Mohammed Ali Berawi resmi diberhentikan dari jabatannya sebagai Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 1 Juli 2025. Keputusan ini ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.
Ali sebelumnya telah mengajukan permohonan pengunduran diri secara resmi pada 7 Februari 2025. Proses administrasi terkait pengunduran dirinya berlangsung selama lima bulan, hingga dituangkan dalam Petikan Keputusan Presiden Nomor 111/TPA Tahun 2025.
Seperti apa sosok Ali Berawi, eks pejabat Otorita IKN yang kini telah resmi diberhentikan?
Profil Mohammed Ali Berawi
Mohammed Ali Berawi lahir di Jakarta pada 15 Januari 1970. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana Teknik Sipil di Universitas Indonesia pada tahun 1992. Ali kemudian melanjutkan pendidikan pascasarjana di University of Queensland, Australia, dan meraih gelar Master of Engineering Science pada tahun 1995.
Pada tahun 2000, Ali mendapatkan gelar doktor (Ph.D.) di bidang Value Engineering and Innovation dari Oxford Brookes University, Inggris. Kini, Ali menjadi profesor di Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, dan telah berkontribusi dalam berbagai penelitian dan pengajaran di bidang teknik sipil.
Perjalanan karier Ali Berawi
Sebelum menjabat sebagai Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital, Ali Berawi terlibat dalam berbagai jabatan penting. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Koordinasi Transformasi Teknologi dan Inovasi di Tim Transisi Otorita IKN serta sebagai Sekretaris Anggota Dewan Pertimbangan Presiden pada tahun 2020 hingga 2022.
Dalam karir akademiknya, Ali aktif berpartisipasi dalam asosiasi profesi, termasuk menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) periode 2022-2027.
Selama masa jabatannya di Otorita IKN, Ali Berawi berperan penting dalam pengembangan infrastruktur kota hijau yang berkelanjutan. Ia mengedepankan berbagai inisiatif yang sejalan dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, seperti lingkungan yang hijau, tahan bencana, dan inklusif.
Dalam bidang teknologi, kontribusinya terlihat melalui penerapan teknologi cerdas, termasuk pembangunan jaringan sensor untuk memantau kualitas udara dan kebakaran hutan, serta pusat data yang terintegrasi untuk pengelolaan keamanan dan bencana di IKN.
Ali juga memastikan bahwa semua program dan master plan terkait pembangunan IKN dapat dilanjutkan dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip yang telah disusun. Dengan pengunduran dirinya, Ali meninggalkan warisan penting dalam upaya pembentukan IKN sebagai kota yang berkelanjutan dan cerdas, sekaligus memberikan dampak positif bagi praktisi dan akademisi di bidang teknik sipil dan infrastruktur.