Memahami Dampak Badai Matahari yang Bisa Sebabkan Kiamat Internet

13 Juni 2023 21:06 WIB

Narasi TV

Ilustrasi badai Matahari super yang dapat menyebabkan kiamat internet. Foto merupakan gambar badai Matahari yang tertangkap kamera NASA pada 2013. (Sumber: NASA)

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Rizal Amril

Bisakah kamu membayangkan hidup tanpa internet? Di masa depan, bayangan kiamat internet tersebut bisa menjadi kenyataan. 

Ada kemungkinan manusia akan melewati masa-masa tanpa internet yang berlangsung selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. 

Badai Matahari super diprediksi akan menjadi dalang dari skenario tersebut. Ketika fenomena alam itu terjadi, Bumi diprediksi akan mengalami kiamat internet atau internet apocalypse.

Sangeetha Abdu Jyothi dari University of California, Irvine sekaligus peneliti di VMare Research memaparkan kemungkinan terjadinya kiamat internet dalam artikel jurnal yang terbit pada 2021.

Dalam artikelnya, Jyothi menyebut partikel Matahari yang terlepas saat terjadinya badai Matahari super atau coronal mass ejection (CME) dapat mengganggu medan magnet Bumi dan menciptakan badai geomagnetik di atmosfer. 

Badai magnetik ini dapat mengganggu infrastruktur penting di Bumi seperti jaringan listrik, satelit navigasi, komunikasi radio pesawat, hingga merusak kabel bawah laut yang menjadi penghubung koneksi internet antarbenua. 

Apa itu badai Matahari super?

Setiap beberapa waktu, Matahari melepaskan partikel magnetik yang dikenal dengan sebutan angin surya atau solar wind

Salah satu efek angin surya terhadap Bumi yaitu munculnya aurora di daerah yang dekat dengan kutub utara dan kutub selatan. 

Pada suatu waktu, angin surya dapat berkembang menjadi badai berskala besar yang memberikan dampak luar biasa bagi kehidupan di Bumi. Fenomena inilah yang disebut dengan badai Matahari super. 

Badai ini sebenarnya tergolong langka. Persentase terjadinya badai Matahari super yang secara langsung berdampak terhadap Bumi hanyalah sebesar 1,6 sampai 12 persen per dekade. 

Sepanjang sejarah, badai serupa hanya pernah tercatat sebanyak tiga kali, yaitu di tahun 1859, 1921, dan 1989.

Badai yang terjadi terakhir menyebabkan padamnya listrik di seluruh wilayah Quebec, Kanada selama sembilan jam. 

Sejak saat itu, teknologi telah berkembang dengan sangat pesat. Hari ini, masyarakat dunia sangat bergantung dengan keberadaan internet yang sangat rentan terkena dampak dari badai Matahari. 

Para peneliti menekankan ketidaksiapan warga dunia dalam menghadapi skenario terburuk berupa kiamat internet yang sangat mungkin terjadi jika tidak ada persiapan khusus sebelum badai Matahari benar-benar terjadi.

“Infrastruktur kita tidak siap untuk fenomena Matahari dalam skala besar. Kita punya pemahaman yang sangat terbatas tentang sejauh mana kerusakan dapat terjadi,” tulis Jyothi dalam artikelnya.

NASA luncurkan Solar Probe

Sebagai bagian dari misi pencegahan kiamat internet, The National Aeronautics and Space Administration (NASA) telah meluncurkan Parker Solar Probe (PSP) pada 2018. 

Pesawat ruang angkasa itu telah melakukan perjalanan menembus angin surya dan berhasil mendekati permukaan Matahari.

PSP bertindak sebagai observer yang mengumpulkan informasi terkait aktivitas Matahari. 

Angin surya membawa banyak informasi dari Matahari ke Bumi, sehingga penting untuk memahami mekanismenya untuk alasan-alasan praktis. 

“Hal itu akan mempengaruhi kemampuan kita untuk memahami bagaimana Matahari melepaskan energi dan mendorong badai geomagnetik yang mengancam jaringan komunikasi kita,” ujar Profesor Stuart Bale dari California University dilansir dari The Weather Channel

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR