5 Mei 2023 13:05 WIB
Penulis: Elok Nuri
Editor: Rizal Amril
Al Karim merupakan salah satu dari 99 asmaulhusna yang melekat pada Allah Swt. Sebagai muslim yang taat, kita dianjurkan untuk meneladani asma Allah, salah satunya Al Karim.
Muhammad Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul Wawasan Al-Qur'an: Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat (2000), menjelaskan meneladani sifat Allah adalah perintah yang selayaknya dilakukan umat Islam.
Adalah Nabi Muhammad saw. lah yang memerintah hal tersebut. "Takhallaqu bi akhlaq Allah," kata Rasulullah, sebagaimana dikutip dari buku Quraish Shihab. Artinya, "Berakhlaklah (teladanilah) sifat-sifat Allah."
Akan tetapi, sebelum meneladani asmaulhusna Alkarim, kita harus terlebih dahulu memahami makna dari Alkarim.
Lantas, apa makna yang terkandung dalam asma Alkarim? Bagaimana kita dapat meneladani asma Allah Swt. yang satu ini?
Sebelum membahas lebih lanjut, melansir dari laman NU Online, membaca asmaul husna memiliki manfaat dan keutamaan, penjelasan ini mengutip kitab karangan Muhammad bin Alwi al-Aidarus dengan judul Khawwâsh Asmâ` ul-Husnâ Littadâwi wa Qadhâ il-Hâjât.
فَذِكْرُهَا نَافِعٌ لِلدُّنْيَا وَالدِّيْنِ وَالآخِرَةِ، وَذِكْرُهَا يُسَمَّى مَجْمَعَ الْخَيْرَاتِ وَمَفَاتِحَ الْبَرَكَاتِ وَمَجَلَّى التَّجَلِّيَاتِ، مَاوَاظَبَ عَلَيْهَا مَكْرُوْبٌ إِلَّا فَرَّجَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ كُرْبَةً، وَلَا مَدْيُوْنٌ إِلَّا قَضَى اللهُ تَعَالَى دِيْنَهُ، وَلَا مَغْلُوْبٌ إِلَّا نَصَرَهُ اللهُ تَعَالَى، وَلَامَظْلُوْمٌ إِلَّا رَدَّ اللهُ تَعَالَى مَظْلَمَتَهُ، وَلَا ضَالٌّ إِلَّا هَدَاهُ اللهُ، وَلَامَرِيْضٌ إِلَّا شَفَاهُ اللهُ تَعَالَى، وَلَا مُظْلِمُ الْقَلْبِ إِلَّاَ نَوَّرَ اللهُ تَعَالَى بِهَا قَلْبَهُ
Artinya, “Menyebut asmaul husna bermanfaat bagi (urusan) dunia, agama, dan akhirat, dan zikirnya dinamakan kumpulan kebaikan-kebaikan, kunci-kunci keberkahan, dan singkapan kejelasan. Tidaklah kesulitan yang ditekuni dengan asmaul husna melainkan Allah lapangkan kesulitannya, tidaklah hutang melainkan Allah tunaikan hutangnya, tidaklah kekalahan melainkan Allah akan menolongnya, tidak orang yang dizalimi melainkan Allah kembalikan kezalimannya, tidaklah orang yang sesat melainkan Allah beri petunjuk, tidakkah orang yang sakit melainkan Allah sembuhkan penyakitnya, tidaklah kegelapan hati melainkan Allah terangi hatinya dengan asmaul husna.”
Sementara itu Al Karim memiliki makna Allah Mahamulia, yang berarti bahwa Allah Maha Pemberi kebaikan kepada umat-Nya, penjelasan ini berdasarkan firman Allah Swt surat An-Naml Ayat 40 berikut:
قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ ۚ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ
Qālal-lażī ‘indahū ‘ilmum minal-kitābi ana ātīka bihī qabla ay yartadda ilaika ṭarfuk(a), falammā ra'āhu mustaqirran ‘indahū qāla hāżā min faḍli rabbī, liyabluwanī a'asykuru am akfur(u), wa man syakara fa'innamā yasykuru linafsih(ī), wa man kafara fa'inna rabbī ganiyyun karīm(un).
Artinya, "Seorang yang mempunyai ilmu dari kitab suci berkata, “Aku akan mendatangimu dengan membawa (singgasana) itu sebelum matamu berkedip.” Ketika dia (Sulaiman) melihat (singgasana) itu ada di hadapannya, dia pun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau berbuat kufur. Siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri. Siapa yang berbuat kufur, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi Mahamulia.”
Melansir Kemenag, maksud dari Mahamulia atau Alkarim dalam ayat di atas dapat ditafsirkan bahwa Allah Swt. adalah Dzat yang selalu berbuat baik dan “tidak pernah melakukan sesuatu yang tak terpuji."
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk meneladani asmaul husna Alkarim, kita sebagai manusia harus selalu berusaha untuk melakukan hal baik dan tidak melakukan hal yang tidak terpuji.
Jika dikontekskan dalam kehidupan sehari-hari, maka banyak perilaku yang dapat dijadikan sebagai cara untuk meneladani asmaul husna Alkarim.
Berbuat baik kepada setiap makhluk Tuhan, seperti manusia, hewan, dan tumbuhan, bisa menjadi salah satu contohnya.
Kita juga dapat meneladani asma Alkarim dengan berusaha untuk tidak melakukan sesuatu yang tidak terpuji yang bisa mencederai fisik dan hati makhluk lain.
Sebagai contoh, ikut merawat tumbuhan dan menentang deforestasi sebagai upaya untuk menjaga ekosistem tempat hidup segala makhluk Allah Swt. dapat jadi salah satu cara untuk meneladani Alkarim.
Setelah memahami maknanya, kini kamu bisa meneladaninya untuk kehidupan sehari-hari.
Berikut ini merupakan beberapa contoh sikap dan perilaku yang dapat kita lakukan untuk meneladani asmaul husna Alkarim:
Contoh di atas tentu dapat diperpanjang dan dapat diperluas selagi masih menggunakan tolok ukur kemuliaan Allah Swt. sebagai panutannya.
KOMENTAR
Latest Comment