6 Amalan Sunnah di Hari Raya Idul Adha Berdasarkan Ajaran Rasul

6 Jun 2023 22:11 WIB

thumbnail-article

Umat muslim bersiap mengikuti Salat Idul Adha di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (11/8/2019). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/hp. .

Penulis: Elok Nuri

Editor: Rizal Amril

Idul Adha merupakan hari raya umat Islam yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Zulhijah. Pada hari raya satu ini, terdapat amalan sunnah yang dapat dilakukan di Hari Raya Idul Adha.

Amalan sunnah di Hari Raya Idul Adha memiliki keutamaan daripada waktu-waktu lain karena Allah Swt. menyukai amalan baik yang dikerjakan pada hari-hari Iduladha.

Rasulullah saw. dalam sebuah hadis pernah menyinggung tentang keutamaan Hari Raya Iduladha, Rasulullah saw. bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامِ الْعَمَلُ الصَّالِحُ أَحَبُّ إِلَى اللهُ عَزَّ وَجَلَّ - مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ، يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَلاَ الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ؟ قَالَ : وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ، وَمَالِهِ، ثُمَّ لَمْ يَرْجِعْ بِشَيْءٍ مِنْ ذَلِكَ

Artinya: "Tidak ada hari-hari, dimana amal kebajikan lebih disukai oleh Allah Swt. daripada hari-hari ini." Maksudnya hari pertama hingga kesepuluh Zulhijah. Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, meski dibandingkan dengan berjihad di jalan Allah sekalipun?" Beliau menjawab, "Meskipun dibandingkan dengan berjihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang berjuang dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak satu pun di antara keduanya itu yang kembali (mati syahid)." (HR. Bukhari, Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, & Abu Dawud).

Amalan sunnah di Hari Raya Idul Adha

Melansir dari laman NU Online, terdapat enam amalan sunah yang bisa dikerjakan oleh umat Islam ketika merayakan Hari Raya Kurban atau Iduladha.

1. Mengumandangkan takbir

Amalan sunah yang pertama adalah mengumandangkan takbir pada malam hari raya, dimulainya dilakukan saat terbenamnya matahari sampai imam salat Id naik mimbar untuk berkhotbah.

Takbir disarankan untuk dilanjutkan sampai tanggal 13 Zulhijah.

Penjelasan tersebut merujuk pada keterangan dalam kitab Raudlatut Thalibin karangan An-Nawawi berikut:

فَيُسْتَحَبُّ التَّكْبِيرُ الْمُرْسَلُ بِغُرُوبِ الشَّمْسِ فِي الْعِيدَيْنِ جَمِيعًا، وَيُسْتَحَبُّ اسْتِحْبَابًا مُتَأَكَّدًا، إِحْيَاءُ لَيْلَتَيِ الْعِيدِ بِالْعِبَادَةِ  

Artinya: "Disunahkan mengumandangkan takbir pada malam hari raya mulai terbenamnya matahari, dan sangat disunahkan juga menghidupkan malam hari raya tersebut dengan beribadah."

Lafal takbir Iduladha berikut ini dapat dikumandangkan sebagai bentuk amalan sunah:

 اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أكْبَرُ وَ لِلَّهِ الْحَمْد

 اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَه صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَه لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ أَكْبَرُ

Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar, laa ilaaha illa Allaahu wa Allaahu akbar, Allaahu akbar wa lillaahil hamd.

Allaahu akbar kabiira wal hamdu lillaahi katsiira wa subhaana Allaahi bukrataw wa ashiilaa laa ilaaha illa Allahu wa laa na'budu illa iyyaah mukhlishiina lahud diin, wa law karihal kaafiruuna laa ilaaha illa Allaahu wahdahu shadaqa wa'dah, wa nashara 'abdahu, wa hazamal ahzaaba wahdahu, laa ilaaha illa Allahu akbar.

Artinya: "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah."

"Allah Maha Besar dengan kebesaran yang sempurna dan segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pagi dan petang. Tiada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya seraya memurnikan agama-Nya meskipun orang-orang kafir membenci. Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya, dan mengalahkan musuh-musuh-Nya dengan Keesaan-Nya. Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."

2. Mandi Sebelum Berangkat ke Masjid

Sunah selanjutnya adalah mandi sebelum berangkat ke masjid, hal ini dilakukan sebelum waktu subuh, atau yang lebih utama dilakukan setelah subuh sebelum salat Id.

Mandi dilakukan untuk membersihkan badan dari hadas dan bau yang tidak sedap, serta membuat tubuh menjadi lebih segar.

3. Menggunakan wewangian, memotong kuku dan rambut

Menggunakan wewangian, memotong kuku, dan memotong rambut merupakan sunah yang bisa dilakukan saat hari Raya Idul Adha. 

Hal tersebut merujuk pada keterangan Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhaddzab, yang menjelaskan:

   والسنة أن يتنظف بحلق الشعر وتقليم الظفر وقطع الرائحة لانه يوم عيد فسن فيه ما ذكرناه كيوم الجمعة والسنة أن يتطيب  

Artinya: "Disunahkan pada hari raya Id membersihkan anggota badan dengn memotong rambut, memotong kuku, menghilangkan bau badan yang tidak enak, karena amalan tersebut sebagaimana dilaksanakan pada hari Jumat, dan disunahkan juga memakai wangi-wangian."

4. Menggunakan pakaian yang baik

Pakaian juga dapat menjadi sunah ketika merayakan Hari Raya Iduladha. Ketika Iduladha, umat Muslim disunahkan memakai pakaian yang baik.

Sebagian ulama mengutamakan pakaian berwarna putih dan serban untuk dipakai selama Iduladha. 

Namun jika tidak memilikinya, semua pakaian yang baik, bersih, dan suci sudah termasuk pahala.

Nabi Muhammad saw. pernah memberi penjelasan tentang memakai pakaian yang paling baik dalam sebuah hadis riwayat Ibnu Abbas ra. sebagai berikut.

 كَانَ يلبس في العيد برد حبرة  

Artinya: "Rasulullah saw. di hari raya Id memakai burda hibarah (pakaian yang indah berasal dari Yaman)."

5. Tidak makan sebelum salat Iduladha

Saat Hari Raya Iduladha, disunahkan makan setelah selesai melaksanakan salat Id. 

Hal ini tentu berbeda dengan Hari Raya Idulfitri yang disunahkan makan sebelum melaksanakan salat Id.

Keterangan tersebut merujuk pada hadis Nabi Muhammad saw. yang diriwayatkan Buraidah ra. sebagai berikut.

   عن بريدة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لا يخرج يوم الفطر حتى يطعم ويوم النحر لا يأكل حتي يرجع  

Artinya: "Diriwayatkan dari Sahabat Buraidah ra., bahwa Nabi saw. tidak keluar pada Hari Raya Idulfitri sampai beliau makan, dan pada Hari Raya Iduladha sehingga beliau kembali ke rumah."

6. Berjalan kaki menuju masjid

Sunah yang terakhir adalah hendaknya berjalan kaki ke masjid saat hendak melaksanakan salat Iduladha. 

Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi orang tua yang sudah berumur atau orang yang tidak mampu berjalan, mereka boleh menggunakan kendaraan.

Hal tersebut dikarenakan kita bisa bertegur sapa dan mengucapkan salam sesama kaum muslim ketika berjalan kaki.

Keterangan tersebut sebagaimana sabda Nabi saw. yang diriwayatkan Ibnu Umar berikut.

   كَانَ يَخْرُجُ إلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا  

Artinya: "Rasulullah saw. berangkat untuk melaksanakan salat Id dengan berjalan kaki, begitupun ketika pulang tempat salat Id."

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER