7 Desember 2023 13:12 WIB
Penulis: Nuha Khairunnisa
Editor: Margareth Ratih. F
Pemerintah melalui DIrektorat Jenderal Pajak (DJP) mengimbau masyarakat untuk melakukan pemadanan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebelum 31 Desember 2023.
Hal ini sehubungan dengan rencana pemerintah untuk menggunakan NIK sebagai NPWP secara menyeluruh mulai 1 Januari 2024 sebagaimana tertuang dalam UU HPP dan PMK Nomor 112/PMK.03/2022.
Integrasi NIK-NPWP sebenarnya sudah berjalan sejak 14 Juli 2022. Kendati demikian, implementasi penuh pemanfaatan NIK sebagai NPWP baru akan terlaksana pada 2024 bersamaan dengan penerapan coretax administration system.
Penggunaan NIK sebagai NPWP dalam layanan administrasi yang diselenggarakan oleh DJP dan pihak lain akan mulai terhitung sejak 1 Januari 2024 dan berlaku bagi wajib pajak orang pribadi penduduk.
Lantas, apa risikonya jika wajib pajak tidak memadankan NPWP dengan NIK hingga batas waktu tanggal 31 Desember 2023?
Risiko tidak memadankan NPWP dengan NIK
Wajib pajak yang tidak melakukan pemadanan NPWP dengan NIK sampai batas waktu 31 Desember akan kesulitan dalam mengakses layanan perpajakan, seperti Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) hingga aktivasi Electronic Filing Identification Number (EFIN).
Selain itu, beberapa hak wajib pajak juga tidak dapat diakses jika NIK dan NPWP belum dipadankan per 1 Januari 2024.
Pemadanan NIK dengan NPWP sebenarnya dapat dilakukan secara otomatis oleh DJP. Namun, apabila data kependudukan berbeda dengan yang tersimpan oleh DJP, proses validasi otomatis dapat terkendala.
Oleh sebab itu, wajib pajak diimbau untuk mengecek pemadanan NPWP dengan NIK secara mandiri. Apabila dijumpai bahwa NPWP dan NIK belum sepadan, wajib pajak masih memiliki kesempatan untuk melakukan pemadanan hingga akhir tahun.
Cara memadankan NIK dan NPWP
Pemadanan NIK-NPWP dapat dilakukan melalui DJP Online. Berikut langkah-langkahnya:
KOMENTAR
Latest Comment