Apa yang Terjadi pada Tubuh Kita Saat Melakukan Donor Darah?

15 Apr 2025 21:24 WIB

thumbnail-article

Petugas PMI menunjukkan kantong darah yang baru saja diambil dari pendonor.(Foto: ANTARA/Kuntum Khaira Riswan) .

Penulis: Rizal Amril

Editor: Rizal Amril

Dengan melakukan donor darah, kita bisa ikut berkontribusi terhadap keselamatan seseorang.

Ada banyak orang yang memerlukan transfusi darah. Menukil laman resmi Palang Merah Indonesia, setiap delapan detik ada orang yang membutuhkan transfusi darah di Indonesia.

Bagi mereka yang sangat membutuhkan, adanya pendonor darah bisa sangat krusial.

Selain bermanfaat untuk orang yang membutuhkan, donor darah juga ternyata bermanfaatkan secara medis bagi pendonor.

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh kita ketika melakukan donor darah, bagaimana kehilangan darah bisa berdampak positif bagi kesehatan?

Efek donor darah pada tubuh

Saat seseorang melakukan donor darah, terjadi pengurangan volume darah dalam tubuh. Rata-rata, setiap pendonor dapat menyumbangkan sekitar 450 ml darah, yang merupakan sekitar 10% dari total volume darah dalam tubuh.

Hal ini seharusnya tidak mengancam kesehatan, karena tubuh memiliki kapasitas untuk mengelola pengurangan ini.

Namun, penting untuk diingat bahwa volume darah ini sebagian besar terdiri dari plasma dan sel darah, yang berfungsi dalam berbagai proses fisiologis.

Setelah donor darah, tubuh akan segera memberikan respons terhadap kehilangan volume, ini termasuk peningkatan rasa kantuk dan kelelahan.

Proses tersebut normal terjadi karena darah yang hilang terutama mengandung sel darah merah yang bertanggung jawab membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Saat jumlah sel darah merah tiba-tiba menurun, suplai oksigen ke jaringan tubuh berkurang, yang dapat membuat individu merasa lebih lelah dari biasanya.

Walaupun demikian, sebagian besar orang akan mulai merasa lebih baik dalam beberapa hari setelah donor saat tubuh mulai memproduksi kembali sel-sel darah yang hilang.

Mekanisme pemulihan sel darah setelah donor

Sebagian besar orang mungkin tidak menyadari bahwa tubuh memiliki kemampuan luar biasa dalam regenerasi sel darah.

Ketika pendonor kehilangan darah, sumsum tulang belakang akan mulai memproduksi lebih banyak sel darah merah untuk menggantikan yang hilang.

Proses ini dipicu oleh pengurangan kadar oksigen dalam darah yang terdeteksi oleh sel-sel tertentu di dalam tubuh.

Hormon yang disebut eritropoietin akan dilepaskan untuk merangsang sumsum tulang agar memproduksi sel darah merah baru.

Proses ini biasanya memerlukan waktu antara 4 hingga 8 minggu untuk mengembalikan jumlah sel darah merah ke tingkat normal setelah donor darah.

Selain sel darah merah, komponen darah lain seperti plasma dan trombosit juga harus dipulihkan.

Plasma, yang terdiri dari lebih dari 90% air, akan mulai diperbaharui segera setelah donor.

Proses pemulihan ini dipengaruhi oleh seberapa banyak cairan yang dikonsumsi pendonor setelah donor darah.

Penggantian trombosit juga terjadi dengan cepat; biasanya, tubuh dapat memproduksi kembali jumlah trombosit yang hilang dalam waktu satu minggu.

Proses pemulihan tersebut terjadi dalam kurun waktu yang relatif bervariasi, namun umumnya seluruh proses pemulihan akan terjadi pada waktu sekitar 8 minggu.

Manfaat kesehatan dari donor darah

Proses biologis yang terjadi pada saat kita melakukan donor darah tersebut kemudian akan memberikan manfaat bagi tubuh, berupa:

1. Menjaga kesehatan jantung

Donor darah secara teratur dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kesehatan jantung.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang rutin mendonorkan darah dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan serangan jantung.

Dengan melakukan donor, aliran darah menjadi lebih lancar, yang mengurangi kemungkinan penyumbatan arteri dan meningkatkan kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan.

Penurunan kadar kolesterol dan pengaturan tekanan darah juga merupakan bagian dari manfaat ini.

2. Mendeteksi penyakit dini

Sebelum donor darah, proses screening kesehatan umum akan dilakukan, termasuk tes darah untuk mendeteksi penyakit serius seperti HIV, hepatitis B dan C, serta sifilis.

Prosedur ini memungkinkan pendonor untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi kesehatan mereka secara keseluruhan, dan dalam beberapa kasus, mendeteksi adanya masalah kesehatan yang memerlukan perhatian lebih lanjut.

3. Mengatur kadar zat besi dalam tubuh

Donor darah dapat membantu mengatur kadar zat besi dalam tubuh.

Bagi orang yang memiliki kadar zat besi yang tinggi, donor darah dapat menjadi cara untuk menurunkannya ke level normal, sehingga mencegah efek samping negatif dari kelebihan zat besi, seperti kerusakan organ dan masalah kesehatan lainnya.

Hal ini menunjukkan pentingnya donor darah sebagai bagian dari gaya hidup sehat.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER