Mengenal Leptospirosis yang Bisa Menular Lewat Banjir

26 Maret 2024 21:03 WIB

Narasi TV

Bakteri Leptospira yang jadi penyebab penyakit leptospirosis. (Sumber: Janice Carr/Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) (Nomor Gambar: 138))

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Rizal Amril

Penyakit leptospirosis kerap mengintai di musim hujan, terutama di wilayah yang sering terendam banjir.

Genangan banjir membuat bakteri penyebab berbagai penyakit dapat mudah menyebar dan menulari penduduk sekitar.

Salah satu penyakit yang perlu diwaspadai adalah leptospirosis atau yang sering disebut sebagai penyakit kencing tikus.

Penyakit ini perlu diwaspadai lantaran memiliki masa inkubasi yang cukup lama, sehingga gajala yang muncul akibat penyakit ini mungkin tidak dirasakan pada awalnya.

Apa itu leptospirosis?

Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang penyebarannya dapat terjadi melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri ini. 

Bakteri Leptospira yang keluar bersama urine hewan akan mengontaminasi air dan tanah, serta dapat bertahan selama beberapa bulan atau tahun.  

Tikus menjadi salah satu hewan yang kerap menularkan penyakit leptospirosis.

Kencing tikus yang terinfeksi bakteri Leptospira dapat masuk melalui kulit yang lecet atau selaput lendir pada saat kontak dengan banjir atau genangan air di sungai, selokan, dan lumpur. 

Selain tikus, leptospirosis juga dapat ditularkan oleh anjing, babi, kuda dan sapi. 

Gejala leptospirosis

Pada kebanyakan penderita, gejala leptospirosis baru muncul pada 1—2 pekan sejak terpapar bakteri Leptospira.   

Melansir situs resmi Kemenkes, berikut sejumlah gejala leptospirosis yang dapat dirasakan oleh pasien yang terjangkit:

  • Demam mendadak,
  • Badan terasa lemah,
  • Mata merah,
  • Kekuningan pada kulit,
  • Sakit kepala,
  • Nyeri otot betis.

Jika gejala leptospirosis yang dialami lebih parah seperti sesak napas, nyeri dada, hingga batuk berdarah, pasien sebaiknya segera mendatangi IGD di rumah sakit terdekat. 

Seseorang yang terdiagnosis leptospirosis harus melakukan kontrol secara rutin selama pengobatan. 

Tujuan kontrol rutin yakni agar dokter dapat memantau perkembangan kondisi penyakit dan keberhasilan terapi yang diberikan. 

Cara mencegah leptospirosis

Selain mengetahui gejala dari penyakit leptospirosis, penting juga untuk memahami cara menghindari penyakit ini. 

Berikut sejumlah tindakan pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari leptospirosis:

  • Menggunakan sarung tangan dan sepatu boots saat membersihkan rumah/selokan.
  • Mencuci tangan dengan sabun setelah selesai beraktivitas.
  • Tidak berendam atau berenang di air danau, sungai, atau kubangan.
  • Mengonsumsi air minum yang sudah terjamin kebersihannya.
  • Memastikan lingkungan rumah bebas dari tikus.
  • Mencuci buah dan sayuran dengan air bersih sebelum mengonsumsinya.

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR