Pernyataan Benny Mamoto Disorot Eks Kabais & Susi: Bisa Kena UU ITE dan Diminta Nonton Lagi Sambil Ngopi

11 Aug 2022 08:08 WIB

thumbnail-article

null

Penulis:

Editor: Akbar Wijaya

Susi Pudjiastuti minta Benny Mamoto tonton ulang video confrence-nya sendirian sambil ngopi.


Kapolri Listyo Sigit Prabowo memastikan tidak ada peristiwa tembak menembak dalam tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat di rumah dinas Irjen Pol Ferdy Sambo bilangan Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).

Listyo mengatakan berdasarkan hasil penyelidikan dan penyidikan timsus, Brigadir Yosua mati karena ditembak oleh Bharada Eliezer atas perintah Ferdy Sambo.

“Ditemukan perkembangan baru bahwa tidak ditemukan fakta peristiwa tembak menembak seperti yang dilaporkan awal. Tim Khusus menemukan bahwa peristiwa yang terjadi adalah peristiwa penembakan terhadap saudara J (Yosua) yang menyebabkan saudara J (Yosua) meninggal dunia yang dilakukan oleh saudara RE (Bharada E) atas perintah saudara FS (Ferdy Sambo)," kata Sigit di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (9/8/2022).

Keterangan Kapolri menggugurkan seluruh informasi yang disampaikan sejumlah pihak pada awal kasus bahwa Brigadir Yosua mati karena aksi tembak menembak dengan Bharada E yang dipicu pelecehan seksual terhadap Putri Candrawati, istri Ferdy Sambo .

Salah satu pihak yang menyampaikan narasi tersebut berulang-ulang ke media ialah Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto.

Belakangan nama Benny dan pernyataan-pernyataannya di media terkait penyebab kematian Brigadir Yosua viral di media sosial.

Apa saja yang pernah ia katakan?

Berawal dari Pelecehan

Benny Mamoto mengamini keterangan dari Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan dan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto bahwa Brigadir Yosua melecehkan Putri Candrawati di kamar pribadinya di rumah dinas Irjen Pol Ferdy Sambo bilangan Duren Tiga,  Pancoran, Jakarta Selatan.

Kepada media Benny mengungkapkan tewasnya Brigadir Yosua berawal dari pelecehan seksual yang dilakukanya kepada istri Ferdy Sambo Putri Candrawati.

Pelecehan itu, masih kata Benny, didengar Bharada E dan langsung mengecek ke lokasi kejadian yakni kamar pribadi Sambo dan Putri. Yang terjadi kemudian adalah Brigadir Yosua menodongkan senjata ke arah Bharada E dan terjadilah tembak menembak.

"Jadi kasus ini kan memang berawal dari terjadinya pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J, dia masuk ke kamar kemudian istri Kadiv Prompam teriak, Brigadir E mendengar, langsung turun untuk mengecek ada kejadian apa,” ujar Benny.

Yosua Todongkan Senjata Lebih Dahulu

Benny mengatakan Brigadir Yosua lebih dahulu menodongkan senjata kepada Bharada E yang memergokinya melakukan pelecehan seksual.

“Setelah turun ternyata ditemui disitu ada Brigadir J yang justru malah menodongkan senjata kemudian melakukan tembakan, nah kemudian terjadilah tembak-menembak yang akhirnya Brigadir J meninggal dunia,” kata Benny.

Tembakan Yosua Meleset karena Panik

Salah satu pertanyaan publik, termasuk pihak keluarga Brigadir Yosua terkait aksi tembak-menembak tersebut adalah mengapa tidak ada satu pun peluru yang dimuntahkan Brigadir Yosua mengenai tubuh Bharada E. 

Benny menerangkan hal ini terjadi karena Brigadir Yosua dalam kondisi panik sehingga tidak fokus membidikan senjatanya.

"Mungkin ini orang sering bertanya dalam kasus ini kenapa tujuh tembakan Brigadir J ga ada yang kena, sementara lima tembakan Bharada E itu kena semua. Nah yang pertama perlu dijelaskan bahwa kondisi Brigadir J ini dalam keadaan panik, dalam keadaan tidak fokus untuk membidikan senjatanya karena kaget ketauan, sehingga arah tembakannya tidak menentu, di samping itu juga terhalang oleh tangga," sambung Benny.

Sedangkan tembakan Bharada E bisa mengenai Brigadir J karena menurut Benny saat itu ia berada dalam posisi di atas sehingga bisa fokus mengarahkan senjatanya. “Sehingga memudahkan ia membidik,” katanya.

Untuk lebih meyakinkan publik Benny mengatakan Bharada E merupakan juara menembak di Brimob sehingga bidikannya tepat.

Bantah Ada Luka Sayatan dan Lebam di Jenazah Brigadir Yosua

Benny juga membantah kabar luka sayatan di jenazah Brigadir Yosua yang sempat ditanyakan pihak keluarga. Ia mengatakan luka di jenazah Brigadir Yosua akibat serempetan peluru bukan sayatan.

“Beredarnya isu masalah ada luka sayatan kemudian ada luka-luka lebam dan sebagainya itu juga sudah kami klarifikasi, kami melihat langsung foto-fotonya tidak ada luka sayatan. Yang ada adalah luka bekas serempetan peluru atau pecahan peluru. Kalau luka sayatan kan itu tipis seperti kena pisau, ini tidak,” kata Benny.

Terlambat Diinformasikan karena Idul Adha

Pertanyaan lain publik terkait kematian Brigadir Yosua adalah mengapa polisi baru memberi keterangan ke wartawan tiga hari setelah kejadian. Benny menjelaskan hal ini terjadi karena kejadian bertepatan dengan hari Idul Adha.

“Kenapa peristiwa Jum’at baru Senin disampaikan. Ya kita semua tahu kan itu hari raya Idul Adha dan kejadiannya sore, sehingga polisi fokus untuk olah TKP, untuk mengumpulkan bukti dan tentunya semua orang sedang liburan atau merayakan Idul Adha, sehingga tidak fokus ke sana,” katanya.

Belakangan investigasi dari timsus menyatakan bahwa terjadi tindakan tidak profesional yang dilakukan sejumlah personel Polri dalam olah TKP pascapenembakan.

Yakin Sudah Mengecek Keterangan Pihak Kepolisian

Benny meyakinkan publik bahwa narasi yang ia sampaikan mengenai kronologi kematian Brigadir Yosua berangkat dari pemeriksaan langsung terhadap bukti-bukti yang ada di lapangan. Artinya, ia tidak sekadar menerima begitu saja keterangan yang disampaikan pihak Polres Jakarta Selatan.

"Kebetulan saya tadi turun langsung mendengar dari tim penyidik, dari Polres Jakarta Selatan. Saya perlu turun karena banyaknya silang informasi yang membuat bingung masyarakat, sehingga saya turun langsung, mendengar langsung, melihat langsung bukti-bukti yang ada, termasuk foto-foto yang ada," ucap Benny.

Belakangan dalam wawancara dengan CNN Indonesia Benny mengatakan ia hanya menyampaikan keterangan yang disampaikan Kapolres Jakarta Selatan  Kombes Budhi Herdi Susianto (kini nonaktif). 

Namun gara-gara itu ia dibully dihabis-habisan

"Contoh, saya di-bully habis-habisan gara-gara mengutip pernyataan Kapolres Jaksel. Kan saya cek ke sana, ada kendala atau tidak, ya itu yang saya terapkan," kata Benny dikutip dari siaran CNN Indonesia TV, Rabu (10/8/2022)

Eks Kabais: Benny Bisa Kena UU ITE dan KUHP

Eks Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) Soleman B. Ponto mengkritik keterangan awal Benny terkait kronologi kematian Brigadir Yosua. Menurut Ponto mestinya Benny menjadi pihak yang turut diperiksa terkait penyesatan informasi kepada publik atas kematian Brigadir Yosua.

“Harusnya dia bisa dikenakan UU ITE Pasal 28, itu berita bohong semua,” kata Ponto kepada wartawan, Selasa (9/10/2022).

Bukan cuma itu, Ponto mengatakan apa yang dilakukan Benny bisa masuk dalam kategori tindak pidana menghalangi proses hukum (obstruction of justice). 

“Bisa itu dia kena Pasal 221 KUHP,” katanya.

Ponto menolak dalil Benny bahwa ia sekadar meneruskan pernyataan Kapolres Jakarta Selatan. Pasalnya saat memberikan keterangan kepada media Benny memastikan ia juga ikut mengecek bukti-bukti yang ada di TKP.

“Dia bilang dia datang ke situ (TKP), dia lihat ke situ,” ujar Ponto.

Menurut Ponto Kompolnas sebagai lembaga pengawas polisi mestinya menjadi pihak yang paling skeptis dengan keterangan polisi karena sarat kejanggalan. Bukan malah justru begitu saja menerima dan mengamplifikasi informasi itu seolah sebagai kebenaran.

“Kalau sebagai Kompolnas dia tidak yakin ya jangan disampaikan.”

Susi Minta Benny Tonton Ulang Pernyataannya

Viralnya pernyataan lama Benny turut menuai respons eks Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudji Astuti. Ia meminta Benny untuk menonton ulang pernyataan sendiri.

"Mestinya Pak Ketua Kompolnas juga nonton video conference Bapak. Nonton sendirian lebih baik amati dan dengarkan dengan seksama kata-kata Bapak. Bila perlu sambil minum kopi," ujarnya.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER