Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun: Tidak Hanya Ungkapan Belasungkawa

21 Maret 2024 19:03 WIB

Narasi TV

Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun: Tidak Hanya Ungkapan Belasungkawa

Penulis: Revi Ekta

Editor: Soni Triantoro

Lazimnya umat muslim selalu mengucap Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rojiun saat mendapat kabar kematian baik dari anggota keluarga, kerabat atau orang yang kita kenal. Namun, apakah penggunaan kata Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rojiun hanya sebatas kabar kematian saja? Kapan ya, waktu yang tepat mengucap Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rojiun dan seperti apa makna yang terkandung di dalamnya? Mari kita ulas kosakata dalam keagamaan yang satu ini. 

Islam mengajarkan bahwa umat muslim patut mengucapkan Inna Lillahi apabila bertemu atau merasakan hal negatif di sekelilingnya. Tidak hanya mendengar kabar kematian. Musibah, cobaan bahkan yang sekecil apapun itu, seorang muslim dianjurkan untuk mengucap Inna Lillahi. Di zaman nabi dulu, bahkan ia pernah mengucap Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rojiun saat lampu padam mendadak. Sehingga sah-sah saja bila mengucap Inna Lillahi dalam kondisi-kondisi selain kematian. 

Bila ditelisik dari makna secara harfiah, Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rojiun berarti sungguh kami milik Allah dan kami kepada-Nya akan kembali. Kata ‘kepada-Nya’ di sini menandakan bahwa hanya Dia lah satu-satunya tempat kita kembali dan tiada lainnya lagi. Sedangkan kata ‘kami’, sebagai ungkapan bahwa kesedihan yang kita rasakan, pasti akan juga dirasakan oleh yang lainnya. “Suatu musibah, suatu hal yang tidak kita senangi, kematian, itu kalau dirasakan oleh banyak orang atau kita sadari bahwa itu dialami oleh banyak orang, maka itu akan lebih ringan dari pada kalau kita sadari bahwa hanya saya sedih,” ucap Quraish Shihab. 

Perlu diingat ya, bahwa kehadiran umat manusia di muka bumi hanyalah sementara. Segala yang kita miliki saat ini, sebetulnya adalah milik Allah SWT, termasuk nyawa yang ada dalam diri kita. Sehingga sebagai umat-Nya yang taat, baiknya kita tidak perlu keberatan atau bersedih tatkala Sang Khalik telah memanggil atau meminta kepemilikannya untuk pulang ke pangkuannya. 

“Kalau tidak mau sedih, jangan pernah menganggap apa yang ada dalam genggaman tangan Anda adalah milik Anda,” tutur Quraish Shihab. Di sini, kita diajarkan bahwa boleh saja bersedih atas musibah yang menimpa, namun janganlah berlebihan apalagi sampai menggerutu atau bahkan sampai mengucap kalimat-kalimat yang tidak baik.  

الَّذِيۡنَ اِذَآ اَصَابَتۡهُمۡ مُّصِيۡبَةٌ  ۙ قَالُوۡٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّـآ اِلَيۡهِ رٰجِعُوۡنَؕ‏ 

Artinya: (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata "Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji'ūn"  (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali). 

Q.S. Al-Baqarah (156)

Perlu diingat manusia hidup di muka bumi ini akan selalu diuji, namun ujian yang datang itu tidak akan pernah melebihi potensi yang kita miliki. Allah SWT senantiasa menguji hamba-Nya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki tiap-tiap orang. Maka janganlah berlarut-larut dalam kesedihan dan terus mengingat serta meminta pertolongan dari Allah SWT. 

Jadi mulai saat ini, ucapkanlah Inna Lillahi saat menghadapi ujian sekecil apapun dan tanamkan dalam diri bahwa kita akan lebih besar dari cobaan yang diberikan oleh Allah SWT. 

Seperti halnya cobaan di bulan Ramadan ini, kita diuji untuk menahan lapar, haus dan mengendalikan hawa nafsu selama sebulan penuh. Semoga kita semua yang ikhlas menjalaninya, akan mendapat pahala dari Allah SWT, Aamiin.

Terus saksikan Shihab & Shihab selama bulan Ramadan, tayang di Indosiar dan Vidio.com karena akan ada banyak ulasan-ulasan mengenai kosakata dalam keagamaan yang dapat kita pelajari maknanya dan dapat kita sesuaikan waktu penggunaannya. 

Selamat menjalani puasa, kita kuat sampai akhir ya!!

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR