Live Shopping di Social Commerce Kini Jadi Tren Belanja di Kalangan Anak Muda

6 May 2024 21:05 WIB

thumbnail-article

null

Penulis: Tasya Salsabilla Dirgantari

Editor: Indra Dwi Sugiyanto

Sejak beberapa tahun belakangan sejak pandemi covid-19, istilah s-commerce (social commerce) mulai marak terdengar di kalangan masyarakat. Hal ini terjadi berkat adanya fitur live shopping yang telah menjadi cara baru bagi para penjual dan calon pembeli untuk melakukan transaksi dengan mudah, aman, dan nyaman. Beberapa s-commerce yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia diantaranya adalah TikTok, Instagram, dan Facebook.

Fitur Live Shopping

Konsep live shopping sendiri merupakan gabungan antara berbelanja online dan mencari hiburan sambil menonton siaran langsung di media sosial. Adanya fitur ini tentu memungkinkan bagi para calon pembeli untuk melihat produk yang akan dibelinya secara real-time. Selain itu, mereka juga dapat melakukan tanya-jawab melalui kolom live chat layaknya berbelanja di toko secara fisik. Jadi, selain untuk berinteraksi dan mencari hiburan, media sosial juga bisa digunakan sebagai s-commerce untuk menjual barang dan jasa.

Hal yang paling menarik dari fitur live shopping ini sebenarnya ada pada pemilihan host live streamer dan keunikan konsep penjualan produknya. Karakter atau gaya bicara host serta konsep penjualan produk yang unik, seru, dan dapat menghibur tentu dapat menarik para calon pembeli untuk betah menonton live shopping hingga selesai dan atau bahkan melakukan pembelian produk secara berulang.

Adanya interaksi dalam live shopping ini juga dapat memungkinkan terjadinya negosiasi harga. Bahkan, biasanya di beberapa online shop ada yang telah menyediakan voucher diskon bagi para calon pembelinya agar bisa menikmati belanja dengan harga yang jauh lebih murah. Hal ini tentu sangat diminati oleh masyarakat Indonesia, terutama anak muda zaman sekarang yang cenderung lebih suka dengan hal yang praktis dan unik.

Perbedaan S-commerce dan E-commerce

Beberapa hal yang menjadi perbedaan antara s-commerce dan e-commerce diantaranya terletak pada daya jangkau dan algoritmanya. Sebab s-commerce berada di dalam media sosial, maka mereka menggunakan algoritma yang lebih kuat untuk menghasilkan data pengguna. Selain itu, media sosial juga memiliki daya jangkau yang lebih luas dan hampir mayoritas orang kini mengakses media sosial di setiap harinya. Sedangkan, e-commerce belum memiliki algoritma yang sekuat s-commerce dan belum tentu semua orang membuka situs atau aplikasi e-commerce setiap hari.

Hasil Survei Nara x Data

Melalui aplikasi SurV, Nara x Data (Narasi x Lokadata) telah berhasil mengumpulkan 1.456 data responden untuk mengetahui seberapa puas para pembeli selama berbelanja di s-commerce. Pengumpulan data ini dilakukan sejak tanggal 7-10 Agustus 2023, dengan rentang usia responden 18-35 tahun. Hasil inti survei menunjukkan bahwa sebanyak 60% orang puas dan akan terus menggunakan s-commerce, sedangkan 40% orang lainnya masih menantikan update fitur yang menarik dari s-commerce. Mereka berharap kepada para penjual dan platform untuk dapat terus berinovasi demi menyempurnakan pengalaman calon pembeli kedepannya.

Berikut hasil survei terkait alasan mereka puas berbelanja di s-commerce, diantaranya adalah karena praktis dan mudah, banyak diskon, menyenangkan, lalu disusul alasan menarik lainnya.


Ini merupakan hasil survei terkait jenis s-commerce yang paling banyak mereka gunakan untuk berbelanja, diantaranya adalah TikTok, Instagram, dan Facebook.

Selain untuk berinteraksi dan mencari hiburan, TikTok juga memiliki fitur menarik dari live streaming-nya. Para live streamer bisa menerima berbagai gift yang nantinya dapat ditukarkan dengan sejumlah uang. Apabila dilihat dari segi bisnis, melakukan live di TikTok memang cukup menguntungkan, terutama dalam hal promosi atau pemasaran produk. Ternyata, fenomena transaksi jual-beli di TikTok juga sangat diminati oleh masyarakat Indonesia. 

Berdasarkan hasil survei, dunia fashion memang cukup digandrungi masyarakat di zaman sekarang. Hubungan kuat antara tren dan penampilan di kalangan pengguna media sosial saat ini dapat dibilang cukup penting. Apalagi, dengan tren fashion cepat berubah dapat membuat mayoritas orang ingin tampil unik dan menarik. Hal ini dapat dilihat dari sebanyak 71% orang memilih fashion sebagai kategori belanja barang yang paling sering mereka beli di s-commerce.

Terkait harga produk pada hasil survei, terlihat bahwa sebanyak 55% orang bersedia atau rela mengeluarkan uang sekitar Rp. 50.000,00 - Rp. 250.000,00 untuk berbelanja di s-commerce. Lalu, disusul dengan 19% orang lainnya yang bersedia mengeluarkan uang Rp. 251.000,00 - Rp. 500.000,00. 

Namun, dibalik itu semua masih ada 88% orang yang yang sedikit khawatir ketika berbelanja melalui s-commerce. Mereka sebagai calon pembeli berharap kedepannya akan dilakukan peningkatan terkait transparansi, keamanan platform, dan opsi pembayaran yang inovatif untuk membangun kepercayaan dan kenyamanan masyarakat dalam proses jual-beli di s-commerce. 


Apabila ada fitur baru atau algoritma media sosial yang bisa meningkatkan pengalaman berbelanja online seperti memperbaiki quality control untuk menambah trustworthy masyarakat, maka diyakini bahwa pertumbuhan dan loyalitas calon pembeli di s-commerce akan dapat dengan cepat melampaui e-commerce.

Nara x Data

Memang sudah banyak lembaga riset yang melakukan survei secara online mengenai perilaku serta gaya hidup masyarakat Indonesia, namun, masih sedikit yang melakukannya setiap pekan dengan responden yang diverifikasi secara offline. Melalui ini, SurV bisa memberikan insight yang solid terkait topik khusus atau bahkan “remah” untuk menjawab kebutuhan. Kekuatan SurV yang belum banyak diketahui masyarakat ini sangat disayangkan apabila tidak dimanfaatkan lebih dalam. Melalui Nara x Data, bisa diuji relevansinya.

Topik mengenai s-commerce sengaja dipilih sebagai topik pembuka untuk merespons amanat Bapak Presiden Joko Widodo kepada menteri dan wakil menteri Kominfo yang baru. Pilihan ini merupakan bukti bahwa Nara x Data tidak bekerja di ruang yang kedap, melainkan memperhatikan dengan seksama momentum atau peristiwa yang sedang terjadi saat ini.

Nara x Data tidak akan lelah menyingkap makna. Kolaborasi antara Narasi TV dan Lokadata.id ini merupakan buletin dwi mingguan yang membahas beragam tema berdasarkan survei dan suara responden yang telah disaring dan dianalisis secara tajam. Kami berkomitmen untuk memanfaatkan data, menyingkap makna, dan memperkaya wawasan.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER