22 September 2022 18:09 WIB
Penulis: Ani Mardatila
Editor: Akbar Wijaya
Sejak serangan militer dilancarkan pada akhir Februari 2022 lalu, Rusia belum juga berhasil membuat Ukraina mengibarkan bendera putih. Di sisi lain, tentara Ukraina yang sudah tewas selama perang berkorbar telah mencapai hampir 6.000 jiwa.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengumumkan Rusia bakal menyusun 300.000 pasukan cadangan sebagai upaya mendukung tentaranya di Ukraina.
Pengumuman Sergei disiarkan dalam situs resmi Kremlin dan dikhususkan kepada para pasukan cadangan yang sebelumnya memiliki pengalaman militer.
Shoigu mengatakan pasukan cadangan ini akan mendapat pelatihan tambahan sebelum diterjunkan ke medan perang. Para siswa dan mereka yang sedang mengikuti wajib militer tidak termasuk dalam pasukan cadangan.
Bagi banyak warga Rusia, seruan Shoigu merupakan mimpi buruk. Pada Rabu (21/9/2022) pagi, mereka beramai-ramai pergi melarikan diri ke luar negeri.
Negara tujuan mereka beraneka ragam. Ada yang ke Turki, Armenia, Uzbekistan, dan Azerbaijan. Pokoknya negara-negara yang mengizinkan orang Rusia masuk tanpa visa.
Tak heran tiket penerbangan ke sejumlah negara sudah habis dan kalau pun masih ada yang tersisa harganya melambung tinggi.
The Guardian melaporkan, penerbangan termurah dari Moskow ke Dubai misalnya, dijual dengan harga sekitar 350.000 rubel (£ 5.000). Angka yang tentu saja sangat mahal bagi kebanyakan warga Rusia.
Transportasi udara memang menjadi satu-satunya pilihan lari ke luar negeri lantaran empat dari lima negara Uni Eropa yang berbatasan dengan Rusia sudah menutup akses perbatasan bagi warga Rusia.
Pengumuman Shoigu juga membuat pencarian "cara mematahkan lengan" melalui Google dan Yandex meningkat pesat.
Ini memicu spekulasi bahwa beberapa orang Rusia tak segan-segan bakal mengambil tindakan ekstrem untuk menghindari pertempuran di Ukraina.
Tujuh hari lalu, pencarian dengan kata kunci "cara mematahkan lengan" masih sangat sedikit. Namun sekarang kata kunci tersebut telah melonjak menjadi 38 dari skala 0 sampai 100.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan mobilisasi pasukan cadangan bertujuan untuk melindungi tanah air Rusia.
"Untuk memastikan keamanan rakyat kita dan orang-orang di wilayah yang dibebaskan."
Putin juga memperingatkan negara-negara NATO bahwa Rusia memiliki "berbagai alat pemusnah" yang siap dipakai.
Putin menambahkan Rusia akan "menggunakan semua cara yang kita miliki" jika "integritas teritorial negara kita terancam, untuk melindungi Rusia dan rakyat kita."
Menanggapi hal itu, NATO merasa Rusia belum siap menggunakan nuklir. Kendati demikian, penting untuk tetap mencegah eskalasi semacam itu.
“Kami akan memastikan bahwa tidak ada kesalahpahaman di Moskow tentang keseriusan penggunaan senjata nuklir,” kata Stoltenberg Sekretaris Jenderal NATO sejak 2014.
KOMENTAR
Latest Comment