Puasa Syawal: Niat, Tata Cara, dan Juga Keutamaannya Menurut Islam

12 Apr 2023 20:49 WIB

thumbnail-article

Ilustrasi keluarga muslim bersantap sahur untuk melaksanakan puasa Syawal sehari setelah Idulfitri. (Sumber: Pexels/Timur Weber) .

Penulis: Elok Nuri

Editor: Rizal Amril

Puasa Syawal merupakan puasa sunah yang dilaksanakan setelah pelaksanaan Idulfitri, tepatnya tanggal 2 Syawal. Puasa sunah ini biasa dilaksanakan selama enam hari pada bulan Syawal.

Alangkah baiknya puasa sunah satu ini dilaksanakan pada enam hari berturut-turut yakni tanggal 2-7 Syawal, namun menurut Syekh Ibnu Hajar al-Haitami dalam kitab Tuhfatul Muhtaj fi Syarhil Minhaj, hal tersebut bukan keharusan.

Menurut Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, orang yang berpuasa di luar tanggal 2-7 Syawal masih bisa mendapatkan keutamaan puasa Syawal. 

Oleh karenanya, puasa Syawal boleh dilaksanakan, misalnya, setiap Senin dan Kamis atau pada tanggal 13, 14 dan 15 Syawal.

Atau dalam artian lain, jika seseorang melaksanakan puasa sunah Senin-Kamis atau puasa ayyamul bidh (13,14, 15 bulan hijriah) pada bulan Syawal, maka ia akan tetap mendapatkan keutamaan puasa Syawal.

Melansir NU Online, hal tersebut dikarenakan perintah puasa rawatib adalah pelaksanaannya terlepas dari niat puasa yang dijalankannya.

Keutamaan puasa Syawal

Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad pernah menjelaskan bahwasannya orang yang menjalankan puasa sunah Syawal setelah satu bulan puasa Ramadan maka akan mendapatkan keutamaan seperti melaksanakan puasa satu tahun.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَأَتْبَعَهُ سِتَّاً مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Artinya, “Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun,” (HR Muslim).

Perhitungan pahala puasa selama satu tahun itu merujuk pada firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 160 yang berbunyi:

مَن جَآءَ بِٱلۡحَسَنَةِ فَلَهُۥ عَشۡرُ أَمۡثَالِهَاۖ

Artinya, “Barang Siapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya,” (QS. Al-An’am 160). 

Niat puasa Syawal

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ. 

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah ta’ala.” 

Niat puasa Syawal ketika lupa

Puasa Syawal masuk dalam puasa sunah, maka pelafalan niat boleh diucapkan pada siang hari.

Hal tersebut boleh dilakukan dengan ketentuan belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum dan juga berhubungan seksual. 

Berikut adalah lafal niat puasa Syawal untuk diucapkan pada siang hari.

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatisy Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Syawal hari ini karena Allah ta’ala.”

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER