Profil 11 Panelis Debat Pilpres 2024 Ronde Ketiga

7 Jan 2024 20:01 WIB

thumbnail-article

Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo (kiri) berbincang dengan capres nomor urut satu Anies Baswedan usai tiba di lokasi debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).  ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.

Penulis: Elok Nuri

Editor: Rizal Amril

Debat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 ronde ketiga berlangsung pada Minggu (07/01/2024) di Istora Senayan, Jakarta. 

Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan 11 panelis untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan kepada ketiga capres, yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo dalam debat.

Adapun tema debat capres yang akan dibahas adalah “Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, Globalisasi, Geopolitik, dan Politik Luar Negeri”.

Profil 11 panelis debat Pilpres 2024 ronde ketiga

Berikut profil 11 orang panelis dalam debat Pilpres 2024 ronde ketiga yang berlangsung pada Minggu.

1. I Made Andi Arsana

I Made Andi Arsana adalah dosen dan peneliti di Departemen Geodesi Universitas Gadjah Mada (UGM)

Ia memperoleh gelar PhD Hukum Laut Internasional dari Australian National Centre for Ocean Resources and Security (ANCORS), University of Wollongong (2008-2014). 

Sementara gelar masternya ia dapatkan dari University of New South Wales, Australia, dengan fokus bidang penentuan batas maritim antara Indonesia dan Timor Leste. 

Ia juga merupakan alumnus UN-Nippon Foundation Fellowship, sebuah program penelitian dan magang yang diselenggarakan oleh Divisi PBB untuk Urusan Kelautan dan Hukum Laut (DOALOS).

2. Angel Damayanti

Kedua ada Angel Damayanti, ia adalah Guru Besar Bidang Keamanan Internasional Fisipol Universitas Kristen Indonesia.

Angel juga menjadi Dosen di Program Doktor Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK/PTIK) dan Peneliti Senior di Center for Security and Foreign Affairs (CESFAS) UKI.

Pendidikan S1nya ia tempyg di UKI, melanjutkan S2 di Universitas Indonesia, Strategic Studies/International Studies dan Counter Terrorism di S Rajaratnam School of International Studies.

Sementara program doktornya ia tempuh dan dapatkan di National University of Singapore pada tahun 2013 lalu.

3. Curie Maharani Savitri

Curie Maharani Savitri merupakan dosen Hubungan Internasional, ahli kajian industri pertahanan, dan alih teknologi Universitas Binus.

Gelar sarjananya ia tempuh dengan mengambil program studi Hubungan Internasional di Universitas Indonesia tahun 2002 lalu.

Tahun 2007 ia berhasil memperoleh predikat cum laude dalam program magister di Institut Teknologi Bandung, jurusan Manajemen Pertahanan

Sementara gelar PhD-nya dalam Manajemen Pertahanan dan Kepemimpinan ia peroleh dari Universitas Cranfield pada 2016.

Sebelum bergabung menjadi pengajar, Curie Maharani Savitri telah aktif bekerja pada isu-isu manajemen pertahanan dengan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan S Rajaratnam School of International Studies.

4. Evi Fitriani

Panelis selanjutnya merupakan Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia.

Evi menyelesaikan program sarjana di Departemen HI FISIP UI pada 1993. Kemudian menyelesaikan program magister pertama di Leeds University, United Kingdom, pada 1994 dan program magister kedua di Ohio University, USA, pada 1995.

Tahun 2011  Ia mendapatkan gelar doktoralnya di Australian National University (ANU).

Saat ini, ia juga menjabat sebagai Kepala Miriam Budiardjo Resource Center (MBRC) FISIP UI, anggota Dewan Pengarah ASEAN Study Center FISIP UI, Asesor BAN PT, Anggota Dewan Redaksi Jurnal Global, Anggota Dewan Redaksi Journal of East Asian Policy (NUS), dan Country Coordinator, NEAT Indonesia (Track 2 ASEAN plus Jepang, China, dan Korea).

5. Hikmahanto Juwana

Hikmahanto Juwana merupakan Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia dan Rektor Universitas Jenderal Ahmad Yani.

Ia telah menjadi pengajar di Universitas Indonesia sejak tahun 1988 dalam bidang Studi Hukum Internasional Fakultas Hukum

Hikmahanto diangkat sebagai Guru Besar di usianya yang kala itu masih berusia 36 tahun dengan Pidato Pengukuhan Guru Besar yang berjudul Hukum Internasional Dalam Konflik Kepentingan Ekonomi Negara Berkembang dan Negara Maju.

Profil pendidikan S1-nya ia tempuh di Universitas Indonesia. Kemudian mendapatkan gelar Magister Hukum Internasional dari Fakultas Hukum Universitas Keio, dan Doktor dari Fakultas Hukum Universitas Nottingham.

6. lan Montratama

Selanjutnya ada Ian Montratama, ia merupakan Dosen Program Studi Hubungan Internasional Ahli Keamanan dan Pertahanan Universitas Pertamina.

Ian menyelesaikan program studi sarjana pada Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1999. Kemudian ia mengambil pendidikan magister di European Business (ME.B.), EDHEC Lille, Prancis pada 2000-2001.

Tahun 2013 ia kembali menempuh program magister dalam Program Pascasarjana dalam Strategi Perang Total (SPS) Universitas Pertahanan (Unhan), Sentul.

Pada tahun yang sama, ia berkesempatan mengikuti program eksekutif di Naval Postgraduate School (NPS), Monterey, California, Amerika Serikat.

Kemudian tahun 2017 ia berhasil menuntaskan program doktor dalam jurusan Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung.

7. Irine Hiraswari Gayatri

Irine Hiraswari Gayatri adalah seorang Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional.

Sebelumnya Irene sempat bekerja di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada 2017 hingga 2018 untuk mengembangkan Rencana Aksi Nasional dalam Menanggulangi atau Mencegah Ekstremisme Kekerasan yang Menyebabkan Terorisme (P/CVE NAP), yang dirilis pada Januari 2021 lalu.

Jika dilihat dari latar belakang pendidikannya, Irene memperoleh gelar PhD dari Monash University's Gender, Peace and Security (GPS) Centre, School of Social Sciences, Faculty of Arts pada 15 November 2023.

Sementara gelar magister didapatkannya dari Departemen Penelitian Perdamaian dan Konflik Universitas Uppsala di Swedia.

8. Kusnanto Anggoro

Kusnanto Anggoro merupakan Pakar Keamanan Universitas Pertahanan. Selain itu Kusnanto juga tercatat mengajar di Universitas Indonesia, Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal).

Panelis debat ronde ketiga ini juga merupakan pengamat militer dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS).

9. Laksamana TNI (Purn) Marsetio

Laksamana TNI (Purn) Marsetio merupakan  Ketua Dewan Guru Besar Universitas Pertahanan. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) pada 2012-2014.

Ia juga pernah mengajar di Naval War College USA, di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut, di Sesko TNI, Lemhannas. Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) Tanjungpinang, Universitas Hang Tuah Surabaya, dan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.

Saat masih aktif di TNI, Laksamana TNI (Purn) Marsetio menjadi lulusan terbaik Akademi Angkatan Laut (AAL) pada 1981.

10. Philips J. Vermonte

Philips J. Vermonte, ia adalah Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Internasional Indonesia dan Senior Fellow CSIS.

Saat ini ia juga aktif menjabat sebagai Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Indonesia hingga Ketua Asosiasi Jajak Pendapat Indonesia (Persepi).

Philips J. Vermonte berhasil menyelesaikan gelar magisternya dalam Studi Internasional di University of Adelaide, Australia. Sementara gelar PhD-nya ia peroleh dari Northern Illinois University, Amerika Serikat. 

11. R. Widya Setiabudi Sumadinata

Widya Setiabudi Sumadinata merupakan Guru Besar Bidang Keamanan Global Universitas Padjadjaran.

Ia berhasil menamatkan sarjananya di jurusan Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran (1991-1997) dan Fisika, Institut Teknologi Bandung (1992-1998). 

Sedangkan program Magister Manajemen dan Teknik Industri ia peroleh dari Institut Teknologi Bandung (2002-2005) dan Magister Pertahanan Strategis, Universitas Pertahanan Indonesia (2010-2011).

Kemudian gelar doktornya didapatkan dari program Ilmu Pemerintahan, Universitas Padjadjaran (2007-2012).

Selain sebagai Guru Besar, R. Widya Setiabudi Sumadinata juga fokus pada studi keamanan dan pertahanan, hubungan sipil-militer, penyelesaian konflik, manajemen konflik, studi Perdamaian, kontra-terorisme, studi ASEAN, studi Tiongkok, serta demokrasi dan HAM.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER