Ayah-Bunda, Begini Cara Ajarkan Kesetaraan Gender pada Anak Sejak Dini

17 Apr 2025 00:50 WIB

thumbnail-article

Ilustrasi kesetaraan gender. (Freepik) .

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Nuha Khairunnisa

Mengajarkan kesetaraan gender pada anak bukan sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan. Anak-anak perlu memahami bahwa baik laki-laki maupun perempuan memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dalam kehidupan sehari-hari.

Pengenalan terkait kesetaran gender merupakan langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang adil, yang saling menghargai dan menghormati antar setiap individu. Dengan pengetahuan tentang kesetaraan, anak-anak akan belajar bahwa baik laki-laki maupun perempuan berhak untuk mengejar impian dan berkontribusi dalam masyarakat tanpa terhalang oleh perbedaan jenis kelamin.

Pentingnya menghapus stigma terkait peran gender

Stereotip gender masih sangat dominan dalam masyarakat, dan tugas orang tua adalah membantu anak-anak menghapus pandangan sempit ini. Misalnya, kegiatan seperti memasak tidak eksklusif untuk perempuan, demikian juga olahraga tertentu tidak hanya untuk laki-laki. Anak-anak perlu diajarkan bahwa keahlian dan hobi dapat dimiliki tanpa memandang gender. Dengan memberikan pemahaman ini, anak-anak bisa tumbuh dengan mindset yang terbuka dan tidak terpengaruh oleh stigma yang ada.

Anak-anak yang diajarkan tentang kesetaraan gender cenderung menjadi individu yang lebih empatik dan saling menghargai. Dengan demikian, mereka akan mampu membangun hubungan yang sehat dengan teman sebaya, baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini penting untuk mengurangi konflik dan meningkatkan kerjasama dalam berbagai aspek kehidupan. Generasi yang saling menghargai akan menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan inklusif.

Strategi mengajarkan kesetaraan gender pada anak

Memberikan contoh perilaku yang adil

Salah satu cara paling efektif untuk mengajarkan kesetaraan gender pada anak adalah dengan menjadi contoh yang baik. Orang tua dapat menunjukkan perilaku yang adil dan setara dalam aktivitas sehari-hari, seperti membagi tugas rumah tangga atau mengekspresikan emosi dengan terbuka. Ketika anak melihat orang tua mereka berperilaku tanpa memandang gender dalam kehidupan sehari-hari, mereka akan lebih mungkin meniru perilaku tersebut.

Menggunakan bahasa yang inklusif

Bahasa yang digunakan oleh orang tua dapat berdampak besar pada cara pandang anak terhadap gender. Menghindari istilah yang mengandung bias gender dan menggunakan bahasa yang inklusif adalah langkah penting dalam mengajarkan kesetaraan. Misalnya, sebutlah “dokter” daripada “dokter perempuan” dan “anak-anak” alih-alih “anak laki-laki dan perempuan”. Penggunaan bahasa yang netral akan membantu anak belajar melihat setiap individu tanpa adanya label gender.

Melibatkan anak dalam semua aktivitas rumah tangga

Melibatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga adalah cara lain untuk menunjang pemahaman mereka tentang kesetaraan gender. Orang tua dapat mengajak anak untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas, seperti memasak, mencuci, dan membersihkan rumah tanpa membeda-bedakan jenis kelamin. Dengan demikian, anak-anak tidak hanya belajar keterampilan, tetapi juga menginternalisasi bahwa semua orang memiliki tanggung jawab yang sama.

Cara mengatasi paparan stereotip gender dari lingkungan

Hindari pembatasan aktivitas

Sering kali, anak-anak dibatasi dalam aktivitas berdasarkan jenis kelamin mereka. Misalnya, anak laki-laki dilarang melakukan pekerjaan “perempuan” dan sebaliknya. Orang tua perlu menghindari pembatasan ini dan mendorong anak-anak untuk mencoba semua jenis aktivitas. Ini akan membantu anak-anak mengembangkan kemampuan mereka secara optimal dan memupuk rasa percaya diri.

Peran media dalam membentuk pandangan anak

Media memiliki pengaruh besar dalam membentuk pandangan anak tentang gender. Oleh karena itu, orang tua perlu lebih selektif dalam memilih tayangan atau buku bacaan bagi anak-anak. Perkenalan karakter dan cerita yang menampilkan nilai-nilai kesetaraan gender dapat memberikan dampak positif. Diskusikan dengan anak tentang konten yang mereka konsumsi agar mereka bisa berpikir kritis dan mendiskusikan nilai-nilai yang mereka pelajari.

Menciptakan lingkungan belajar yang beragam

Lingkungan belajar yang mencerminkan keberagaman baik dalam hal gender maupun latar belakang budaya dapat meningkatkan pemahaman anak tentang kesetaraan. Menyediakan kesempatan bagi anak-anak untuk berinteraksi dengan individu dari berbagai latar belakang akan membantu mereka memahami bahwa perbedaan adalah hal yang biasa dan tidak menjadi penghalang untuk saling menghargai.

Tips mengembangkan empati dan perasaan anak

Menjadi pendengar yang baik untuk anak

Orang tua perlu menjadi pendengar yang baik dan terbuka untuk mendengarkan perasaan serta kekhawatiran anak. Tanyakan kepada mereka tentang pengalaman mereka dan berikan dukungan ketika mereka menghadapi situasi sulit. Dengan memberikan perhatian dan pengertian, anak akan merasa dihargai dan lebih berani untuk mengekspresikan emosi mereka.

Menjelaskan pentingnya mengekspresikan emosi

Menyampaikan kepada anak-anak bahwa semua orang memiliki perasaan dan bahwa mengekspresikannya adalah hal yang wajar dan sehat. Ajarkan pada mereka bahwa menangis atau menunjukkan emosi bukan merupakan tanda kelemahan, melainkan bagian dari kemanusiaan. Kemampuan mengekspresikan diri secara positif akan berdampak baik terhadap kesehatan mental anak.

Mendukung setiap minat dan bakat anak

Orang tua sebaiknya mendukung segala minat anak, terlepas dari stereotip gender yang ada. Jika anak perempuan suka bermain sepak bola atau anak laki-laki tertarik untuk memasak, dorong mereka untuk mengeksplorasi minat tersebut. Hal ini akan membantu mereka merasa bebas untuk menjadi diri mereka sendiri. Dengan demikian, anak akan memiliki kepercayaan diri dan mampu menghargai perbedaan di antara mereka.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, orang tua dapat membantu anak-anak mereka memahami konsep kesetaraan gender dengan baik sejak dini. Hal ini akan membentuk generasi masa depan yang lebih adil, inklusif, dan saling menghargai.

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER