Tanggapan Jokowi Soal Lonjakan Suara PSI di Sirekap KPU

4 Mar 2024 11:03 WIB

thumbnail-article

Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers kepada wartawan di Jakarta, Senin (4/3/2024). ANTARA/Rangga Pandu Asmara Jinggad

Penulis: Jay Akbar

Editor: Akbar Wijaya

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi lonjakan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang drastis dalam beberapa hari terakhir di Sirekap KPU. Menurut Jokowi, hal tersebut merupakan ranah partai dan KPU.

"Itu urusan partai, tanyakan ke partai. Tanyakan ke KPU," kata Jokowi usai memberikan keterangan pers jelang keberangkatannya ke Australia untuk menghadiri KTT Khusus ASEAN- Australia di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (4/3/2024).

Persentase suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melonjak signifikan dalam beberapa hari terakhir. Berdasarkan data real count (hitung berbasis seluruh data) KPU per Minggu, 3 Maret 2024 pukul 16:00:00 WIB dengan persentase data suara masuk 65,81%, PSI meraih 2.403.316 suara atau 3,13%.

Lonjakan suara PSI sudah tampak sejak Rabu, 28 Februari 2024. Di hari itu suara PSI berkisar 2,79% dan terus merangkak naik pada Kamis, 29 Februari 2024 menjadi 2,85% atau bertambah 0,16%. Lalu pada Jum'at, 1 Maret 2024, pukul 12.00 WIB suara mereka tembus 3,01% atau sebanyak 2,3 juta suara.

Anomali Suara

Arya Fernandes, Kepala Departemen Politik dan Organisasi Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) mengatakan perubahan persentase suara PSI dalam real count KPU memperlihatkan anomali atas hasil quick count yang dilakukan berbagai lembaga survei. Pasalnya, kata Arya, tidak ada satu pun lembaga survei yang menyatakan persentase suara PSI menembus angka 3%.

Arya misalnya mencontohkan berdasarkan hasil quick count CSIS, PSI hanya memperoleh suara 2,67%, Indikator Politik 2,65%, dan Poltracking 2,89%. Selain itu, kata Arya, ketika data real count KPU sudah masuk di angka 65% maka seharusnya tidak ada lagi perubahan suara yang signifikan.

"Itu harusnya secara statistik ketika data sudah mulai masuk di atas angka 60-an persen harusnya sudah stabil. Jadi, perubahan-perubahan yang terjadi itu dalam pengalaman kami melakukan hitung cepat itu kecil sekali kemungkinan terjadi perubahan," ujar Arya dikutip dari Youtube TvoneNews, Sabtu (2/3/2024).

Arya mengatakan selisih persentase suara antara hasil quick count dan real count KPU yang dialami PSI berbeda jauh dengan sejumlah partai seperti PDI Perjuangan dan Partai Golkar.

"Memang menunjukkan selisih atau anomali yang terjadi pada PSI ya," kata Arya.

Selisih quick count dan real count PDI Perjuangan misalnya hanya 0,05% dan Golkar hanya 0,07%.

"Tapi selisih hitung cepat dan KPU untuk kasus PSI memang agak besar di angka 0,46%," ujar Arya.

Jangan Tendensius

Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menilai wajar penambahan suara saat KPU melakukan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024. Oleh karena itu, dia mengingatkan semua pihak agar tidak tendensius dalam menyikapi penambahan suara untuk PSI.

“Penambahan termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut,” kata Grace Natalie dalam siaran resmi PSI yang dikutip Antara di Jakarta, Sabtu (2/3/2024).

Dia menambahkan berbagai kemungkinan masih dapat terjadi selama KPU masih merekapitulasi suara para pemilih dalam Pemilu 2024. PSI hanya membutuhkan kurang dari satu persen suara, tepatnya 0,87 persen suara, untuk dapat mencapai ambang batas parlemen (parliamentary threshold) empat persen. Jika berhasil mencapai ambang batas, maka untuk pertama kalinya, PSI dapat menduduki kursi DPR RI di Senayan.

Terkait itu, Grace optimistis partainya dapat mencapai ambang batas parlemen.

"Apalagi hingga saat ini masih lebih dari 70 juta suara belum dihitung dan sebagian besar berada di basis-basis pendukung Jokowi di mana PSI mempunyai potensi dukungan yang kuat,” katanya.

Grace menyesalkan penilaian beberapa pihak yang menurutnya tendensius terhadap PSI.

“Kenapa yang disorot hanya PSI? Bukankah kenaikan dan juga penurunan terjadi di partai-partai lain? Dan itu wajar karena penghitungan suara masih berlangsung,” kata Grace.Dia pun mengajak seluruh pihak bersikap adil dan proporsional.

"Kita tunggu saja hasil perhitungan akhir KPU. Jangan menggiring opini yang menyesatkan publik,” kata petinggi PSI itu.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER