Putin Peringati Kemenangan Soviet atas Nazi, Mencak-Mencak Sebut Barat Tukang Dikte dan Penindas

10 May 2023 14:05 WIB

thumbnail-article

Presiden Rusia Vladimir Putin/ Reuters

Penulis: Dzikri Nurul Hakim

Editor: Akbar Wijaya

9 Mei  2023, Rusia memperingati 78 tahun kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Patriotik Raya atau Perang Dunia II.

Sehari sebelum perayaan, Presiden Rusia Vladimir Putin mengajak para pemimpin di wilayah bekas Uni Soviet: Abkhazia, Armenia, Azerbaijan, Belarusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Ossetia Selatan, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan kepada rakyat Georgia dan Moldova untuk menjaga tradisi turun-temurun ini.

Menurut Putin peringatan ini merupakan upaya menjaga solidaritas sekaligus siaga terhadap pemutarbalikan fakta sejarah serta manifestasi nazisme.

“Tugas moral kita hari ini adalah menjaga tradisi persahabatan dan gotong royong yang diwarisi dari ayah dan kakek kita secara hormat, juga untuk mencegah distorsi kebenaran (pemutarbalikan fakta) sejarah tentang perang patriotik, bersama dengan pembenaran Nazi, kaki tangan mereka, dan penerus ideologi itu saat ini,” ujar Putin dalam situs resmi Kremlin.

Pada hari perayaan Putin mengatakan bahwa ideologi superioritas, apa pun itu merupakan hal yang menjijikkan, kriminal, dan mematikan.

Ia juga menyebut para elite Barat sebagai pihak yang cuma berbicara tentang eksklusivitasnya mengadu domba orang dan memprovokasi konflik berdarah, menabur kebencian, Russophobia dan nasionalisme agresif, menghancurkan nilai-nilai keluarga tradisional yang menjadikan seseorang sebagai manusia.

“Dan semuanya untuk terus mendikte, memaksakan kehendak, hak, aturan, dan bahkan sistem perampokan, kekerasan, dan penindasan kepada rakyat,” kata Putin saat berpidato di Lapangan Merah.

Narasi resmi Kremlin tentang perang telah melukiskan gambaran konflik eksistensial dengan Barat yang dalam pandangan Moskow hanya menggunakan Ukraina sebagai alat untuk menghancurkan Rusia, menulis ulang sejarahnya, dan menghancurkan nilai-nilai tradisionalnya.

"Tujuan mereka, dan tidak ada yang baru di sini, adalah untuk mencapai disintegrasi dan kehancuran negara kita, mencoret hasil Perang Dunia Kedua, akhirnya menghancurkan sistem keamanan global dan hukum internasional," kata pemimpin Rusia itu.

"Ambisi yang berlebihan, arogansi, dan sikap permisif pasti berubah menjadi tragedi. Inilah penyebab malapetaka yang sekarang dialami rakyat Ukraina.”

Tentang Parade Kemenangan

Salah satu yang paling dinantikan masyarakat Rusia saat Hari Kemenangan tiba adalah parade kemenangan yang setiap tahunnya dilakukan di Lapangan Merah, Moskow.

Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengenang jasa para prajurit Pasukan Merah yang terlibat dalam Perang Patriotik Raya.

Melansir media Rusia TASS, terdapat sekitar 8000 ribu tentara, termasuk 530 prajurit dari Operasi Militer di Ukraina dan 125 unit persenjataan dipamerkan dalam parade kemenangan tahun ini.

Dalam parade itu juga dihadirkan kendaraan lapis baja Tank-34, Tigr-M, pengangkut personel lapis baja BTR-82A, sistem rudal taktis Iskander-M, sistem rudal anti pesawat S-400 Triumf, kendaraan infantri Bumerang, dan rudal balistik antar benua Yars.

Iring-iringan prajurit disertai dengan pagelaran alutsista militer itu menjadi suguhan yang menarik untuk masyarakat saksikan.

Sejarah Parade Kemenangan

Parade kemenangan dilakukan pertama kali di Lapangan Merah Moskow pada tanggal 24 Juni 1945, dengan diikuti oleh semua perwakilan pasukan yang terlibat dalam Perang Dunia II.

Sekitar 40.000 prajurit dari berbagai unit pasukan berpartisipasi dalam parade kemenangan pertama ini.

Selain itu, ratusan ribu masyarakat juga turut hadir dalam perayaan yang berlangsung sebulan setelah Nazi Jerman mengakui kekalahannya atas Pasukan Merah.

Uniknya, selama periode Soviet berjalan, parade kemenangan hanya pernah dilakukan sebanyak empat kali, yaitu pada tahun 1945, 1965, 1985, dan 1990.

Pasca runtuhnya Uni Soviet, parade kemenangan mulai kembali digelar pada tahun 1995 di masa kepemimpinan Presiden Boris Yeltsin.

Sejak saat itu, parade kemenangan terus dilakukan dari tahun ke tahun dan menjadi semakin meriah pada era Vladimir Putin berkuasa.

Meski demikian, jumlah veteran perang dan saksi mata yang masih hidup semakin berkurang setiap tahunnya. 



Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER