Advertisement

Siapa Saja Anggota Freedom Flotilla dan Peran Mereka Dalam Misi Kemanusiaan?

10 June 2025 09:06 WIB

thumbnail-article

Freedom Flotilla Coalition. Sumber: Al Jazeera..

Penulis: Margareth Ratih. F

Editor: Margareth Ratih. F

Freedom Flotilla Coalition (FFC) merupakan sebuah koalisi internasional yang dibentuk dengan tujuan menyediakan bantuan kemanusiaan kepada warga Gaza dan menentang blokade yang diberlakukan oleh Israel. Sejak didirikan pada tahun 2010, FFC secara rutin mengirimkan kapal berisi bantuan dan aktivis untuk mendukung rakyat Palestina yang mengalami penderitaan akibat situasi kemanusiaan yang semakin memburuk. Blokade Gaza, yang berlangsung selama lebih dari 18 tahun, telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang mendalam, termasuk kekurangan pangan, obat-obatan, dan akses terhadap air bersih.

FFC memiliki fokus utama dalam menyuarakan dan melaksanakan aksi-aksi kemanusiaan serta memberikan tekanan kepada komunitas internasional agar peduli dan mengambil tindakan terhadap pelanggaran hak asasi manusia di Gaza. Aktivitas FFC mencakup pengiriman bantuan, penyebaran kesadaran akan masalah di Gaza, serta menyediakan dukungan kepada para aktivis dan pendukung hak asasi manusia di seluruh dunia. Melalui pelayaran ini, mereka ingin menegaskan bahwa ketidakadilan terhadap rakyat Palestina tidak boleh diabaikan.

Anggota dalam misi terbaru

Dalam misi terbaru, kapal yang diberangkatkan oleh FFC membawa 12 kru dan berbagai aktivis dari berbagai negara. Salah satu anggota paling terkenal yang ikut serta adalah Greta Thunberg, aktivis iklim asal Swedia, yang telah menyuarakan pentingnya aksi terhadap krisis kemanusiaan. Keberadaan Thunberg dalam misi ini menarik perhatian internasional dan memperkuat pesan bahwa masalah kemanusiaan tidak dapat dipisahkan dari perubahan iklim dan keadilan sosial.

Thunberg mempersembahkan suaranya untuk menyerukan kesadaran global terhadap situasi di Gaza. Dia menekankan pentingnya kegigihan dan aksi meskipun ada risiko tinggi yang dihadapi di tengah ancaman serangan. Dalam sebuah konferensi pers sebelum keberangkatan, Thunberg menyatakan, “Kami berusaha untuk mengubah dunia dengan suara kami dan tidak akan membiarkan ketidakadilan berlanjut tanpa pemberitahuan.” Pesan ini menandakan komitmennya terhadap prinsip-prinsip keadilan sosial dan lingkungan.

Aktivis penting lainnya

Selain Greta Thunberg, kapal tersebut juga membawa anggota Parlemen Eropa Rima Hassan, dan pengacara keturunan Palestina-Amerika Huwaida Arraf. Semua anggota misi ini telah menandatangani komitmen untuk melakukan aksi damai dan non-kekerasan, serta mengikuti pelatihan yang relevan sebelum pelayaran. Ini menunjukkan integritas dan keseriusan mereka dalam menanggapi masalah yang ada di Gaza.

Sejarah Freedom Flotilla dan insiden Mavi Marmara

FFC lahir dari kebutuhan memperjuangkan keadilan bagi rakyat Palestina, khususnya pasca-insiden Mavi Marmara pada tahun 2010, di mana pasukan Israel menyerang kapal yang membawa bantuan, menyebabkan tewasnya sembilan aktivis. Insiden ini memicu kecaman luas di seluruh dunia dan menjadi titik tolak bagi FFC untuk memperkuat misi mereka dalam menyampaikan bantuan di tengah blokade yang berlaku.

Insiden Mavi Marmara memberikan pelajaran berharga bagi FFC, di mana mereka memahami pentingnya keselamatan dan persiapan yang matang dalam setiap misi. Setelah kejadian tersebut, FFC melakukan evaluasi dan meningkatkan prosedur keselamatan, serta berharap dapat menggalang solidaritas yang lebih luas untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina.

Sejak tahun 2010, FFC telah bekerja tanpa henti untuk menggalang dukungan dan meluncurkan pelayaran yang membawa bantuan ke Gaza meskipun sering menghadapi risiko penyergapan dan blokade oleh Israel. Mereka terus berusaha menyatukan berbagai organisasi dari seluruh dunia untuk memperkuat gerakan internasional ini.

Rencana pelayaran dan harapan untuk Gaza

FFC merencanakan perjalanan selama tujuh hari untuk menuju Gaza dengan mengangkut bantuan kemanusiaan yang vital, seperti susu formula, makanan, dan perlengkapan medis. Rencana ini juga dilengkapi dengan pelacak langsung untuk mendokumentasikan perjalanan dan mengantisipasi potensi gangguan dari pihak berwenang Israel.

Kebutuhan bantuan kemanusiaan di Gaza saat ini

Situasi kemanusiaan di Gaza semakin mengkhawatirkan, dengan data yang menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk menderita kelaparan dan krisis gizi. Pihak FFC mengklaim bahwa untuk memenuhi kebutuhan dasar di Gaza, setidaknya 600 truk bantuan dibutuhkan setiap hari, namun bantuan yang masuk sangat minim.

Respon Internasional terhadap misi FFC dan tantangannya

Respon internasional terhadap pelayaran FFC umumnya bervariasi. Beberapa organisasi dan individu mendukung penuh misi ini, namun ada pula yang menganggapnya sebagai provokasi. FFC terus mendesak komunitas internasional untuk mengambil tindakan konkret dalam menyelesaikan krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza, sekaligus mengecam setiap bentuk agresi yang dilakukan oleh Israel terhadap misi kemanusiaan mereka.

 

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER

Advertisement
Advertisement