Satinah, mantan buruh migran terbebas dari hukuman pancung di Arab Saudi. Uang diyat sebanyak Rp 21 miliar menyelamatkan nyawa Satinah. Fakta pun terkuak, Satinah kerap mendapat penyiksaan di penjara.
"Alhamdulillah saya sudah lebih baik, sekarang saya pakai tongkat tidak lagi pakai kursi roda,"
"Saya tidak ada kegiatan, tangan saya sakit, hanya bersih-bersih rumah, masak masakan kesukaan,"
Satinah sudah 3 kali berangkat ke Arab Saudi.
"Majikan saya galak. Saya sering dipukul, saya pernah dipukul pakai penggaris besi. Saya emosi dan saya pukul majikan saya, dia terkapar tidak bernapas."
Satinah kabur dari rumah majikan, namun bertemu polisi di jalan. Ia pun tertangkap dengan membawa tas majikannya yang ternyata salah ia bawa saat keluar rumah.
Polisi membawa Satinah kembali ke rumah, dan meminta Satinah untuk memeragakan cara Satinah memukul si majikan.
Satinah lalu dipenjara. Saat itu, ia tidak bisa memberi kabar ke pihak keluarga. "Saya tidak bisa komunikasi dengan keluarga. Jadi ketika KBRI berkunjung ke penjara, saya meminta tolong untuk mengirimkan surat kepada keluarga." Satinah.