Bayi Prematur di Gaza yang Berhasil Dievakuasi Harus Dilarikan ke Rumah Sakit Mesir

21 Nov 2023 20:10 WIB

thumbnail-article

Petugas PBB tengah mengevakuasi bayi dari Gaza. (Sumber: Twitter/@DrTedros)

Penulis: Elok Nuri

Editor: Rizal Amril

Badan Kesehatan PBB (WHO) menyatakan berhasil mengevakuasi bayi-bayi yang lahir prematur dari Gaza di tengah serangan Israel di Gaza yang masih berlanjut hingga kini.

Melalui akun media sosial X pribadinya, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan bahwa sebanyak 31 bayi dan 6 tenaga kesehatan telah berhasil dievakuasi dari Gaza.

WHO dan Organisasi Bulan Sabit Merah Palestina telah melakukan misi evakuasi bayi dari Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza.

"Sebanyak 31 bayi yang sakit parah dievakuasi, bersama 6 petugas kesehatan, dan 10 anggota keluarga staf kesehatan," tulis Tedros pada Minggu (19/11).

Berdasarkan keterangan Tedros, proses evakuasi tersebut melibatkan 6 ambulans dari Palang Merah Palestina sebagai sarana mobilisasi bayi ke tempat yang lebih aman.

Bayi-bayi tersebut kini telah berada di Rumah Sakit Bersalin Al-Helal Al-Emairati di Kota Rafah, Gaza bagian selatan untuk mendapatkan perawatan intensif.

Setelah misi evakuasi tersebut, Tedros juga menyatakan bahwa WHO akan melakukan proses evakuasi pasien dan staf kesehatan lain yang masih berada di Rumah Sakit Al-Shifa.

Sebanyak 28 bayi prematur yang dievakuasi harus dilarikan ke RS Mesir

Evakuasi ini juga melibatkan lembaga Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina. 

Melalui akun media sosia X milik lembaga tersebut, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina membagikan momen evakuasi tersebut melalui foto-foto yang mereka bagikan.

“Hari ini, tim layanan medis darurat PRCS, yang dikoordinasikan oleh WHO dan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), berhasil mengevakuasi 31 bayi prematur dari Rumah Sakit Al-Shifa,” tulis mereka pada Minggu (19/11).

Akan tetapi, hari ini pada Selasa (21/11), Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina menyatakan bahwa 28 bayi lahir prematur yang berhasil dievakuasi pada Minggu harus dilarikan ke Mesir untuk mendapat perawatan lanjutan.

"Langkah ini diambil karena kondisi kesehatan anak-anak yang buruk akibat pemadaman listrik di tempat penitipan anak serta konsumsi air dan susu yang terkontaminasi, sehingga menimbulkan komplikasi kesehatan yang memerlukan perawatan segera di luar negeri," tulis mereka.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER