21 Oktober 2022 21:10 WIB
Editor: Akbar Wijaya
Apa yang akan dilakukan Elon Musk jika ia jadi beli Twitter? Memecat 75% karyawan. Kabar ini beredar seiring rencana Musk menyelesaikan rencana pembelian Twitter senilai 44 milar dolar AS.
The Washington Post menyebut pembelian ini dilakukan Musk demi menghindari tuntutan Twitter di Pengadilan Delware karena sang miliarder sempat melakukan pembatalan akuisisi secara sepihak.
Terlepas dari rencana kontroversialnya, para eksekutif Twitter memang berencana memangkas biaya sekitar 800 juta dolar AS dan memotong sekitar seperempat karyawan.
Rencana ini dilatari laporan keuangan perusahaan pada kuartal kedua 2022 yang menyebut pendapatan turun 1% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pendapatan di bawah pertumbuhan 10,5% jauh dari yang diharapkan para analis, di tengah penurunan yang lebih luas di sektor periklanan digital.
Bukan cuma Twitter, sejumlah perusahaan teknologi yang berada di Bay Area San Fransisco seperti Netflix, Twilio, dan Robinhood telah memangkas pekerja di tengah perlambatan teknologi.
Twitter juga telah memberlakukan pembekuan perekrutan dalam beberapa bulan terakhir.
Twitter telah mengizinkan karyawan untuk bekerja dari rumah selamanya dan mendaftarkan sebagian ruang kantornya untuk disewakan.
Perusahaan juga membatalkan perluasan kantor Oakland demi menghemat pengeluaran.
Musk dikenal sebagai bos yang anti bekerja dari rumah. Ia pernah mengatakan bahwa pekerjanya di Tesla dan SpaceX harus bekerja 40 jam per pekan di kantor atau menghadapi pemecatan.
Belum jelas apakah dia akan mengubah kebijakan kerja fleksibel Twitter jika jadi membelinya.
Pada hari Kamis, (14/4/2022), tiba-tiba Elon Musk mengumumkan tawaran untuk membeli Twitter seharga $54,20 per saham.
"Saya berinvestasi di Twitter karena saya percaya pada potensinya, untuk menjadi platform kebebasan berbicara di seluruh dunia, dan saya percaya kebebasan berbicara adalah kewajiban sosial untuk demokrasi bisa berfungsi," kata Musk dalam pengajuan pada Securities and Exchange Commission (SEC).
"Twitter perlu diubah sebagai perusahaan swasta."
Mengapa seorang Elon Musk CEO dari perusahaan mobil listrik Tesla dan perusahaan di bidang ruang angkasa SpaceX tertarik pada media sosial seperti Twitter?
Ternyata, Musk ingin menjunjung kebebasan berbicara. “Mengingat bahwa Twitter berfungsi sebagai alun-alun kota publik de facto, gagal mematuhi prinsip-prinsip kebebasan berbicara secara fundamental merusak demokrasi,” cuitnya pada Minggu, (27/3/2022).
“Apakah platform baru diperlukan?” lanjutnya di kolom komentar. Musk menyebut perusahaan media sosial itu "alun-alun kota" dari internet, tetapi dia tidak suka cara kerjanya.
Sebelum mengumumkan pembelian saham besar-besaran pada 14 April, diam-diam Musk sudah membeli 9,2% saham Twitter pada awal bulan itu.
Selanjutnya pada 25 April, Twitter menerima tawaran pembelian itu.
Namun tiba-tiba pada Jumat (8/7/2022) Musk menghentikan rencananya mengakuisisi Twitter.
Musk beralasan Twitter enggak memberi informasi lengkap, terkait prevalensi akun palsu atau spam.
Dalam sebuah email yang mengungkap pengajuan kepemilikan saham pada hari Minggu (10/7/2022, seorang pengacara yang mewakili Twitter menolak upaya Musk untuk membatalkan akuisisi.
"Pembatalan diklaim tidak valid," tulis pengacara itu, dengan alasan bahwa Musk telah "secara sadar, sengaja, dengan sengaja, dan secara material melanggar Perjanjian."
Dari situ, Twitter pun mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri di Delaware untuk memaksanya menyelesaikan kesepakatan. Musk tidak segera menanggapi gugatan tersebut.
Sebagai bagian dari argumen Musk untuk mengakhiri kesepakatan, pengacaranya juga mencoba menggunakan pengaduan pelapor, yang menuduh Twitter mengabaikan masalah keamanan di perusahaan.
Twitter telah menolak keluhan itu, menyebutnya tidak akurat, tidak konsisten, dan kurang konteks.
Jika diizinkan untuk membatalkan kesepakatan, Musk mungkin terpaksa membayar biaya penghentian sebesar $1 miliar.
Selanjutnya, di tengah drama pembelian Twitter, Musk diperiksa oleh Securities and Exchange Commission (SEC) karena saat pertama kali membeli 9,2% saham di Twitter yang ia umumkan di cuitan Twitter awal April, ia belum mengungkapkan pembelian saham tersebut kepada SEC.
Peraturannya jika membeli saham lebih dari 5% harus dilaporkan paling lambat dalam 10 hari setelah pembelian.
Meskipun publik mengetahui pembelian saham ini pada 4 April, pembelian saham Musk ternyata melampaui 5% sejak 14 Maret, dan harusnya dilaporkan maksimal 24 Maret, ringkasnya Musk melanggar peraturan SEC.
Daniel Taylor, seorang profesor akuntansi Universitas Pennsylvania, mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa kegagalan untuk mengungkapkan pembeliannya ini kemungkinan menghemat lebih dari $ 143 juta bagi Musk.
Soal ini, SEC dan Elon Musk sama-sama tak berkomentar kelanjutan kasusnya.
Pada hari Senin (3/10/2022), pengacara Musk mengirim surat ke Twitter yang menyatakan bahwa Musk berniat untuk melanjutkan pembelian perusahaan dengan harga penawaran awal $54,20 per saham.
Pengacara Musk berusaha untuk mengakhiri pertarungan hukum sebelum dimulainya persidangan. Hakim Delaware menunda perselisihan hukum antara kedua pihak, memberi mereka waktu hingga 28 Oktober untuk mencapai resolusi penjualan.
KOMENTAR
Latest Comment