Pasar Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat terbakar pada Rabu (27/9/2023). Sebanyak 1.615 lapak pedagang hangus dilalap si jago merah dalam insiden tersebut.
Upaya pemadaman Pasar Leuwiliang tersebut bahkan dilakukan hingga Kamis (28/9), mengingat besarnya api dan lokasi kebakaran yang rawan terjadinya kebakaran susulan.
Bagaimana Pasar Leuwiliang dapat terbakar dan menghanguskan lebih dari seribu kios pedagang di sana? Berikut 6 fakta di balik peristiwa tersebut.
Awal mula kebakaran di Pasar Leuwiliang
Kebakaran di Pasar Leuwiliang, Bogor, terjadi pada Rabu (27/9/2023) malam dan dilaporkan oleh penjaga pasar sekitar pukul 20.00 WIB.
Tim pemadam kebakaran dari Kabupaten Bogor segera dikerahkan untuk memadamkan api.
Diduga dari kios sembako di Blok B
Diduga, kebakaran bermula dari blok B di Pasar Leuwiliang, Kabupaten Bogor.
Kapolsek Leuwiliang Kompol Agus Supriyanto mengungkapkan bahwa satu blok pasar terbakar, yang merupakan area penjualan bahan pangan.
Lebih dari 1.000 lapak terbakar
Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Tohaga, Kabupaten Bogor, melaporkan bahwa sekitar 1.615 lapak pedagang hangus dalam kebakaran tersebut.
Lapak-lapak yang terbakar termasuk kios-kios dan lapak-lapak pedagang kaki lima.
Proses jual beli dihentikan sementara
Kebakaran ini juga mengakibatkan terhentinya proses jual beli di Pasar Leuwiliang untuk sementara waktu.
Padam berkat 16 unit pemadam
Bupati Bogor Iwan Setiawan menyatakan bahwa kebakaran di Pasar Leuwiliang, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, telah berhasil dipadamkan setelah sekitar 16 jam berlangsung.
Proses pemadaman melibatkan 16 unit armada pemadam kebakaran dari seluruh sektor di Kabupaten Bogor, BPBD Kabupaten Bogor, serta bantuan dari Kota Bogor dan Depok.
Sebanyak 66 personil damkar, 6 personil rescue, dan 10 relawan damkar diterjunkan ke lokasi untuk memadamkan api.
Pemkab pertimbangkan relokasi
Pemkab Bogor menyatakan tengah menimbang untuk merelokasi para pedagang yang lapaknya hangus dalam peristiwa kebakaran pada Rabu (27/9) tersebut.
Menurut Bupati Bogor Iwan Setiawan, relokasi para pedagang tersebut kini telah dikaji oleh pemkab.