TKN Ungkap Alasan Program Makan Siang Gratis Berubah Jadi Makan Bergizi Gratis

27 May 2024 22:05 WIB

thumbnail-article

Dokumentasi foto Prabowo Subianto. (Sumber: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Penulis: Moh. Afaf El Kurniawan

Editor: Rizal Amril

Presiden terpilih, Prabowo Subianto, telah mengumumkan perubahan nama program unggulannya dari "Makan Siang Gratis" menjadi "Makan Bergizi Gratis."

"Saya ingin sedikit koreksi ya. Setelah kita pelajari, ternyata istilah tepat itu adalah makan bergizi gratis untuk anak-anak. Itu lengkapnya ya," kata Prabowo pada Kamis (25/5/2024), dikutip dari akun YouTube tvOneNews.

Presiden terpilih tersebut menjelaskan jika perubahan nama tersebut dilakukan demi fleksibilitas pelaksanaan program makan gratis yang ia canangkan.

"Karena kalau anak sekolah dasar umpamanya masuk pagi, dia kalau nunggu makan siang kan terlalu lama. Jadi harus makan pagi. Ya kan?" katanya.

Alasan nama program makan siang gratis diubah

Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional Budiman Sudjatmiko menjelaskan jika terdapat dua alasan utama penggantian nama program makan siang gratis tersebut dilakukan.

Alasan pertama, serupa dijelaskan Prabowo, fleksibilitas pelaksanaan program menjadi alasan utama di tengah jam sekolah yang tak sama di Indonesia.

"Ya, sekarang makan bergizi gratis bukan berarti rencana awal makan siang gratis itu tidak bergizi, cuma waktu makannya itu tidak dibatasi. Jadi ada dua kemungkinan, bisa diganti makan pagi untuk sarapan," ungkapnya, dikutip dari detikcom.

Alasan kedua, jelas Budiman, adalah penghematan anggaran makan gratis. Menurutnya, perubahan nama tersebut juga akan berpengaruh terhadap cara pemerintah merealisasikannya.

"Kita lagi menghitung. Waktu Pak Prabowo masih kampanye kan [anggaran makan gratis] sekitar 400 triliun rupiah pertahun, kira-kira gitu ya, tapi itu dengan asumsi asupan makanannya dari mana saja. Tapi setelah kita hitung, ada kemungkinan kita bisa memangkasnya sampai separuhnya," ujarnya.

Mantan kader PDIP tersebut mengungkapkan jika perubahan mendasar yang tengah digodok pihaknya adalah memangkas rantai distribusi dengan memanfaatkan desa sebagai penghasil makanan.

"Perlu distribusi ke wilayah-wilayah itu memakan biaya, tapi kalau kita menanam sendiri, berternak sendiri, bahkan 80 persen kebutuhan program makan bergizi bisa dipenuhi oleh desa-desa di provinsi yang bersangkutan," katanya.

Lebih lanjut, mantan aktivis PRD tersebut juga menyatakan jika perubahan pola produksi tersebut juga akan mendongkrak ekonomi desa.

Katanya, kalkulasi yang dibuat oleh pihaknya menyebutkan akan ada pembukaan sawah baru hingga 650 ribu hektare dan 50 ribu kandang ternak baru hingga 2029 ketika program ini dilaksanakan secara penuh.

"Kita proyeksikan kalau berskala penuh 82 juta orang di 2029, itu bisa membuat produktivitas yang tinggi dengan 650 ribu hektare lahan sawah baru untuk program makan bergizi ini, kemudian 50 ribu kandang baru untuk beternak bagi pasokan daging," tuturnya.

Beda respons parpol

Perubahan nama program makan siang gratis tersebut turut direspons sejumlah partai politik.

Partai Demokrat dan PDIP, misalnya, yang menganggap perubahan nama tersebut adalah langkah yang tepat.

Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, menyatakan nama makan bergizi gratis lebih substantif dan cakupannya lebih luas.

"Nama program makan bergizi gratis jauh lebih substantif dan lebih luas cakupannya, tak sempit hanya pada waktu makan siang saja," ujarnya.

Senada dengan Demokrat, politikus PDIP Hendrawan Supratikno menyebut nama baru program ini lebih edukatif dan esensial daripada nama sebelumnya.

"Frasa 'makan bergizi gratis' lebih edukatif dan menangkap esensi dari program tersebut," ujarnya.

Namun, respons berbeda diberikan PKS yang berpandangan perubahan nama tersebut justru berpotensi menurunkan kepercayaan publik atas program unggulan Prabowo ini karena cepat diganti.

"Pergantian ini bisa menurunkan derajat keyakinan publik pada kualitas program ini. Bahaya kalau publik ragu," ujar Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera..

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER