Penulis: Rusti Dian
Editor: Margareth Ratih. F
Anies Baswedan menghormati keputusan Partai Demokrat yang mencabut dukungannya terhadap Anies serta keluar dari Koalisi Perubahan. Dirinya bersama koalisi ingin berfokus pada keadilan dan memperhatikan kesejahteraan masyarakat.
Pernyataan ini disampaikan Anies usai menyapa kader dan simpatisan PKS di Deli Serdang, Sumatera Utara pada Minggu (3/9/2023). Ia juga mengungkapkan rasa syukurnya karena Koalisi Perubahan yang terdiri atas PKS, NasDem, dan PKB semakin solid dan semakin kuat.
“Kami menghormati semua keputusan, dan ikhtiar kita adalah untuk membangun keadilan, memperhatikan kesejahteraan,” ujar Anies kepada awak media (3/8/2023).
Demokrat menolak bergabung kembali
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Jansen Sitindaon menolak ajakan PKS untuk tetap mendukung Anies Baswedan. Hal tersebut lantaran partai telah mengeluarkan sikap resmi mencabut dukungan Anies usai dipasangkan dengan Muhaimin Iskandar.
Selain itu, Partai Demokrat juga memutuskan untuk mencabut dukungan kepada Anies Baswedan dalam Pilpres 2024 mendatang. Dengan begitu, Partai Demokrat pun keluar dari Koalisi Perubahan.
Meski begitu, Partai Demokrat tetap menghormati keputusan PKS yang tetap mendukung Anies dalam Pilpres 2024. Menurut Jansen, PKS tetap akan menjadi rekan terbaik Partai Demokrat. Hal ini terbukti dari sikap PKS yang bersama Demokrat berada di luar koalisi pemerintah.
“Jika kali ini kita tidak bisa bersama, di waktu yang lain kita akan bersama lagi. Apapun kalian adalah tetap teman terbaik kami,” ujar Jansen pada Minggu (3/9/2023) dilansir dari CNNIndonesia.
Pernyataan ini disampaikan usai konferensi pers PKS pada Sabtu (2/9/2023). PKS mengungkapkan harapan agar Partai Demokrat tetap bersama mendukung Anies dalam Pilpres 2024. Meski begitu, Presiden PKS Ahmad Syaikhu tetap menghormati sikap Demokrat.
Klarifikasi Anies soal pemilihan cawapres
Partai Demokrat mengklaim Partai NasDem membuat keputusan secara sepihak soal pemilihan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai pendamping Anies. Menurut SBY, ini adalah tindakan melebihi batas moral dan etika.
Dalam wawancaranya bersama Mata Najwa, Anies menjelaskan bahwa dirinya menerima keputusan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh bukan karena “petugas partai”. Faktanya, Anies menerima nama pendamping yang sesuai kebutuhan koalisi.
“Kalau yang ditawarkan itu bukan solusi dan saya kemudian melaksanakan, ya itu namanya petugas (partai). Tidak ada relevansinya untuk kemudian menyetujui. Tapi kalau itu adalah solusi, maka ini sesuatu yang masuk akal untuk dibicarakan,” ujar Anies pada Senin (4/8/2023) melalui Mata Najwa.
Muhaimin pun menambahkan penjelasan Anies. Ia mengaku baru bertemu pertama kali dengan Surya Paloh pada Selasa malam sebelum deklarasi. Bahkan ketika Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PKB, para kader mengatakan partai harus segera menentukan dengan siapa ketua umumnya akan berpasangan.
“Pak Surya bilang pokoknya PKB Nasdem, wakil presiden PKB, presiden NasDem,”jelas Muhaimin ketika menjelaskan kronologi lamaran NasDem terhadap dirinya.
Dari situ, Muhaimin mendatangi DPP dan berbincang soal tawaran Surya Paloh. Proses ini berlangsung cepat hingga Muhaimin menandatangani draft tawaran tersebut pada Sabtu (2/9/2023).
KOMENTAR
Latest Comment