Hukuman Qisas dalam Islam: Pengertian, Jenis, dan Syarat yang Harus Dipenuhi

25 Juli 2023 17:07 WIB

Narasi TV

Ilustrasi persidangan yang menetapkan hukuman qisas. (Sumber: Freepik/Racool_studio)

Penulis: Elok Nuri

Editor: Rizal Amril

Qisas (atau kisas dalam bahasa Indonesia) adalah salah satu jenis hukuman yang ada dalam syariat Islam.

Prinsip dari hukuman qisas adalah pemberian hukuman setimpal dengan kejahatan yang dilakukan oleh pelaku.

Penjelasan kisas sendiri termaktub dalam firman Allah Swt. surah Al-Baqarah ayat 178 yang berbunyi:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلْقِصَاصُ فِى ٱلْقَتْلَى ۖ ٱلْحُرُّ بِٱلْحُرِّ وَٱلْعَبْدُ بِٱلْعَبْدِ وَٱلْأُنثَىٰ بِٱلْأُنثَىٰ ۚ فَمَنْ عُفِىَ لَهُۥ مِنْ أَخِيهِ شَىْءٌ فَٱتِّبَاعٌۢ بِٱلْمَعْرُوفِ وَأَدَآءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَٰنٍ ۗ ذَٰلِكَ تَخْفِيفٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ ۗ فَمَنِ ٱعْتَدَىٰ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَلَهُۥ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Yā ayyuhal-lażīna āmanū kutiba ‘alaikumul-qiṣāṣu fil-qatlā, al-ḥurru bil-ḥurri wal-‘abdu bil-‘abdi wal-unṡā bil-unṡā, faman ‘ufiya lahū min akhīhi syai'un fattibā‘um bil-ma‘rūfi wa adā'un ilaihi bi iḥsān(in), żālika takhfīfum mir rabbikum wa raḥmah(tun), fa mani‘tadā ba‘da żālika fa lahū ‘ażābun alīm(un).

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepadamu (melaksanakan) kisas berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh. Orang merdeka dengan orang merdeka, hamba sahaya dengan hamba sahaya, dan perempuan dengan perempuan. Siapa yang memperoleh maaf dari saudaranya hendaklah mengikutinya dengan cara yang patut dan hendaklah menunaikan kepadanya dengan cara yang baik. Yang demikian itu adalah keringanan dan rahmat dari Tuhanmu. Siapa yang melampaui batas setelah itu, maka ia akan mendapat azab yang sangat pedih."

Pengertian qisas dalam hukum Islam

Menurut istilah, qisas bermakna hukuman yang ditetapkan dengan cara mengikuti bentuk tindak pidana yang dilakukan, seperti membunuh dibalas de­ngan membunuh.

Sementara secara terminologi, menurut Abdur Rahman I.Doi dalam bukunya berjudul , Hudud dan Kewarisan menjelaskan kisas sebagai hukum balas dengan hukuman yang setimpal bagi pembunuhan yang dilakukan. 

Hukuman pada si pembunuh sama dengan tindakan yang dilakukan itu, yaitu nyawanya sendiri harus direnggut persis seperti dia mencabut nyawa korbannya. 

Walaupun demikian, tidak harus berarti bahwa dia juga harus dibunuh dengan senjata yang sama.

Syariat Islam membagi kisas dalam dua kategori menurut bentuk hukumannya.

Pertama qisas shurah, di mana hukuman yang dijatuhkan kepada seseorang itu sejenis dengan kejahatan yang dilakukan.

Kedua qisas ma'na, di mana hukuman yang dijatuhkan kepada seseorang itu cukup dengan membayar diyat.

Syarat diputuskannya hukuman qisas

Menlansir dari NU Online, terdapat beberapa syarat dan ketentuan sebelum memutuskan hukum kisas. Syarat tersebut antara lain:

1. Pembunuh memiliki akal sehat dan sudah balig

Bagi pembunuh yang masih di bawah umur atau dalam kondisi gila, maka ia terbebas dari hukum kisas. 

Akan tetapi, bagi orang yang sengaja mabuk kemudian membunuh orang mabuk maka ia dapat dikenai hukum kisas ini 

2. Pembunuh bukan termasuk ayah, ibu, kakek, nenek

Syarat kedua adalah pelaku pembunuhan atau kejahatan tidak memiliki hubungan ayah, ibu, kakek, atau nenek dengan si korban.

Orang dengan ikatan persaudaraan tersebut tidak diwajibkan untuk dihukum kisas.

Penjelasan tersebut merujuk pada hadis Nabi Muhammad saw. yang diriwayatkan oleh Suraqah bin Malik ra. berikut:

عن سرقة بن مالك قال حضرت رسول الله يقيد الأب من ابنه ولا يقيد الإبن من أبيه

Artinya, “Diceritakan dari Suraqah bin Malik ra., beliau mengatakan, ‘Aku hadir (ketika) Rasulullah menetapkan hukuman kisas dari pembunuhan seorang bapak dari (oleh) anaknya, dan Rasulullah tidak menetapkan hukuman kisas dari pembunuhan seorang anak dari (oleh) bapaknya,’” (HR. Turmudzi).

3. Korban adalah orang yang dilindungi jiwanya dalam islam

Maksud dari dilindungi di sini tidak selalu beragama Islam. Pelaku pembunuhan seorang non-muslim juga dapat dikenai kisas apabila si korban memiliki niat atau kesepakatan hidup berdamai dengan umat Islam.

Ketentuan tersebut sebagaimana dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad saw. berikut:

قال رسول الله من قتل نفسا معاهدا لم يرح رائحة الجنة وإن ريحها يوجد من مسيرة أربعين عاما

Artinya, “Rasulullah bersabda, ‘Barang siapa yang membunuh seseorang yang berakad damai, maka ia tidak akan mencium bau wangi surga, padahal bau wangi surga tercium dari jarak 40 tahun perjalanan’,” (HR Bukhari).

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR