Dalam Islam, tak semua orang boleh menjadi imam ketika melaksanakan shalat berjemaah. Terdapat syarat yang harus dipenuhi seorang muslim yang ingin menjadi imam.
Imam sendiri merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam pelaksanaan salat berjemaah.
Tugas seorang imam dalam salat berjemaah adalah memimpin pelaksanaan salat yang dilakukan lebih dari satu orang secara bersama-sama.
Dalam banyak riwayat, disebutkan bahwa melaksanakan salat berjemaah memiliki pahala yang berlipat ganda, yaitu 27 derajat dibandingkan shalat sendirian yang hanya mendapat hitungan pahala 1 derajat.
Penjelasan tersebut merujuk pada hadis Nabi saw. dari sahabat Ibnu Umar ra. Dalam hadis tersebut, Rasulullah saw. bersabda:
صَلَاةُ الْجَمَا عَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَ عِسْرِيْنَ دَرَجَةً
Artinya: “Shalat jama’ah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada shalat sendirian.”
Syarat menjadi imam shalat
Mengutip dari laman Laduni.id, peranan imam sangat penting dalam shalat berjemaah, karena sah atau tidaknya shalat tergantung kepada imam.
Oleh karenanya terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum menjadi imam.
Berikut syarat menjadi imam shalat yang merujuk pada kitab Al-Fiqh Al-Islami Wa-Adillatuhu karangan Syeikh Wahbah Al-Zuhaily:
1. Beragama Islam
Syarat menjadi imam yang pertama adalah beragam Islam. Jika imannya adalah orang non-muslim maka salatnya tidak sah dan harus mengulangi salat.
2. Memiliki akal sehat
Syarat kedua ada berakal sehat. Bagi seseorang yang gila, linglung, atau dalam keadaan mabuk, tidak diperkenankan untuk menjadi imam.
3. Sudah balig
Salah satu syarat menjadi imam adalah seseorang yang sudah balig. Tanda-tanda balig adalah mengalami ihtilam (mengeluarkan sperma karena mimpi basah) untuk laki-laki, sementara untuk perempuan sudah mengalami haid.
4. Laki-laki
Seorang imam harus seorang laki-laki, tidak boleh seorang perempuan atau khuntsa. Perempuan diperbolehkan menjadi imam asal makmumnya juga perempuan.
5. Suci dari hadas kecil dan besar
Seorang imam harus dalam keadaan suci dari hadas, baik hadas kecil maupun hadas besar. Namun, jika seorang imam tidak mengetahui bahwa dirinya berhadas saat salatnya sudah selesai, maka salat tidak batal.
6. Memahami rukun salat
Seorang imam juga harus mengetahui rukun-rukun salat. Hal tersebut dikarenakan ia bertugas untuk memimpin makmumnya.
Apabila imam melakukan gerakan yang salah, atau tidak sesuai berdasarkan rukun salat, maka salat menjadi tidak sah.
7. Tidak sedang menjadi makmum imam lain
Salah satu syarat sahnya seseorang menjadi imam adalah tidak sedang menjadi makmum dari imam lainnya.
Artinya seseorang yang menjadi imam tersebut tidak sedang mengikuti shalat berjamaah yang lainnya.
8. Fasih membaca Al-Qur’an sesuai ilmu tajwid
Syarat menjadi imam diutamakan fasih dalam bacaan Al-Qur'an, karena itu menjadi salah satu syarat sah salat.
Kefasihan seorang imam dinilai dari ketepatan imam membaca Al-Qur’an sesuai ilmu tajwid. Hal ini berguna agar pembacaan ayat Al-Qur’an tidak salah dan menimbulkan kesalahan makna.
9. Salatnya imam sah menurut mazhab makmumnya
Syarat lainnya adalah seorang imam diharuskan merupakan penganut mazhab yang sama dengan makmumnya.
Hal ini bertujuan agar tidak ada perbedaan tata cara pelaksanaan salat antara imam dan makmum.
Sebagai contoh, muslim pengikut mazhab Syafi’i yang salat berjamaah dengan imam seorang penganut mazhab Hanafi berkemungkinan akan memiliki perbedaan visi mengenai kesucian untuk salat.
Imam yang menganut mazhab Hanafi mungkin saja melakukan kontak dengan orang yang bukan mahramnya. Dalam mazhab Syafi’i hal tersebut membatalkan wudu, sedangkan di mazhab Hanafi tidak.
Perbedaan tersebut dapat berpotensi membuat salat menjadi tidak sah dalam kacamata masing-masing mazhab.