Penulis: Elok Nuri
Editor: Rizal Amril
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko tengah menjadi sorotan lantaran ia didesak untuk lengser dari kursi jabatannya sebagai kepala BRIN.
Hal ini terjadi usai ia mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, salah satu kesimpulan rapat tersebut ialah Komisi VII DPR mendesak pemerintah untuk mencopot Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko.
"Komisi VII DPR RI mendesak pemerintah segera mengganti Kepala BRIN RI, mengingat berbagai permasalahan BRIN yang ada di BRIN tidak kunjung selesai," ucap Sugeng Suparwoto selaku Ketua Komisi VII DPR RI di kompleks Senayan, Jakarta Pusat, Senin (31/01/2023).
Laksana Tri Handoko dilantik sebagai Kepala BRIN pada 28 April 2021 lalu oleh Presiden Jokowi.
Sebelum menjabat sebagai Ketua BRIN, Handoko tercatat pernah menduduki jabatan sebagai Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2018.
Kala itu, pelantikan Laksana Tri Handoko sebagai Kepala LIPI dilakukan oleh Mohamad Nasir selaku Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi pada 31 Mei 2018.
Melansir laman website resmi LIPI, pria kelahiran Malang, 7 Mei 1968 ini sudah lama malang melintang di bidang riset, ia juga memiliki latar pendidikan yang memukau.
LTH, sapaannya, menyelesaikan pendidikan menengah atasnya pada tahun 1987. Ia kemudian melanjutkan pendidikan sarjananya di Jurusan Fisika, Kumamoto University, Jepang.
Gelar sarjana bidang fisika dari Kumamoto University ia dapatkan pada tahun 1993.
Handoko kemudian mengambil program master di Hiroshima University pada 1995.
Handoko juga mengambil mengambil program doktoral di bidang teori fisika partikel atau fisika energi tinggi di Hiroshima University dan berhasil meraih gelar doktoralnya tahun 1998.
Sebagai peneliti, LTH tercatat pernah tergabung di beberapa lembaga penelitian dunia, seperti The Abdus Salam International Center for Theoretical Physics ICTP di Trieste, Italia, hingga Deutsches Elektronen-Synchrotron (DESY) di Hamburg, Jerman.
Handoko juga pernah menyabet beberapa prestasi membanggakan mulai dari PII Adhidarma Profesi Award, Penemuan Baru yang Bermanfaat bagi Negara (PB3N) pada tahun 2010, sampai Habibie Award untuk Bidang Sains 2004.
Sejak kepulangannya ke Indonesia pada 2002 lalu, Handoko kemudian menjadi peneliti tetap LIPI dan menjadi pengajar di Departemen Fisika UI di Kampus Depok.
KOMENTAR
Latest Comment