Hati-Hati, Orang Tua Sharenting Bisa Mengganggu Privasi Anak. Apa Itu Sharenting?

28 Juli 2023 12:07 WIB

Narasi TV

Ilustrasi ornagtua yang memotret anaknya dengan kamera ponsel. Sumber: Freepik.

Penulis: Rusti Dian

Editor: Margareth Ratih. F

Sharenting adalah aktivitas yang dilakukan orang tua untuk membagikan pengalaman mengasuh anak di media sosial. Istilah ini berasal dari dua kata yaitu share (berbagi) dan parenting (pola asuh orang tua).

Makna sharenting pun menjadi berkembang, tidak lagi seputar pola asuh saja, melainkan apapun yang dilakukan oleh anak. Menurut para orang tua, alasan melakukan sharenting karena mereka ingin keluarga dan teman mengetahui tentang pencapaian dan kehidupan sehari-hari anaknya.

Pada dasarnya, sharenting adalah sarana hiburan bagi orang tua. Selain membagikan momen tumbuh kembang anak, media sosial juga dimanfaatkan untuk berdiskusi sesama orang tua tentang topik parenting, berbagi pengalaman, dan memberi dukungan emosional.

Sharenting juga bisa menjadi sumber penghasilan bagi mereka. Hal tersebut terjadi ketika kontennya ramai dan dianggap bisa memengaruhi banyak orang. Maka, endorsement akan masuk dan orang tua pun semakin sering membagikan informasi tentang anaknya.

Sharenting melanggar privasi anak

Tanpa disadari, sharenting cukup mengganggu privasi anak. Apalagi jika kontennya menunjukkan hal-hal bersifat pribadi seperti nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, dan lain sebagainya. Data-data pribadi tersebut sering tak diindahkan oleh para orang tua. 

Dilansir dari Channel News Asia, beberapa anak berpendapat bahwa sharenting menyebabkan perasaan malu dan cemas bagi mereka. Bahkan mereka juga ingin orang tuanya meminta izin terlebih dulu sebelum memposting di media sosial.

Apabila konten yang diunggah orang tua tersebut adalah positif, maka muncul perasaan bahagia dan bangga pada anak. Mereka merasa disayang dan dihargai sehingga membuat hubungan orang tua dan anak menjadi baik.

Dampak sharenting

Berikut dampak yang timbul jika orang tua melakukan sharenting:

  • Identitas anak dapat dicuri

Sebelum mengunggah konten, pahami dulu mana yang termasuk informasi pribadi dan bukan. Hindari memberi tahu nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, berat badan, tag lokasi, dan foto bayi.

Data pribadi tersebut rentan disalahgunakan oleh orang lain. Hal ini tentu berisiko karena dapat memicu berbagai tindak kejahatan. Oleh karena itu, penting untuk melindungi data pribadi anak sebelum sharenting.

  • Hilangnya privasi anak

Mempublikasikan konten tentang anak di media sosial secara tidak langsung membentuk identitas dirinya. Meskipun tidak menyebutkan semua informasi dalam satu konten, tetapi informasi tersebut bisa dirangkai.

  • Memperburuk hubungan orang tua dan anak

Mengunggah konten tanpa consent dapat memperburuk hubungan orang tua dan anak. Hal tersebut karena konten tersebut dapat dianggap mempermalukan anak sehingga ia merasa kesal dan frustasi.

Tanpa disadari, konten tersebut juga dapat menjadi bahan lelucon atau bullying bagi teman-teman sebayanya.

  • Pelecehan seksual secara online

Pelecehan seksual ini dapat berupa perundungan seksual di media sosial melalui komentar-komentar negatif yang ditulis oleh warganet. 

Pelecehan ini bukan semata-mata salah orang tua karena mengunggah konten, tetapi juga kesalahan warganet yang tidak bisa mengontrol perilakunya.

  • Perdagangan anak

Dampak terakhir yaitu perdagangan anak melalui foto-foto yang diunggah di media sosial. Foto tersebut dapat diunggah ke situs perdagangan anak sehingga terjadilah kasus eksploitasi anak di sana.

Langkah-langkah sebelum sharenting

Dilansir dari Magdalene, ada tujuh langkah yang bisa diterapkan oleh para orang tua sebelum melakukan sharenting menurut Bahareh E. Keith dan Stacey Steinberg. Berikut langkah-langkahnya:

  • Memahami kebijakan privasi platform yang akan digunakan.
  • Memasang notifikasi peringatan jika nama anak muncul di mesin pencarian.
  • Mempertimbangkan pengunggahan anonim jika ingin bercerita kesulitan anaknya.
  • Hati-hati sebelum mengunggah lokasi sebenarnya dan nama lengkap anak.
  • Memberikan anak hak veto jika sudah memahami tentang pengunggahan konten online.
  • Hindari mengunggah konten foto anak tanpa busana.
  • Pertimbangkan dampak dari konten yang dipublikasikan bagi anak dalam jangka panjang.


Itu tadi penjelasan mengenai sharenting. Semoga bermanfaat!

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR