"Perbedaan pendapat itu wajar, namun koalisi kita memang sudah rapuh. Tidak ada komitmen penuh untuk kemenangan."
Ajakan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Ahmad Syaikhu agar partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan menolak pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur ditanggapi dingin oleh PKB dan Partai Nasdem.
Kedua partai tidak bersikap tegas mendukung atau menolak gagasan tersebut.
Pengamat politik dan Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai perbedaan pendapat soal IKN tidak akan membuat Koalisi Perubahan pecah, namun hal ini menunjukkan rapuhnya soliditas koalisi.
"Perbedaan pendapat itu wajar, namun koalisi kita memang sudah rapuh. Tidak ada komitmen penuh untuk kemenangan," kata Pangi saat dihubungi Narasi, Kamis (30/11/2023).
Pangi mengatakan koalisi politik di Indonesia saat ini berbasis transaksi dan pragmatisme, bukan pada ideologi atau program.
"Koalisi kita sebenarnya hanya sebuah pertunjukan. Tidak ada kejelasan ideologi atau platformnya," lanjut Pangi.
Di sisi lain Pangi menilai sikap PKS menolak pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur merupakan strategi untuk menarik segmen pemilih yang tidak puas dengan pemerintahan Joko Widodo.
"Sekitar 25% masyarakat tidak puas dengan pemerintahan Jokowi, angka yang signifikan," ujar Pangi.
Menurutnya, PKS mengidentifikasi segmen masyarakat yang menentang pemindahan ibu kota, sekitar 42%, sebagai target mereka. Pangi menilai langkah PKS ini sebagai upaya untuk meningkatkan elektabilitas dengan menyoroti isu pembangunan IKN, menarik perhatian mereka yang kontra terhadap proyek tersebut, dengan harapan mereka akan memilih PKS.