Bahlil Sebut Negara dan Warga Rugi Besar Jika Xinyi Batal Investasi di Rempang

19 September 2023 14:09 WIB

Narasi TV

Menteri Investasi/BPKM Bahlil Lahadalia. Sumber: Antara.

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Margareth Ratih. F

Menteri Investasi/BPKM Bahlil Lahadalia menyebut Indonesia akan mengalami banyak kerugian jika perusahaan China Xinyi Group batal berinvestasi di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau. 

Investasi itu bisa saja batal jika konflik yang terjadi di daerah tersebut tidak segera diatasi. 

Kerugian yang akan dialami yakni dari segi pendapatan pemerintah maupun perekonomian masyarakat. 

Menurut Bahlil, potensi kerugian yang muncul dari nilai investasi di Rempang mencapai angka lebih dari Rp300 triliun. 

“Ini investasinya total Rp300 triliun lebih, tahap pertama itu Rp175 triliun. Kalau ini lepas, itu berarti potensi pendapatan asli daerah (PAD) dan penciptaan lapangan pekerjaan untuk saudara-saudara kita di sini itu akan hilang,” kata Bahlil dalam keterangan resmi, Senin (18/9/2023). 

Oleh sebab itu, Bahlil menilai rencana investasi di Rempang harus tetap berjalan demi kepentingan rakyat. 

Menurutnya, investasi itu diperlukan untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat sekaligus penyerapan tenaga kerja. 

Bahlil juga mengungkap bahwa penanaman modal asing (FDI) global terbesar saat ini berada di negara tetangga. Saat ini, Indonesia tengah bersaing untuk menarik investor asing masuk ke dalam negeri. 

Karena itu, ia berharap supaya permasalahan di Rempang tidak terus berlarut-larut. 

“Ini kami ingin merebut investasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Kalau kita menunggunya terlalu lama, emang dia mau tunggu kita? Kita butuh mereka juga, tapi kita harus hargai yang di dalam,” ujar Bahlil. 

Sebut demo di luar kelaziman

Sebelumnya, Bahlil sempat menyebut bahwa demo penolakan relokasi yang dilakukan warga Rempang pada 11 September lalu di luar kelaziman. 

“Saya lihat batu dipukul ke polisi juga tak bagus begitu. Saya sebagai mantan demonstran, mantan aktivis, melihat itu di luar kelaziman yang pernah kita lakukan,” ujar Bahlil usai memimpin rapat Pengembangan Pulau Rempang di batam, Minggu (17/9/2023). 

Bahlil meyakinkan bahwa investasi di Pulau Rempang ditujukan untuk pembukaan lapangan kerja dan demi kesejahteraan masyarakat. 

“Yakinlah, ini investasinya untuk kesejahteraan rakyat. Ini menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan dan masyarakat yang akan kita geser itu mereka juga akan diberikan hak-haknya. Kita pemerintah juga punya hati,” tegas Bahlil. 

Rencana investasi Rp174 triliun

Pulau Rempang yang luasnya mencapai 17 ribu hektare (ha) akan direvitalisasi menjadi kawasan modern bernama Rempang Eco-City.

Kawasan itu nantinya mencakup sektor industri, hunian, dan pariwisata yang terintegrasi. 

Inisiatif pembangunan Rempang Eco-City bertujuan untuk meningkatkan daya saing Indonesia di kawasan Asia Tenggara. 

Perusahaan kaca terbesar di dunia yang berasal dari China, Xinyi Group, telah menunjukkan keinginan untuk berinvestasi sebesar 11,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp174 triliun sampai dengan 2080.

Namun, rencana itu menemui kendala akibat konflik yang terjadi di Rempang sehubungan dengan pembebasan lahan untuk proyek Rempang Eco-City. 

Masyarakat adat di Rempang menolak penggusuran tempat tinggal mereka untuk pembangunan proyek tersebut. 

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR