Sholat Sunah Syawal: Tata Cara dan Keutamaannya

18 April 2024 17:04 WIB

Narasi TV

Ilustrasi salat sunah Syawal. (Sumber: Freepik/rawpixel.com)

Penulis: Elok Nuri

Editor: Rizal Amril

Salah satu amalan sunah yang dikerjakan pada bulan Syawal selain puasa adalah sholat sunnah Syawal atau biasa disebut dengan salat sunah Utaqa.

Disebut salat Utaqa yang berarti “pembebasan” karena Allah Swt. akan membebaskan orang yang mengamalkannya dari himpitan utang dan Allah akan memudahkan hajat mereka.

Melansir NU Online, Syekh Abdul Qadir al-Jailani berdasarkan pada hadis dalam kitabnya Al-Ghunyah menjelaskan keutamaan salat sunah satu ini.

Barang siapa yang mendirikan salat ini sesuai tata caranya, maka akan diampuni dosa-dosanya sebelum ia mengangkat kepala setelah sujudnya, dan andaikan dia mati, maka dia mati dalam keadaan syahid yang dosanya telah diampuni.

Syekh Abdul Qadir menyatakan, seorang hamba yang melaksanakan salat ini dalam keadaan bepergian, maka Allah mudahkan baginya perjalanannya hingga tempat yang dituju. 

Andaikan ia memiliki hutang, maka hutangnya akan terbayar; dan seandainya ia memiliki kebutuhan, Allah akan memenuhi kebutuhannya.

Keutamaan sholat sunnah Syawal atau salat Utaqa

Perihal keutamaan melaksanakan shalat utaqa, Syekh Abdul Qodir al-Jailani mencantumkan hadis berikut.

قال النبي صلى الله عليه وسلم: والذي بعثني بالحق ما من عبد يصلي هذه الصلاة إلا أنبع الله له ينابيع الحكمة في قلبه وأنطق به لسانه وأراه داء الدنيا ودواءها. والذي بعثني بالحق ما من عبد يصلي هذه الصلاة كما وصفت لا يرفع رأسه من آخر سجدة حتى يغفر الله له وإن مات مات شهيدا مغفورا له. والذي بعثني بالحق ما من عبد يصلي هذه الصلاة في السفر إلا سهل الله عليه السير والذهاب إلى موضع مراده. وإن كان مديونا قضى الله دينه. وإن كان ذا حاجة قضى الله حوائجه. والذي بعثني بالحق ما من عبد يصلي هذه الصلاة إلا أعطاه الله تعالى بكل حرف وبكل آية مخرفة في الجنة، قيل وما مخرفة يا رسول الله؟ قال صلى الله عليه وسلم: بساتين في الجنة يسير الراكب في ظل شجرة من أشجارها مئة سنة ثم لا يقطعها.

Artinya, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Demi Allah, Tuhan yang mengutusku dengan haq, tiada seorang hamba yang mengerjakan salat ini, melainkan Allah alirkan mata air hikmah di hatinya; Allah gerakkan lisannya untuk mengucapkan kalimat-kalimat mengandung hikmah; dan Allah perlihatkan kepadanya penyakit sekaligus obat dunia.” 

“Demi Allah, Tuhan yang mengutusku dengan haq, tiada seorang hamba yang mengerjakan salat ini sebagaimana aku tunjukkan, melainkan Allah mengampuninya setiap kali ia mengangkat kepalanya dari sujud. Kalaupun ia meninggal, maka kematiannya dinilai sebagai syahid yang membawa ampunan Ilahi.” 

“Demi Allah, Tuhan yang mengutusku dengan haq, tiada seorang hamba yang mengerjakan salat ini di perjalanan, melainkan Allah mudahkan perjalanan berangkat hingga pulang ke tempat yang dituju. Kalaupun ia tengah menanggung utang, niscaya Allah akan menutup utangnya. Kalaupun ia sedang berhajat, niscaya Allah luluskan hajatnya.” 

“Demi Allah, Tuhan yang mengutusku dengan haq, tiada seorang hamba yang mengerjakan salat ini, melainkan Allah berikan kepadanya sebuah makhrafah untuk setiap huruf dan setiap ayat yang dibacanya.’” 

“Sahabat bertanya, ‘Apa itu makhrafah ya Rasul?’ Rasulullah saw. menjawab, ‘Makhrafah adalah sebuah taman di surga dimana seorang berkuda yang berjalan di bawah naungan salah satu pohon di dalamnya selama seratus tahun tidak juga mencapai tepi naungan itu,’” (Lihat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Al-Ghuniyah li Thalibi Thariqil Haqqi Azza wa Jalla, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah, cetakan pertama, 1997 M/1417, juz II, halaman 249).

Tata cara sholat sunnah Syawal

Sementara itu, pelaksanaan salat sunah Syawal dapat dilakukan dengan aturan sebagai berikut:

  • Salat dilakukan delapan rakaat, bisa dilaksanakan pada siang ataupun malam hari.
  • Dilaksanakan dengan empat kali salam, artinya masing-masing dua rakaat.
  • Pada setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan surah Al-Ikhlas sebanyak 15 kali.
  • Setelah delapan rakaat selesai dilakukan, lanjut dengan membaca tasbih (subhanallah wa bi hamdihi, subhanallahil adhim) 70 kali, dan selawat (allahumma shallli ‘ala sayyidina Muhammad) 70 kali.
  • Dilanjutkan dengan membaca doa.

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR