Untuk menjadi seorang dokter spesialis, seorang dokter di Indonesia diharuskan untuk menempuh PPDS atau Program Pendidikan Dokter Spesialis. Melalui program ini, para dokter akan belajar untuk menjadi spesialis di bidangnya.
PPDS sendiri merupakan program pasca sarjana, sehingga diperuntukkan bagi mereka yang telah menyelesaikan pendidikan sarjana kedokteran serta memperoleh gelar profesi dokter (dr).
Program ini diadakan di fakultas kedokteran yang bekerja sama dengan rumah sakit pendidikan, di mana para dokter dapat belajar sambil bekerja di lingkungan profesional.
Di Indonesia, banyak universitas yang memiliki program ini, seperti Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Indonesia (UI), atau Universitas Gadjah Mada (UGM).
Nantinya, seorang dokter umum yang tengah mengikuti PPDS akan disebut sebagai dokter-residen.
Residen menjalani pelatihan langsung di berbagai bidang spesialisasi, di mana mereka akan mempelajari diagnosis, perawatan, dan manajemen pasien di bawah supervisi dokter spesialis senior.
Tanggung jawab dan peran dokter residen
Kendati merupakan program pasca-sarjana, namun seorang dokter residen tidak hanya berkegiatan di kampus selama mengikuti PPDS. Lebih dari itu, proses pembelajaran lebih banyak dilakukan di lingkungan profesional, yakni rumah sakit.
1. Tugas di rumah sakit
Dokter residen memiliki tanggung jawab yang besar dalam memberikan perawatan yang berkualitas kepada pasien.
Mereka bekerja di berbagai departemen rumah sakit, termasuk unit perawatan intensif, ruang gawat darurat, dan ruang operasi.
Tugas mereka meliputi diagnosis dan pengobatan kondisi medis pasien, serta pengawasan dan evaluasi perkembangan pasien selama perawatan.
Baca Juga:Kronologi Kasus Priguna Dokter PPDS Unpad Pelaku Pemerkosa Keluarga Pasien di RSHS Bandung
2. Ikut kegiatan pendidikan dan pembelajaran
Pendidikan tidak berhenti setelah memasuki PPDS. Dokter residen diharuskan untuk terus belajar dan meningkatkan pengetahuan mereka melalui konferensi, seminar, dan pelatihan formal lainnya.
Mereka juga mendapatkan pendampingan dari dokter spesialis yang lebih berpengalaman, yang akan membantu mereka dalam menerapkan teori kedokteran ke dalam praktik klinis.
3. Interaksi dengan pasien dan keluarga
Sebagai bagian dari peran mereka, dokter residen juga melakukan interaksi langsung dengan pasien dan keluarganya.
Mereka bertanggung jawab untuk menjelaskan kondisi medis, proses perawatan, dan cara pengelolaan kesehatan kepada pasien dan keluarga.
Lama waktu pendidikan dan gelar yang didapatkan
Lama pendidikan dalam program PPDS bervariasi tergantung pada spesialisasi yang dipilih oleh dokter.
Durasi pendidikan dapat berkisar dari 2,5 tahun hingga 5,5 tahun. Contohnya, spesialis ortodonti memerlukan waktu 5 semester (2,5 tahun), sedangkan spesialis bedah saraf membutuhkan waktu hingga 11 semester (5,5 tahun).
Berikut beberapa contoh durasi pendidikan berdasarkan spesialis:
-
Spesialis Anak: 8 semester (4 tahun),
-
Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi: 7 semester (3,5 tahun),
-
Spesialis Bedah: 10 semester (5 tahun).
Setelah menyelesaikan program PPDS, dokter akan mendapatkan gelar dokter spesialis (Sp).
Gelar yang diperoleh mencerminkan bidang spesialisasi yang diambil, seperti Spesialis Anak (Sp.A) atau Spesialis Bedah (Sp.B).
Gelar ini merupakan pengakuan resmi dari pemerintah dan organisasi profesi atas kompetensi dan keahlian dokter dalam bidang kedokteran tertentu.
Setelah menyelesaikan PPDS, dokter spesialis memiliki peluang untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat subspesialis.
Program ini bertujuan untuk memberikan pelatihan lebih mendalam dalam bidang tertentu dari spesialisasi yang telah diambil. Umumnya, program subspesialisasi berlangsung selama 2 hingga 3 tahun.
Gaji dan pendanaan dokter PPDS
Gaji dokter residen selama menempuh pendidikan di PPDS bervariasi, namun rata-rata mereka mendapatkan gaji sekitar Rp7,5 juta per bulan.
Gaji ini biasanya ditanggung oleh lembaga pengelola pendidikan dan kementerian terkait, yang memberikan dukungan finansial untuk pendidikan dokter spesialis.
Setelah menyelesaikan PPDS dan menjadi dokter spesialis, penghasilan dokter akan meningkat secara signifikan.
Gaji dokter spesialis berkisar antara Rp10 juta hingga Rp30 juta per bulan, tergantung pada spesialisasi, pengalaman kerja, serta lokasi tempat mereka bekerja.