat dihubungi, Senin (7/4/2025).

Keputusan manajemen PT Yihong

Manajemen PT Yihong, terpaksa mengambil keputusan ekstrim untuk menghentikan seluruh operasional pabrik setelah mogok kerja yang berkepanjangan. Langkah ini diambil dalam konteks melihat dampak finansial yang ditimbulkan akibat gangguan pada proses produksi dan pengiriman barang. Beberapa mitra perusahaan membatalkan pesanan sebagai akibat tidak terpenuhinya komitmen pengiriman, yang berujung pada kerugian signifikan bagi perusahaan. Hal ini jelas menunjukkan bahwa tindakan mogok tersebut mengakibatkan konsekuensi yang lebih jauh dari yang diharapkan oleh para buruh yang beraksi.

Dampak aksi terhadap karyawan

Dampak dari keputusan manajemen tidak hanya dirasakan oleh pihak perusahaan, tetapi juga menyentuh kehidupan para buruh. Mereka yang berasal dari beragam latar belakang kini harus menghadapi kenyataan pahit kehilangan pekerjaan. Kehilangan penghasilan secara tiba-tiba ini menciptakan ketidakpastian finansial bagi ratusan keluarga, yang menggambarkan betapa pentingnya interaksi antara manajemen dan karyawan dalam menjaga stabilitas operasional sebuah perusahaan.

Penyebab utama PHK 1.126 karyawan

Protes terhadap penghentian kontrak

Salah satu pemicu utama PHK massal ini adalah protes yang muncul akibat keputusan perusahaan untuk tidak memperpanjang kontrak kerja tiga karyawan. Protes ini menciptakan ketidakpuasan yang meluas di kalangan pekerja. Para buruh merasa bahwa keputusan tersebut tidak hanya merugikan ketiga rekan mereka, tetapi juga berpotensi menegasikan hak mereka sebagai buruh yang berkontribusi pada perusahaan. Kekecewaan ini mengakibatkan mereka mengambil langkah radikal dalam bentuk mogok kerja.

Tuntutan perubahan status karyawan

Selain mempertanyakan kebijakan pemutusan kontrak, para pekerja juga mengangkat tuntutan untuk mengubah status mereka dari Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) menjadi karyawan tetap. Tuntutan ini sejalan dengan hasil pemeriksaan nota pengawas ketenagakerjaan yang merekomendasikan agar status karyawan diperbaiki. Namun, manajemen menolak tuntutan ini dengan alasan bahwa status pekerja kontrak memungkinkan perusahaan untuk lebih fleksibel dalam hal pengelolaan sumber daya manusia. Respons yang kurang memadai ini memperburuk hubungan antara manajemen dan karyawan.

Respons manajemen terhadap tuntutan

Manajemen tidak dapat memenuhi tuntutan para pekerja dan tetap pada pendiriannya terkait keputusan pemutusan kontrak. Mereka menjelaskan bahwa keputusan tersebut diambil berdasarkan pertimbangan performa kerja dan status kontrak yang telah berakhir. Kapasitas manajerial yang kurang responsif terhadap suara buruh berkontribusi pada escalasi konflik, yang akhirnya mencapai puncaknya pada aksi mogok kerja. Sikap ini jelas terlihat sebagai salah satu faktor utama dalam terjadinya PHK massal.

Implikasi sosial dan ekonomi

Kerugian finansial bagi perusahaan

Tindakan mogok kerja yang berlangsung selama lima hari menyebabkan perusahaan mengalami kerugian finansial yang cukup besar. Banyak mitra perusahaan membatalkan pesanan, dan hal ini berimbas langsung pada pendapatan serta reputasi perusahaan. Penutupan pabrik bukan hanya membawa dampak pada karyawan, tetapi juga menciptakan ketidakpastian di kalangan pelanggan dan pemasok yang bergantung pada kelangsungan bisnis PT Yihong.

Kehilangan pekerjaan bagi buruh

Kehilangan pekerjaan bagi 1.126 buruh menciptakan dampak sosial yang besar. Mereka yang sebelumnya bergantung pada pendapatan dari pekerjaan ini kini harus mencari alternatif, yang tidak mudah dilakukan di tengah persaingan pasar kerja yang ketat. Hilangnya pendapatan ini juga dapat menyebabkan masalah sosial di masyarakat sekitar, seperti meningkatnya angka kemiskinan dan ketidakstabilan emosional bagi buruh dan keluarganya.

Upaya mediasi dan penyelesaian

Pertemuan antara pihak terkait

Sebagai upaya untuk menyelesaikan konflik yang terjadi, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat mengadakan pertemuan antara manajemen PT Yihong, perwakilan karyawan, dan serikat pekerja. Pertemuan ini bertujuan untuk menemukan jalan keluar dan mencegah situasi serupa terjadi di masa depan. Namun, dalam pertemuan ini, baik pihak manajemen maupun buruh mempertegas posisi masing-masing.

Hasil mediasi dan tindak lanjut

Sayangnya, pertemuan yang dilakukan tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Manajemen tetap pada keputusan untuk tidak memperpanjang kontrak ketiga karyawan yang menjadi fokus konflik, sementara buruh bersikukuh pada tuntutan mereka. Ketidakcocokan antara kedua pihak ini menggambarkan perlunya pendekatan lebih konstruktif untuk menyelesaikan isu-isu ketenagakerjaan di PT Yihong.

Harapan untuk penyelesaian yang baik

Ke depan, harapan untuk penyelesaian yang lebih baik dalam konflik pekerja-perusahaan menjadi penting. Dengan lebih banyak komunikasi dan pengertian dari kedua belah pihak, diharapkan masalah serupa dapat dihindari. Pendekatan mediasi yang lebih inklusif, serta pemahaman terhadap aspirasi dan hak pekerja, akan menjadi langkah penting dalam menciptakan hubungan industri yang harmonis. Dialog yang konstruktif menjadi kunci untuk memulihkan kepercayaan di antara pekerja dan manajemen di PT Yihong, serta untuk mendorong keberlanjutan operasional perusahaan yang berstanar baik. 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER