Mengenal Gangguan Mental Hoarding Disorder: Penyebab, Gejala dan Penanganan

18 Jul 2024 12:07 WIB

thumbnail-article

Ilustrasi orang yang mengalami hoarding disorder. Sumber: Halodoc.

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Margareth Ratih. F

Pernah mendengar tentang hoarding disorder? Perilaku ini merupakan bentuk gangguan mental yang menyebabkan penderitanya gemar menimbun barang-barang, bahkan yang tak berguna sekalipun.

Pengidap gangguan hoarding disorder merasa kesulitan untuk menyingkirkan benda-benda di sekitarnya mulai dari perabotan, pakaian, hingga sampah rumah tangga. Bagi mereka, barang-barang tersebut masih memiliki nilai guna dan bisa dimanfaatkan kembali di kemudian hari. 

Ada pula penderita hoarding disorder yang merasa aman saat dikelilingi oleh tumpukan benda-benda tersebut sehingga tidak kuasa untuk membuangnya. 

Akibatnya, tempat tinggal penderita menjadi penuh oleh timbunan barang-barang rusak dan tak berguna.

Jika terus dibiarkan, hoarding disorder juga dapat berdampak terhadap kehidupan sosial penderita. Selain itu, tumpukan barang ini dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi penderita dan orang-orang yang tinggal di sekitarnya.

Penyebab hoarding disorder

Hingga saat ini, para ahli masih belum mengetahui penyebab pasti dari hoarding disorder. Sebab, penelitian terkait hoarding disorder pada manusia masih cenderung baru sehingga belum dapat ditarik kesimpulan. 

Namun, ada beberapa hal yang diduga dapat menyebabkan kondisi ini. Melansir Psychiatry, gangguan hoarding kerap dijumpai pada individu yang anggota keluarganya juga memiliki permasalahan serupa. 

Selain itu, kejadian traumatis yang menimbulkan stres juga dapat memperparah gangguan hoarding, misalnya ketika penderita baru saja kehilangan orang yang dicintai. 

Gejala hoarding disorder

American Psychiatric Association menyebut gejala-gejala hoarding disorder meliputi:

  • Terus-menerus merasa kesulitan untuk menyingkirkan atau berpisah dari benda-benda yang dimiliki, terlepas dari nilai sebenarnya dari benda tersebut. 
  • Kesulitan ini disebabkan oleh adanya perasaan butuh untuk menyimpan barang-barang tersebut. Selain itu, ada perasaan tertekan jika harus menyingkirkan barang-barang itu.
  • Kesulitan dalam menyingkirkan barang menyebabkan peningkatan jumlah tumpukan barang yang memenuhi area tempat tinggal penderita. Jika tempat tinggal penderita terbilang rapi, biasanya karena ada intervensi dari pihak ketiga seperti keluarga atau otoritas yang berwenang. 

Selain gejala di atas, penderita hoarding disorder juga kerap merasakan hal-hal berikut:

  • Mengalami stres yang ekstrim ketika mencoba untuk menyingkirkan barang-barangnya. 
  • Merasa cemas jika suatu hari mereka akan membutuhkan barang-barang tersebut.
  • Tidak yakin di mana harus menempatkan barang-barangnya. 
  • Tidak memercayai orang lain untuk menyentuh barang-barangnya. 
  • Tinggal di tempat yang tak layak huni karena berantakan. 
  • Menjauh dari teman dan keluarga. 

Penanganan hoarding disorder

Hoarding disorder dapat membawa dampak buruk bagi kehidupan penderitanya. Oleh sebab itu, penderita sebaiknya segera mendapatkan penanganan dari profesional untuk menghilangkan kebiasaan menumpuk barang-barang yang tak perlu. 

Fasilitas kesehatan umumnya memberikan terapi cognitive behavioral therapy (CBT) untuk menangani hoarding disorder. Selama menjalani terapi ini, pasien secara perlahan akan belajar untuk melepaskan keterikatannya dengan barang-barang yang tidak berguna. 

Nantinya, mereka juga akan mempelajari sejumlah keterampilan seperti berorganisasi, mengambil keputusan, hingga relaksasi.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER