Weton merupakan konsep yang cukup penting dalam tradisi Jawa. Istilah 'weton' merujuk pada hari kelahiran seseorang yang digabungkan dengan pasaran, yaitu Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
Definisi ini tidak hanya sekadar angka atau tanggal, tetapi memiliki makna yang dalam dari segi spiritual dan sosial. Dalam budaya Jawa, kombinasi hari dan pasaran ini diyakini mencerminkan daya tarik dan keistimewaan individu, serta hubungan mereka dengan dunia gaib.
Salah satunya adalah weton tulang wangi yang memiliki simbol spiritual yang kuat. Weton ini kerap dikaitkan dengan elemen mistis pada malam 1 Suro yang menandai pergantian kalender Jawa.
Orang yang lahir pada weton tulang wangi dianggap memiliki kelebihan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk keuangan, karir, dan relasi sosial.
Ciri-ciri pemilik weton tulang wangi
Punya penampilan dan persona menarik
Pemilik weton tulang wangi diyakini memiliki penampilan fisik yang menarik dan aura yang memikat. Mereka sering menjadi pusat perhatian, tidak hanya karena wajah atau fisik, tetapi juga karena karakteristik positif yang terpancar dari kepribadian mereka. Sifat menarik ini sering kali membuat mereka mendapatkan pujian dan kepercayaan dari orang-orang di sekitar mereka.
Diberkahi indra keenam dan kemampuan spiritual
Selain itu, banyak yang percaya bahwa individu dengan weton tulang wangi memiliki kepekaan khusus atau indra keenam. Mereka cenderung peka terhadap hal-hal gaib dan bisa merasakan keberadaan makhluk tak kasat mata di sekitarnya. Ini membuat mereka mampu melihat atau merasakan kehadiran arwah atau makhluk gaib lain, yang sering kali berfungsi sebagai jembatan antara dunia manusia dan alam spiritual.
Sering mendapatkan keberuntungan
Keberuntungan juga menjadi salah satu ciri khas dari pemilik weton tulang wangi. Mereka diyakini sering mengalami kemudahan dalam hidup, seperti lancar dalam urusan finansial, kemudahan mendapatkan pekerjaan, serta hubungan sosial yang baik. Hal ini dianggap sebagai hasil dari aura yang mereka pancarkan dan daya tarik spiritual yang terpancar dari diri mereka.
Mitos weton tulang wangi dan malam 1 Suro
Malam 1 Suro menjadi perayaan yang sangat dihormati dalam budaya Jawa. Malam ini dirayakan sebagai tahun baru dalam penanggalan Jawa dan sering diisi dengan ritual-ritual sakral, seperti doa, ziarah kubur, dan berbagai macam kesenian. Pada malam ini, masyarakat percaya bahwa energi spiritual sangat kuat, dan aktivitas tersebut bertujuan untuk memohon keselamatan dan keberkahan dalam hidup.
Weton tulang wangi sangat terkait dengan perayaan malam 1 Suro. Masyarakat meyakini bahwa pada malam tersebut, individu dengan weton tulang wangi lebih rentan terhadap gangguan makhluk halus. Oleh karena itu, kebanyakan dari mereka memilih untuk tetap berada di rumah dan menjalankan berbagai ritual untuk menghindari interaksi yang tidak diinginkan dengan makhluk halus yang lebih aktif pada malam itu.
Adat menyarankan agar orang-orang dengan weton tulang wangi tidak keluar rumah pada malam 1 Suro. Ini adalah bagian dari tradisi turun-temurun yang diyakini dapat melindungi mereka dari gangguan makhluk gaib. Larangan ini bertujuan untuk menjaga keselamatan dan menghormati warisan leluhur, serta menguatkan keyakinan masyarakat akan dunia spiritual yang bersebelahan dengan kehidupan sehari-hari.
Daftar weton tulang wangi dan keistimewaannya
Terdapat 11 kombinasi weton yang dianggap sebagai weton tulang wangi dalam tradisi Jawa. Kombinasi ini mencakup:
-
Senin Kliwon
-
Senin Wage
-
Senin Pahing
-
Selasa Legi
-
Rabu Pahing
-
Rabu Kliwon
-
Kamis Wage
-
Sabtu Wage
-
Sabtu Legi
-
Minggu Pon
-
Minggu Kliwon
Orang-orang yang lahir dengan weton tulang wangi diyakini memiliki berbagai kelebihan dan potensi menarik. Mereka sering digambarkan memiliki daya tarik spiritual, keberuntungan dalam finansial, dan kemampuan untuk menginspirasi orang lain di sekitarnya. Hal ini membuat mereka menjadi individu yang diizinkan untuk memimpin dan memiliki pengaruh yang luas di dalam komunitas mereka.
Keberuntungan yang sering dialami oleh pemilik weton tulang wangi dapat terlihat dari berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Mereka cenderung memiliki rezeki yang lancar, hubungan sosial yang baik, serta keberhasilan dalam berbagai usaha yang mereka jalani. Hal ini juga berkontribusi pada reputasi positif yang mereka miliki di lingkungan sosial mereka.