13 Juni Diperingati Sebagai Hari Apa? Ternyata Ada Dua Hari Penting

13 Jun 2023 12:06 WIB

thumbnail-article

Ilustrasi perencanan di bulan Juni. Sumber: Pexel.

Penulis: Elok Nuri

Editor: Margareth Ratih. F

Tahukah kamu, setiap tanggal 13 Juni diperingati sebagai Hari Peduli Albinisme Sedunia, selain itu terdapat juga peringatan lain yaitu Hari Softball Sedunia.

Meskipun olahraga ini tidak begitu populer di Indonesia, namun peringatan Hari Softball Sedunia ini sudah ada sejak tahun 2005. Olahraga satu ini merupakan pengembangan dari bisabol atau hardball.

Peringatan Hari Softball Sedunia tidak hanya mempromosikan olahraga ini saja, namun juga mengkampanyekan aktivitas fisik dan juga kesehatan yang baik.

Permainan Softball sendiri lahir dari negara adidaya, Amerika Serikat pada tahun 1887 diciptakan oleh George Hancock. Tahun 1906, Lewis Robert mencoba menyusun peraturan dalam permainan softball. 

Hingga pada akhirnya setelah mengalami perkembangan aturan, permainan bola kecil ini resmi dimainkan pada tahun 1933 di negara bagian Chicago.

13 Juni diperingati sebagai Hari Peduli Albinisme Sedunia

Hari Peduli Albinisme Sedunia atau Internasional Albinism Awareness Day merupakan salah satu hari penting Internasional dalam memperingati kesadaran dan kepedulian terhadap albinisme.

Hari kesadaran atau Hari Peduli Albinisme Sedunia sudah dicanangkan sejak tahun 2013, peringatan ini juga sebagai kampanye dan seruan terhadap pencegahan diskriminasi terhadap orang-orang yang mengalami Albino.

Melansir situs albinism.org pada tanggal 18 Desember 2014, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi yang menetapkan 13 Juni sebagai Hari Kesadaran Albinisme Internasional.

Pengakuan ini menegaskan tentang fokus global pada pendampingan advokasi albinisme. National Organization for Albinism and Hypopigmentation (Noah) mendorong setiap orang untuk lebih sadar tentang albinisme. Pada saat NOAH dan PBB menggelar acara pengadopsian resolusi tersebut, almarhum Duta Besar Misi Somalia untuk PBB, Jenewa, Yusuf Mohamed Ismail Bari-Bari, menyampaikan pidato pembukaan dan penutupan.

Di hadapan hadirin, salah satunya Paus Fransiskus, ia bercerita tentang kekejaman yang dilakukan terhadap orang-orang albinisme di Afrika.

Tentang Albinisme

Sebagai informasi tambahan, albinisme sendiri merupakan satu kondisi kurangnya pigmen melanin pada rambut kulit dan mata.

Melansir dari  website PBB, un.org, orang dengan kondisi albinisme akan rentan terhadap sinar matahari, bahkan ada juga yang dapat berpotensi kanker kulit dan gangguan penglihatan parah.

Bahkan di beberapa negara, mayoritas penderita albinisme meninggal akibat kanker kulit di usia 30 sampai 40 tahun.

Parahnya lagi orang albinisme, di beberapa negara kerap kali mendapatkan diskriminasi, kemiskinan, stigma, kekerasan hingga pembunuhan.

Kondisi tersebut biasanya berasal dari kondisi genetik yang diwariskan oleh kedua orang tua, terlepas dari etnis maupun jenis kelamin.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER