Tak hanya panggung musiknya yang bisa mengumpulkan massa, setiap film yang dibintanginya juga selalu dipadati penonton. Tak heran di era 80an Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tertarik merekrutnya. Setiap kampanye yang melibatkan Raja Dangdut pasti pesertanya membludak. “Sebagai muslim, saya wajib membela perjuangan Islam. Saat itu satu-satunya partai yang berasas Islam adalah PPP, bukan karena PPP tapi PPP saat itu berasas Islam,” kata Rhoma
Pilihan Rhoma berkampanye untuk PPP di era Orba tentunya punya konsekuensi berbahaya. Rhoma sendiri menyadarinya sehingga tiap berangkat kampanye untuk PPP, ia selalu minta restu ibunda. Konsekuensi paling nyata dari pilihan politik Rhoma, ia berkali-kali ingin dibunuh. “Seingat saya 4 kali. Di antaranya di Medan, saat membelah lautan penonton ada belati mengarah ke perut. Lalu di Palembang, ada golok yang ingin membacok kepala saya,“ terangnya.