Mengenal Tantrum Pada Anak: Penyebab dan Cara Menanganinya

1 Mar 2024 10:03 WIB

thumbnail-article

Ilustrasi anak tantrum. Sumber: SHUTTERSTOCK/MIA STUDIO.

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Margareth Ratih. F

Pernahkah kamu melihat anak kecil menangis meraung-raung hingga meronta-ronta di tempat umum tanpa sebab yang jelas? Kemungkinan besar, anak itu sedang mengalami tantrum. 

Banyak orang menyalahartikan tantrum pada anak sebagai perilaku nakal atau rewel yang berlebihan. Padahal, tantrum merupakan hal yang wajar terjadi pada anak usia dini. 

Apa itu tantrum?

Tantrum adalah bentuk ekspresi dari rasa frustasi anak kecil. Mengutip situs Kemenkes, tantrum merupakan hal yang alamiah, terutama bagi anak yang belum bisa mengungkapkan rasa frustrasi mereka melalui kata-kata. 

Saat tantrum, anak mengalami ledakan emosi yang kuat disertai rasa marah. Perasaan ini lantas memicu timbulnya perilaku agresif seperti menjerit, berguling-guling, menghentakkan kaki dan tangan di lantai, meronta-ronta, hingga menahan napas. 

Anak yang sedang tantrum melakukan tindakan agresif untuk keluar dari kondisi ketidaknyamanan atau deprivasi. Perilaku ini normal terjadi pada anak usia 15 bulan hingga 6 tahun. 

Penyebab tantrum pada anak

Terdapat dua jenis tantrum yakni tantrum manipulatif dan tantrum frustasi. Tantrum manipulatif timbul ketika keinginan anak tidak terpenuhi, tujuannya supaya orang lain memenuhi keinginannya. Sementara itu, tantrum frustasi terjadi karena anak belum bisa mengekspresikan keinginan dan perasaannya dengan baik. 

Cara menangani tantrum pada anak

Cara terbaik untuk merespons anak yang tantrum adalah bersikap tenang. Tidak ada gunanya membalas kemarahan anak dengan ledakan emosi yang sama, sebab perilaku tersebut justru akan ditiru oleh anak. 



Baca Selengkapnya

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER