Ria Ricis Bikin Konten Baby Moana Main Jetski dan ATV, Awas Bahaya Shaken Baby Syndrome

11 Jan 2023 14:01 WIB

thumbnail-article

Ria Ricis dan Teuku Ryan ajak Baby Moana bermain jetski dan ATV/ YouTube Ricis Official

Penulis: Rahma Arifa

Editor: Akbar Wijaya

Video Ria Ricis dan suaminya Teuku Ryan saat membawa bayi mereka Cut Raifa Aramoana atau Baby Moana bermain jet ski dan All Train Vehicle (ATV) menuai kritik sebagian pengguna sosial.

Pasalnya usia Baby Moana baru menginjak lima bulan.

“Mohon maaf, Bu Moana. Lagi naik ATV, Bu Moana tidur… Mau dilatih berani, turu” kata Ria Ricis dalam video yang diunggahnya pada @riaricis1795.

Kritik sebagian netizen berangkat dari kekhawatiran terhadap keselamatan sang bayi saat diajak menaiki jetski dan ATV.

Ketika menaiki jetski misalnya, Baby Moana tampak tidak menggunakan pelampung sebagaimana kedua orang tuanya dan ia hanya dipegang dengan satu tangan oleh Teuku Ryan yang mengendarai jetski.

Selain itu, aktivitas bermain jetski dan ATV yang sarat guncangan juga dikhawatirkan bisa membuat Baby Moana terkena Shaken Baby Syndrome. Apa maksudnya?

Dampak Shaken Baby Syndrome

Shaken Baby Syndrome adalah gejala kerusakan otak bayi yang disebabkan oleh guncangan yang terlalu keras.

Dilansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), goyangan hebat pada kepala anak dapat menyebabkan pendarahan dan retina.

Selain itu, guncangan pada badan dapat mengakibatkan cedera otak karena perubahan posisi drastis pada kepala dan leher anak. 

Saat bayi diguncang terlalu keras, otak berputar dan bergeser terhadap aksis batang otak. Ini yang kemudian menyebabkan saraf dan pembuluh darah bayi robek. Akibatnya, pendarahan dan cedera dapat terjadi.

Sindrom ini dapat terjadi walaupun kepala bayi tidak mengalami benturan. Misalnya, saat orang dewasa terlalu keras mengayun, melemparkan anak ke udara, atau bercanda terlalu keras dengan mengguncangkan tangan atau tubuh bayi.

Selain itu, kondisi psikologis orang dewasa dan pola asuh yang salah kerap menjadi alasan maraknya Shaken Baby Syndrome terjadi. Misalnya, karena amarah dan rasa frustasi orang tua atau perawat saat bayi banyak menangis. Oleh sebab itu, sindrom ini termasuk golongan kekerasan pada anak.

Menurut Asosiasi Ahli Bedah Neurologi Amerika (AANS), sindrom yang juga disebut Shaken Impact Syndrome dapat menyebabkan gejala dan keadaan darurat medis sebagai berikut:

  • Subdural hematoma atau pecahnya pembuluh darah yang menyebabkan darah mengumpul dan menekan otak.
  • Subarachnoid hemorrhage yakni pendarahan pada ruang antara otak dan jaringan yang menutupi otak organ.
  • Trauma pada otak yang disebabkan benturan pada batok kepala.
  • Kerusakan batang sel atau axon di bagian korteks otak besar (serebrum). Kerusakan sel juga dapat menyebabkan terlepasnya senyawa kimia yang membuat otak kekurangan oksigen.
  • Terhentinya pernapasan saat terjadi guncangan yang menyebabkan kekurangan oksigen pada otak.

Gejala-Gejalanya

Gejala shaken baby syndrome pun beragam. Pada kasus terberat, bayi dapat mengalami penurunan kesadaran, kejang-kejang, bahkan kematian.

Dalam beberapa hari setelah terjadi guncangan hebat, bayi umumnya menjadi rewel, banyak tidur, muntah-muntah dan kehilangan nafsu makan. Jika terjadi kerusakan otak, bayi dapat mengalami gangguan pernapasan.

Sedangkan dalam kasus yang relatif ringan imbas guncangan pada otak rawan tak terdeteksi. Namun dampaknya dapat terlihat pada perilaku dan proses belajar anak saat dewasa.

Gangguan saraf dan kecerdasan ini dapat muncul saat anak berusia di atas 6 tahun.

Shaken Baby Syndrome menjadi salah satu penyebab utama kematian dan gangguan anak korban kekerasan. Umumnya, kasus terjadi pada anak dibawah 2 tahun. AANS mencatat ada sekitar 600 sampai 1400 kasus Shaken Baby Syndrome di Amerika Serikat dalam satu tahun.



Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER