Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI Kemkominfo) mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah mitigasi apabila Satelit Republik Indonesia 1 (SATRIA-1) mengalami anomali baik saat peluncuran maupun setelah mengorbit.
Deputy Project Coordinator PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) Heru Dwikartono di Orlando, AS, menjelaskan bahwa satelit itu telah dirancang memiliki kemampuan memperbaiki secara otomatis apabila terjadi masalah teknis.
Sistem tersebut dapat terjadi karena SATRIA-1 dirancang sejak awal sudah membawa komponen cadangan sehingga saat masalah teknis terjadi maka satelit bisa membenahi kendala tersebut dengan cepat.
"Kita jadi memang mendesain satelit itu semua komponennya bisa fully back up, karena kita mengerti bahwa ketika sudah di atas dan ada masalah itu sudah tidak bisa dibenarkan manual lagi. Jadi secara perangkat di satelit sudah disiapkan (komponen) backup," ujar Heru.
Heru juga mengatakan agar tidak ada kekhawatiran turunnya kecepatan internet dari SATRIA-1 saat mengorbit, pihaknya telah mengantisipasi dengan menambah sedikit lebih besar kapasitas dari satelit tersebut.
Dengan demikian, satelit bisa tetap stabil dan maksimal memberikan kecepatan internet 150 Gbps saat dioperasikan.
"Dengan total layanan yang ada harusnya 150 Gbps, tentunya kita desain pun tidak pas seperti itu. Kita punya margin dan itu bisa jadinya 150 Gbps lebih. Jadi itu cara antisipasi kemungkinan pengurangan kapasitas," katanya.
Sumber: Antara
KOMENTAR
Latest Comment