Banyak orang masih menganggap sama antara deodoran dan antiperspirant. Keduanya seing dianggap sama karena fungsinya yang berkaitan dengan kontrol bau badan dan keringat.
Namun, meski kedua produk ini digunakan untuk tujuan yang mirip, mereka memiliki fungsi, cara kerja, dan konten yang berbeda.
Perbedaan dasar deodoran dan antiperspirant
Klasifikasi produk
Deodoran diklasifikasikan sebagai kosmetik, sedangkan antiperspirant termasuk dalam kategori obat. Hal ini berarti bahwa antiperspirant harus memenuhi standar dan regulasi ketat dari lembaga pengawas kesehatan, seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia atau Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat.
Fungsi utama
Fungsi utama deodoran adalah untuk menghilangkan atau mengurangi bau badan dengan membunuh bakteri penyebabnya, sedangkan antiperspirant berfokus pada pengurangan produksi keringat. Deodoran menyediakan aroma yang menyegarkan, sedangkan antiperspirant mencegah keluarnya keringat melalui pori-pori kulit.
Cara kerja produk
Deodoran bekerja dengan memanfaatkan bahan antimikroba untuk membunuh bakteri, serta memberikan aroma wangi untuk menyamarkan bau tidak sedap. Sebaliknya, antiperspirant berfungsi dengan cara menyumbat kelenjar keringat sehingga produksi keringat dapat diminimalisasi.
Kandungan dan bahan yang digunakan
Bahan aktif deodoran
Deodoran biasanya mengandung bahan aktif seperti triclosan, triclocarban, atau amonium kuarterner yang memiliki sifat antibakteri. Selain itu, deodoran juga umumnya mengandung parfum untuk membantu memberikan aroma yang menyenangkan.
Bahan aktif antiperspirant
Antiperspirant umumnya mengandung senyawa aluminium, seperti aluminium klorohidrat, yang bertanggung jawab untuk menyumbat pori-pori kulit dan mengurangi produksi keringat.
Potensi efek samping deodoran dan antiperpirant
Penggunaan deodoran kadang dapat menyebabkan iritasi atau dermatitis kontak alergi, terutama jika mengandung parfum yang kuat. Sementara itu, antiperspirant dapat menyebabkan noda kuning pada pakaian akibat reaksi antara aluminium dan keringat.
Penggunaan yang tepat sesuai kebutuhan
Kapan sebaiknya menggunakan deodoran?
Deodoran lebih sesuai digunakan ketika seseorang tidak memiliki masalah keringat berlebih tetapi ingin mengontrol bau badan. Produk ini ideal untuk kegiatan sehari-hari ketika keringat tidak menjadi masalah utama.
Kapan sebaiknya menggunakan antiperspirant?
Antiperspirant lebih cocok bagi mereka yang mengalami keringat berlebih atau berkeringat secara tidak wajar, seperti pada saat berolahraga atau dalam cuaca panas. Antiperspirant akan membantu menjaga ketiak tetap kering.
Dalam beberapa kasus, menggunakan gabungan antara deodoran dan antiperspirant dapat memberikan hasil yang lebih baik. Pengguna dapat memilih produk yang mengandung keduanya, untuk mengontrol dinginnya keringat sekaligus mencegah bau badan sekaligus.
Mitos seputar deodoran dan antiperspirant
Salah satu isu kesehatan yang sering mengemuka terkait penggunaan antiperspirant yakni soal kandungan aluminium di dalamnya. Penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara penggunaan antiperspirant yang mengandung aluminium dan risiko kanker payudara. American Cancer Society menyatakan bahwa bukti ilmiah yang ada tidak cukup kuat untuk mengaitkan keduanya.
Tak sedikit pula mitos yang beredar mengenai deodoran, termasuk asumsi bahwa semua deodoran menyebabkan kanker. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk membuktikan atau membantah klaim tersebut, dan hasilnya kadang-kadang bervariasi.
Sebagai panduan, pengguna disarankan untuk membaca label produk dan memastikan untuk memilih produk dengan kandungan yang sesuai dengan kondisi kulit masing-masing. Menggunakan deodoran dan antiperspirant secara umum biasanya aman, tetapi jika terjadi reaksi alergi atau iritasi, sebaiknya segera hentikan penggunaan dan konsultasikan dengan dokter.