Apa Itu Heatwave, Fenomena Gelombang Panas yang Melanda Asia Tenggara

4 Mei 2024 13:05 WIB

Narasi TV

Peta sebaran termal suhu panas wilayah Indonesia yang dianalisa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jumat (3/5/2024). ANTARA/HO-BMKG.

Penulis: Nuha Khairunissa

Editor: Indra Dwi

Sejumlah negara di Asia Tenggara belakangan ini mengalami fenomena heatwave atau gelombang panas yang parah. 

Cuaca panas yang ekstrem ini antara lain melanda Filipina, Thailand, Kamboja, Myanmar, dan Vietnam. Tak tanggung-tanggung, suhu rata-rata di beberapa negara tersebut mencapai titik maksimal sebesar 41,9 hingga 44,6 derajat celcius. 

Saking parahnya, pemerintah Filipina bahkan menginstruksikan pembelajaran dari rumah selama dua hari guna mencegah dampak dari gelombang panas.

Melansir Aljazeera, fenomena heatwave di Thailand telah merenggut nyawa setidaknya 30 orang. Kebanyakan dari para korban meninggal akibat mengalami heatstroke

Kendati terjadi di banyak negara tetangga, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut Indonesia tidak mengalami fenomena heatwave. Meski suhu udara di Indonesia akhir-akhir ini mengalami peningkatan, BMKG memastikan penyebabnya bukanlah gelombang panas. 

“Secara karakteristik suhu panas terik harian yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari,” kata Deputi Meteorologi BMKG Guswanto, Kamis (2/5/2024). 

Lantas, apa sebenarnya fenomena heatwave atau gelombang panas yang saat ini melanda beberapa negara?

Mengenal fenomena heatwave

Heatwave atau gelombang panas merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut cuaca ekstrem yang ditandai dengan meningkatnya suhu udara dalam taraf yang tidak biasa. 

Gelombang panas biasanya berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut dan disertai dengan kelembaban udara yang tinggi. Pada masa ini, suhu maksimum harian umumnya lebih tinggi dibandingkan suhu maksimum rata-rata, hingga 5 derajat celcius atau lebih.

BMKG menjelaskan heatwave yang saat ini melanda Asia Tenggara terjadi karena terbentuknya pusat tekanan tinggi di atmosfer atas. Akibatnya, udara panas tertahan di titik tersebut dalam waktu yang lama, bahkan berminggu-minggu.

Udara panas bertekanan tinggi ini kemudian turun sehingga memanaskan udara di permukaan dan mengakibatkan kenaikan suhu yang ekstrem.

Selain itu, gelombang panas turut dipengaruhi oleh posisi matahari yang saat ini berada di bagian bumi utara. Akibatnya, wilayah Asia mendapatkan sinar matahari maksimum dan menyebabkan suhu terus meningkat. 

Para ahli juga mempertimbangkan fenomena El Nino sebagai penyebab dari gelombang panas yang melanda sejumlah negara Asia, begitu pula dengan meningkatnya suhu permukaan air laut di Samudra Hindia.

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR