Survei Bergerak Bergerak Berdampak, Bagaimana Anak Muda Menyikapi Isu Terkini?

24 November 2023 15:11 WIB

Narasi TV

Survei Kolaborasi Narasi x Jakpat.

Penulis: Rusti Dian

Editor: Margareth Ratih. F

Dalam acara bertajuk “Bergerak Bergerak Berdampak” yang digelar pada Minggu (19/11/2023), Founder Narasi Najwa Shihab sempat menyebut kekhawatiran terkait isu kesehatan mental terus meningkat. Secara spesifik, kekhawatiran ini dirasakan mayoritas oleh perempuan. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Menurut survei yang dilakukan oleh Narasi dan Jakpat, tingkat kekhawatiran anak muda terhadap kesehatan mental mencapai skor rata-rata 3,82 dari 2.482 responden. Kekhawatiran ini didominasi oleh perempuan usia 15-19 tahun. Mereka mengekspresikan kesehatan mental yang dirasakan melalui kreativitas seperti musik, seni, dan hobi.

Sementara bagi kelompok usia 20-24 dan 25-29 tahun, mereka memilih melakukan rutinitas sehat dalam keseharian untuk menjaga kesehatan mental. Lain halnya dengan kelompok usia 30-35 tahun yang memilih mencari bantuan ahli untuk menghadapi perjalanan hidup yang kompleks.

Kepedulian soal lingkungan

Tak hanya kesehatan mental, anak muda juga turut aktif dalam membicarakan soal lingkungan. Menurut survei Jakpat dan Narasi, 60% perempuan kelas menengah aktif dalam kegiatan lingkungan, sementara 70% mendukung bisnis hijau.

Angka tersebut telah mematahkan stigma bahwa advokasi lingkungan hanya didominasi oleh laki-laki. Sebaliknya, perempuan justru sering dicap sebagai penyumbang masalah lingkungan dengan menggunakan produk sekali pakai, salah satunya adalah pembalut.

Masalah lingkungan yang dihadapi belakangan ini rupanya turut memengaruhi perilaku politik anak muda. Pada rentang usia 20-24 tahun, rata-rata 3,49 dari 963 responden mulai mengakui keterkaitan isu lingkungan hidup dan advokasi politik. Ditambah dengan paparan sumber daya pendidikan, wacana sosial, dan permulaan kelayakan memilih.

Budaya populer: hiburan dan kreativitas

Bicara soal budaya populer, perempuan lebih banyak terlibat aktif dibanding laki-laki. Angkanya bisa mencapai 4,15 dari 1.621 responden perempuan. Tentu saja ini melampaui 861 responden laki-laki yang hanya mencapai rata-rata 3,85. 

Perempuan dilihat sebagai konsumen budaya yang lebih proaktif dengan terlibat dalam komunitas, narasi, dan ekspresi emosional melalui berbagai media.

Sebaliknya, laki-laki justru memandang budaya populer sebagai sesuatu yang membentuk sikap dan perilaku politik anak muda. Menurut mereka, budaya populer tak hanya cerminan realitas sosial, melainkan juga penggerak perubahan dan pembentuk opini.

Survei kolaborasi antara Narasi dan Jakpat ini dapat menjadi referensi tentang generasi muda Indonesia. Nyatanya, anak muda memiliki pandangan sendiri untuk menyikapi beragam isu saat ini. Bahkan dalam hal ini, keterlibatan perempuan dan laki-laki pun berbeda.

Untuk mengetahui lebih detail tentang hal ini, kamu bisa membaca survei kolaborasi Narasi dan Jakpat bertajuk “Memahami Arah Baru Anak Muda Indonesia: Sebuah Survei tentang Aspirasi, Perilaku, dan Dampak dari Generasi Muda.”

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR