LRT Jabodebek Bermasalah Dua Kali Dalam Sehari, Pihak LRT Minta Maaf

31 Agustus 2023 10:08 WIB

Narasi TV

Kereta LRT . Sumber: Antara.

Penulis: Rusti Dian

Editor: Margareth Ratih. F

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta maaf atas gangguan LRT Jabodebek yang terjadi hari ini (30/8/2023). Gangguan ini terjadi dua kali hingga penumpang harus dipindahkan ke kereta lain lantaran LRT sempat terhenti lama.

“Kereta api ini adalah karya bangsa, pasti banyak yang kita baru belajar,” ujar Budi saat ditemui di Kompleks DPR RI, dilansir dari kumparan.com. 

Diketahui pada hari ketiga beroperasi, LRT Jabodebek sempat mengalami masalah. Pertama adalah ketika AC di salah satu rangkaian kereta (train set) sempat mati selama 50 detik di Stasiun Halim.

Menurut Manager Public Relations LRT Jabodebek Kuswardoyo, kematian listrik tersebut karena adanya gangguan pada TPSS listrik. Akibatnya, operasional LRT pun terganggu. Namun peristiwa ini bisa ditangani dengan cepat sehingga kereta bisa berjalan normal.

Masalah selanjutnya adalah ketika pintu LRT Jabodebek jalur Bekasi mengalami gangguan karena tidak bisa menutup. Menyikapi hal itu, pihak LRT Jabodebek dan PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA menarik rangkaian kereta yang bermasalah. Penarikan tersebut dalam rangka investigasi dan perbaikan.

“Kami mohon maaf atas gangguan yang terjadi pada perjalanan LRT hari ini dan mengakibatkan kekurangnyamanan bagi pengguna jasa LRT Jabodebek,”tutup Kuswardoyo, dilansir dari kumparan.

Berbagai masalah LRT

Tiga hari LRT Jabodebek beroperasi secara komersial, namun transportasi ini banyak menuai kritik dari publik. Selain dua masalah yang terjadi Rabu pagi, rupanya LRT juga mendapat kritik soal keterlambatan perjalanan.

Menurut Kuswardoyo, keterlambatan ini disebabkan jarak waktu kedatangan antar kereta mencapai 20 menit. Frekuensi dan trainset masih terbatas mengikuti grafik perjalanan kereta sesuai yang ditetapkan Kementerian Perhubungan.

Kritik lain adalah soal pintu kereta LRT Jabodebek yang dinilai terlalu rendah. Hal tersebut langsung diluruskan oleh pihak LRT. Menurut mereka, ukuran pintu tersebut menyesuaikan dengan rata-rata tinggi badan orang Indonesia.

“Sarana kereta untuk commuter itu memang seperti itu, standarnya seperti itu. Tingginya sudah disesuaikan dengan tinggi rata-rata orang Indonesia,”jelas Kuswardoyo pada Selasa (29/8/2023) dilansir dari detikNews.

Ia pun meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi ketika ada warga negara asing (WNA) yang harus menunduk ketika masuk ke dalam LRT.

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR