Anak Posesif Pada Ibu, Mengapa Mereka Melakukannya dan Bagaimana Solusinya?

16 Apr 2025 15:43 WIB

thumbnail-article

Ilustrasi anak yang posesif dengan ibu. (Foto: Freepik) .

Penulis: Rizal Amril

Editor: Rizal Amril

Anak yang dekat dengan ibunya tentu hal yang wajar, namun bagaimana jika kedekatan tersebut berubah menjadi sifat posesif? Apa penyebabnya dan bagaimana orang tua mengatasinya?

Sifat yang posesif kepada ibu tersebut kerapkali diekspresikan oleh anak dengan banyak cara.

Misalnya, sang anak yang selalu merasa tak nyaman dan gelisah ketika harus berpisah dengan ibunya, bahkan hanya untuk waktu yang singkat.

Tak hanya itu, rasa gelisah saat berpisah tersebut kerap diikuti dengan rasa cemburu ketika melihat ibu memberikan perhatian kepada orang lain.

Anak mungkin akan menunjukkan reaksi emosional, seperti menangis atau merajuk, ketika melihat ibunya berinteraksi dengan anggota keluarga lain, termasuk ayah atau saudara.

Ekspresi-ekspresi tersebut sebenarnya dilakukan anak karena ia selalu menuntut perhatian dari ibunya secara konstan.

Mereka bisa menjadi sangat terganggu ketika ibu sibuk dengan pekerjaan atau aktivitas lain, dan memerlukan cara untuk mendapatkan perhatian tersebut.

Hal ini menciptakan suasana yang stres bagi ibu sekaligus menimbulkan kekhawatiran akan perkembangan anak yang tidak bisa mandiri. Lantas, apa sih penyebabnya?

Penyebab anak posesif pada ibu

Beragam faktor dapat menyebabkan anak menjadi posesif terhadap ibunya. Memahami penyebab ini sangat penting untuk dapat mengatasi masalah dengan lebih efektif.

1. Kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan

Anak sering kali merasa aman saat bersentuhan langsung dengan ibunya.

Ketika mereka merasa terancam atau berada dalam situasi yang tidak nyaman, mereka akan mencari ibunya sebagai sumber perlindungan.

Keterikatan emosional ini menjadi semakin kuat ketika anak merasa tidak aman di lingkungan baru atau dalam kondisi yang tidak dikenal.

2. Perkembangan sosial dan emosional yang belum lengkap

Perkembangan sosial dan emosional anak sangat bervariasi. Pada usia tertentu, anak-anak mungkin belum sepenuhnya memahami konsep berbagi dan kerja sama, sehingga mereka merasa bahwa perhatian dan kasih sayang dari ibu adalah sesuatu yang seharusnya hanya untuk mereka.

Hal ini sering kali mendorong anak untuk menunjukkan perilaku posesif.

3. Ketidakpercayaan pada lingkungan sekitar

Ketidakpercayaan terhadap orang-orang di sekitar atau lingkungan baru dapat memicu perilaku posesif.

Anak mungkin merasa bahwa ibunya adalah satu-satunya orang yang dapat memahami dan melindungi mereka dari ketidakpastian.

Situasi ini menciptakan ketergantungan emosional yang berlebihan terhadap ibu, sering kali disertai dengan ketakutan akan kehilangan kasih sayang.

Yang perlu dilakukan orang tua

Jika anak menunjukkan sikap posesif terhadap ibu, ada sejumlah hal yang perlu dilakukan orang tua.

1. Meningkatkan kepercayaan diri melalui tugas

Salah satu cara yang efektif untuk melatih kemandirian anak adalah dengan memberikan mereka tugas yang sesuai dengan usia.

Tugas-tugas sederhana seperti berpakaian sendiri, merapikan mainan, atau membantu menyiapkan makanan dapat menumbuhkan rasa percaya diri anak.

Ketika anak berhasil menyelesaikan tugas tersebut, mereka akan merasa lebih mandiri dan mampu.

2. Dorong mereka melakukan kegiatan secara mandiri

Mendorong anak untuk melakukan kegiatan tanpa bantuan langsung dari ibu dapat membantu mengurangi kecenderungan posesif.

Misalnya, biarkan anak bermain dengan teman-teman, melakukan aktivitas di luar rumah, atau menjalani proyek kreatif saat ibu tidak berada di sampingnya.

Ini membantu anak menyadari bahwa mereka dapat menemukan kebahagiaan dan kesenangan meski tidak selalu bersama ibu.

3. Ciptakan rutinitas yang mendukung kemandirian

Rutinitas sehari-hari yang jelas dan konsisten membantu anak memahami kapan waktu untuk bersama ibu dan kapan waktu untuk melakukan kegiatan sendiri.

Membuat jadwal harian yang mencakup waktu bermain sendiri dan waktu berkumpul dengan keluarga dapat menciptakan lingkungan yang menyeimbangkan kebutuhan anak untuk kedekatan dan kemandirian.

4. Bangun rasa aman

Memberikan respons yang konsisten terhadap kebutuhan emosional anak dapat membantu mereka merasa lebih aman.

Ketika anak mengetahui bahwa ibu akan selalu ada untuk mereka dalam momen yang sulit, mereka akan merasa lebih nyaman untuk menjelajahi lingkungan di luar ibu.

5. Jaga stabilitas rutinitas sehari-hari

Menjaga rutinitas yang stabil dan mudah dipahami membantu anak merasa stabil dan terjamin.

Jika ada perubahan dalam rutinitas, penting untuk memberi tahu anak sebelumnya agar mereka merasa siaga dan siap untuk beradaptasi.

6. Tunjukkan dukungan emosional yang tak tergoyahkan

Anak perlu tahu bahwa dukungan dan kasih sayang ibu tidak akan berkurang meskipun ada momen perpisahan.

Tunjukkan kepada anak bahwa meskipun mereka tidak selalu bisa bersama, mereka tetap dicintai dan dihargai.

Dengan cara ini, anak akan perlahan-lahan belajar bahwa waktu terpisah dari ibu tidak berarti kehilangan cinta atau perhatian.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER