Film Fatman menggambarkan kisah yang tidak biasa mengenai Sinterklas, yang selama ini dikenal sebagai simbol kebaikan dan kebahagiaan. Dalam film ini, Sinterklas, bernama Chris Cringle yang diperankan oleh Mel Gibson, terjebak dalam situasi berbahaya ketika seorang anak mengecewakan hadiah Natal yang ia terima.
Kekecewaan tersebut datang dari Billy Wenan, seorang bocah dari keluarga kaya yang tidak menerima hadiah yang sesuai harapannya. Sebagai bentuk balas dendam, Billy memutuskan untuk menyewa seorang pembunuh bayaran untuk menghapus keberadaan Sinterklas yang dianggapnya bertanggung jawab atas kekecewaannya.
Cerita dimulai ketika Chris dan istrinya, Ruth, mengelola toko hadiah Natal di North Peak, Alaska. Seiring waktu, bisnis mereka mengalami penurunan. Chris, untuk menyelamatkan usaha mereka, terpaksa berkolaborasi dengan militer AS. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan Sinterklas tidak lagi semudah yang dibayangkan, dan terpaksa harus menghadapi masalah yang lebih serius.
Alur cerita berkembang ketika Billy, setelah menerima hadiah berupa sebatang batu bara, mengalami kemarahan yang mendalam. Ia merasa diabaikan dan bertekad untuk membalas dendam kepada Chris. Hal ini menandai awal dari konflik yang membawa kisah ke dalam ketegangan yang tidak terduga.
Pertarungan antara sinterklas dan pembunuh
Karakter Jonathan Miller, yang dimainkan oleh Walton Goggins, merupakan sosok pembunuh bayaran yang memiliki latar belakang kelam. Miller memiliki dendam pribadi terhadap Chris, yang menambah kompleksitas dalam karakter tersebut. Ia bukan hanya bertindak berdasarkan imbalan uang semata, tetapi juga terpengaruh oleh pengalaman pahit yang ia alami semasa kecil saat berhadapan dengan Sinterklas. Kekuatan emosional ini membuat konflik semakin dinamis.
Konfrontasi pertama antara Chris dan Miller berlangsung dengan sangat menegangkan. Pada saat pertemuan, Miller berhasil melukai Chris, menunjukkan bahwa ancaman yang dihadapi lebih nyata daripada yang tampak. Sinterklas menghadapi situasi yang tidak terduga, di mana niat baiknya untuk menghadirkan keceriaan justru berimplikasi pada ancaman terhadap hidupnya.
Peran Ruth, istri Chris, menjadi semakin penting dalam pertempuran. Ia tidak hanya berfungsi sebagai pendukung di belakang layar, tetapi ikut terlibat dalam perjuangan melawan ancaman yang datang. Penampilan Ruth menambah lapisan emosional dalam cerita, di mana cinta dan kesetiaan diuji dalam situasi yang ekstrem.
Produksi film Fatman
Fatman disutradarai oleh Eshom Nelms dan Ian Nelms, yang juga bertindak sebagai penulis naskahnya. Kedua sutradara ini memiliki visi yang jelas untuk menyuguhkan kisah yang unik dengan memadukan elemen aksi dan komedi gelap. Pendekatan mereka memberikan perspektif baru terhadap karakter Sinterklas yang selama ini diidentikkan dengan kebaikan.
Film ini berhasil mencapai pendapatan sebesar 1.646.155 juta dolar AS secara global, meskipun memiliki anggaran sekitar 20 juta dolar AS. Berdasarkan data dari IMDb, film ini mendapatkan rating 5,9 dari 10 berdasarkan 17.430 penilaian. Di sisi lain, Rotten Tomatoes memberikan skor tomatometer sebesar 45 persen, dengan skor audiens mencapai 84 persen. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada tanggapan beragam, film ini berhasil menarik perhatian penonton.
Dengan durasi 100 menit, Fatman tergolong dalam genre dewasa, yang membedakannya dari film Sinterklas tradisional lainnya. Keseluruhan elemen dalam film, mulai dari karakter, alur cerita, hingga pertarungan yang dihadirkan, berhasil memberikan pengalaman menonton yang tidak biasa dan mengundang pemikiran baru tentang Sinterklas dalam konteks modern.