Penulis: Nuha Khairunnisa
Editor: Margareth Ratih. F
Belakangan ini, gaya hidup zero waste atau nol sampah semakin populer dan mulai diterapkan oleh banyak orang di berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia.
Konsep zero waste berfokus pada pengurangan sampah atau limbah dengan cara memperpanjang siklus sumber daya. Tujuannya adalah untuk mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan oleh sampah terhadap kelestarian alam dan lingkungan.
Gaya hidup zero waste berawal dari keresahan atas besarnya permasalahan sampah di dunia saat ini. Data Bank Dunia memperkirakan jumlah sampah global akan meningkat dari 2,01 miliar ton di tahun 2016 menjadi 3,40 miliar ton di tahun 2050.
Sampah plastik menjadi momok terbesar dalam pemecahan permasalahan sampah. Sifat plastik yang sulit terurai membuatnya rentan mencemari tanah dan air, serta mengancam kelestarian biota laut.
Kesadaran akan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh tumpukan sampah menjadi pondasi penting dari gaya hidup zero waste.
Cara menerapkan gaya hidup zero waste
Gaya hidup zero waste sebenarnya tidak terlalu sulit untuk diterapkan. Hanya saja, dibutuhkan konsistensi dan kesadaran yang tinggi akan dampak yang ditimbulkan sampah terhadap Bumi, terutama bagi generasi di masa mendatang.
Zero waste dapat dimulai dari diri sendiri di lingkup terkecil yaitu rumah. Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah dengan mengurangi penggunaan barang sekali pakai.
Misalnya, Anda bisa mengganti tisu dengan potongan kain untuk mengelap kotoran atau mengeringkan permukaan yang basah.
Tidak seperti tisu yang langsung dibuang setelah digunakan, kain bisa dicuci dan digunakan kembali di waktu mendatang.
Selain tisu, sampah rumah tangga lainnya yang paling banyak dihasilkan adalah plastik, mulai dari kantong plastik hingga botol plastik.
Untuk mengurangi sampah kantong plastik, Anda bisa membawa kantong belanja sendiri yang bisa digunakan berulang kali. Sementara itu, sampah berupa botol plastik bisa diantisipasi dengan membawa botol minum sendiri saat bepergian.
Selanjutnya, Anda juga dapat menerapkan prinsip 5R yaitu reduce, reuse, recycle, rot dan refuse (mengurangi, menggunakan kembali, mendaur ulang, mengompos, dan menolak).
Prinsip reduce dapat diterapkan dengan mengurangi pembelian barang-barang yang tidak diperlukan, reuse dengan menggunakan kembali barang-barang yang masih layak pakai, dan recycle dengan melakukan daur ulang sampah.
Sementara itu, prinsip rot bisa dilakukan dengan membuat kompos dari sampah-sampah organik. Terakhir, prinsip refuse yaitu menolak menerima barang-barang sekali pakai yang ditawarkan oleh orang lain, misalnya tawaran untuk menggunakan kantong plastik saat berbelanja di supermarket.
Tak kalah penting, edukasi terkait gaya hidup zero waste juga perlu disebarluaskan secara lebih masif. Anda dapat berbagi pengetahuan sekaligus mengajak keluarga, teman, dan komunitas lokal untuk turut menerapkan gaya hidup zero waste.
Bagaimana, sudah siap untuk menjalankan gaya hidup zero waste?
KOMENTAR
Latest Comment