Setiap mendekati musim pilkada, isu mahar politik pasti mengemuka. Jual beli tiket pencalonan, politik dipenuhi praktik percaloan. Dengan dalih biaya pemenangan, partai-partai menarik setoran. Demokrasi akhirnya menjelma pasar transaksi, yang membentuk atmosfer untuk korupsi. Apa jadinya kualitas demokrasi negeri kita, jika uang yang selalu menentukan segala?
Inilah Mata Najwa, Uang Haram Demokrasi.
Mata Najwa mengundang langsung mereka yang mengaku dimintai mahar juga yang menghitung uang "setoran" politik. Mata Najwa menunjukkan kuitansi penerimaan uang untuk 5 kursi. Mantan bakal calon bupati Garut Serli Besi mengaku melihat langsung uang Rp 1,75 miliar diserahkan di sebuah gedung di Jakarta.
Sementara, Ketua DPD Hanura Jawa Barat, Farouk Sunger mengaku ikut menghitung uang mahar yang diserahkan.