Polres Metro Bekasi Bantah Hentikan Laporan KDRT Mega Suryani, Komnas Perempuan Minta Laporan Serupa Diseriusi

15 September 2023 08:09 WIB

Narasi TV

Ilustrasi KDRT/ Shutterstock

Penulis: Jay Akbar

Editor: Akbar Wijaya

Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kompol Gogo Galesung membantah telah menghentikan laporan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang diajukan Mega Suryani Dewi sebelum dibunuh suaminya di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.

Kepada wartawan Gogo mengatakan setelah menerima laporan Mega pihaknya menyarankan untuk melakukan visum.

"Jadi dia bikin laporan polisi, setelah itu kami arahkan untuk visum, visum keluar, dia serahkan, terus pulang," ujar Gogo, Rabu (13/9/2023).

Hasil visum kemudian diserahkan Mega. Namun, ketika akan dipanggil untuk dimintai keterangan, Gogo mengatakan Mega tidak hadir.

"Saat jadwal dia datang mau diperiksa, pada saat itu dia enggak datang, kami telepon pastinya kalau pelapor enggak datang ini gimana. Mega enggak angkat telepon," katanya.

Gogo mengaku punya bukti yang berisi pesan Mega tidak bisa datang karena tak mendapat cuti kerja dan sudah kembali dengan suaminya.

"Dia WA bilang kalau dia enggak bisa datang karena dia belum dapat cuti kerja dan dia sudah rukun lagi sama suaminya," imbuhnya.

Kata Gogo, Mega berencana untuk mencabut laporannya. Akan tetapi, korban tidak kunjung datang ke Mapolres Metro Bekasi. Gogo pun membantah pihaknya menghentikan laporan KDRT Mega. Justru mereka menanti kejelasan dari pihak Mega selaku korban pelapor.

"Iya enggak dihentikanlah, masa dihentikan, soalnya kan dia enggak mencabut secara resmi cuma WA doang," ujarnya.

Karena itu, Gogo juga ingin menanyakan mengapa keluarga korban mengatakan kalau polisi menyetop laporan KDRT tersebut.

"Makanya kami juga mau tanya juga ke keluarganya (kenapa bilang distop). Kami ada semua buktinya, sudah telepon, sudah di WA, dia (Mega) sendiri yang menjawab gitu," ungkap Gogo.

Senada dengan Polres Metro Bekasi, Linda yang merupakan ibu Mega juga mengatakan laporan putrinya telah diterima pihak kepolisian.

Dikutip dari detikcom, Lida mengatakan pihaknya memang sudah menerima surat panggilan untuk Mega terkait laporannya. Namun karena kesibukan Mega tidak dapat memenuhi undangan.

"Bahwasanya benar dari Kapolres sudah ada undangan berupa surat datang ke rumah saya. Dan saya sudah kasih ke anak saya. Beberapa hari dari itu, anak saya dapat telpon dari Polwan untuk menindaklanjuti kasus tersebut. Dan sampai sekarang masih berlanjut. Tapi mungkin anak saya lagi sibuk, jadi tidak sempat klarifikasi," kata Linda, Kamis (14/9/2023).

Linda juga berterima kasih kepada pihak kepolisian yang menindaklanjuti laporan Mega, termasuk kasus pembunuhan yang ada.

"Saya juga berterima kasih kepada Kapolres, Kasat Reskrim dan Polsek Cikarang Barat dengan menindaklanjuti kasus ini. Terimakasih sedalam-dalamnya," ujarnya.

Laporan KDRT Harus Diseriusi

Anggota Komnas Perempuan Bahrul Fuad mengatakan polisi harus serius menangani laporan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) masyarakat. Hal ini disampaikan Fuad terkait kabar bahwa laporan Mega Suryani, ibu yang menjadi korban KDRT tidak ditindaklanjuti hingga ia tewas ditangan suaminya.

"Aparat penegak hukum dapat berkoordinasi dengan dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (DP3A) setempat untuk mendapatkan layanan pendampingan dan layanan lain yang dibutuhkan oleh korban, termasuk juga berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan komunitas dimana korban bertempat tinggal," kata Bahrul Fuad saat dikutip Antara di Jakarta, Rabu (13/9/2023).
 
Komnas Perempuan pun meminta aparat penegak hukum agar melihat kasus ini secara komprehensif dan memperhatikan aspek kerentanan perempuan sebagai korban kekerasan dengan mengaitkan dengan konteks sosio kultural di Indonesia.
 
Komnas Perempuan berpandangan dalam kasus kekerasan terhadap perempuan di ranah privat atau yang biasa disebut sebagai KDRT, perempuan sebagai korban dapat mengalami lebih dari satu bentuk kekerasan yang terjadi secara berulang dan berkelanjutan.
 
Menurut dia, KDRT memiliki pola, yaitu meningkatnya ketegangan di antara pasangan, terjadi kekerasan, baik kekerasan fisik, psikis, seksual, dan atau ekonomi.
 
Kemudian pelaku minta maaf dan memasuki masa ‘bulan madu’, kemudian selanjutnya hubungan keduanya kembali terlihat 'membaik'.
 
"Siklus ini dapat terus berulang dan tidak sedikit berujung pada pembunuhan atau kematian pada perempuan," kata Bahrul Fuad.

Sahabat Cerita Laporan Mega Jalan di Tempat

Sejak menikah pada 2020 lalu, percekcokan kerap mewarnai rumah tangga Mega Suryani dan sang suami Nando Kusuma Wardana.

Berulangkali saat percekcokan terjadi Nando tak segan melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dalam bentuk serangan fisik kepada Mega.

Thami, salah seorang sahabat almarhumah mengungkapkan, sebelum dibunuh sang suami Mega sempat curhat ke dirinya. Dalam curhatnya Mega mengatakan ia merasa sendiri menghadapi masalah rumah tangganya.

"Sebelumnya dia curhat sama aku katanya gak ada yang bantuin dia," tulis Thami di akun TikTok miliknya.

Thami mengatakan Mega pernah membuat laporan ke polisi dan berkali-kali melakukan visum namun tetap diabaikan.

"Sebelumnya dia (korban) curhat sama aku katanya gak ada yg bantuin dia. Sudah dilaporin polisi jg klo duit gk ada gk direspon. Udah bolak balik visum nyatanya gak ada action apapun," tulis Thami.

Thami menanmbahkan Mega bahkan sempat memberikan uang ke polisi agar laporannya bisa ditindaklanjuti, namun nihil belaka.

"Bahkan udh bayar kluar duit, semua udah dilakuin," jelas Thami.

Mendengar curhatan Mega, Thami akhirnya menyarankan agar sahabatnya itu berpisah dari suaminya. Namun ternyata Mega lebih memilih memaafkan Nando.

"Sudah diberikan solusi untuk berpisah. Tapi nyatanya msh mau maafin tersangka. Terus kita orglain bisa apa udah nasehatin bantu kasih jalan dll untuk berpisah," kata Thami.

Deden, katak dari almarhum Mega mengungkapkan adiknya sempat melapor ke polisi perihal KDRT yang kerap dialami. Laporan itu disampaikan pada 7 Agustus 2023.

Namun entah apa sebabnya polisi tidak menindaklanjuti aduan Mega. Deden menyebut alasan laporan ditolak karena Nando ketika itu membantah telah melakukan KDRT

"Dari pihak pelaku menyangkal dan (polisi) memutuskan untuk disetop," kata Deden dikutip dari Tribunnews.com.

Mega Suryani tewas dibunuh suaminya Nando Kusuma Wardana di rumah kontrakan mereka di Cikedokan RT 01/RW 04, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, pada Kamis malam (7/9/2023).

Nando tega melukai leher Mega dengan senjata tajam di depan kedua balita mereka hanya lantaran tersinggung dengan ucapan Mega saat kedua cekcok mengenai masalah ekonomi.

Setelah membunuh Mega, Nando menyerahkan kedua anak mereka ke orang tua Mega.

Jenazah Mega kemudian ditemukan oleh ibunya pada Sabtu (9/9/2023) dini hari di kontrakan dalam keadaan fisik Mega ditutup dengan selimut.

Nando memutuskan menyerahkan diri ke Polsek Cikarang Barat didampingi orang tuanya setelah lebih dari 24 jam sejak pembunuhan dilakukannya.

Sumber: Antara

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR